Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

baik. Pada saat melaksanakan permainan tradisional dari awal sampai akhir, anak-anak masih tetap bersemangat dalam mengikuti permainan tradisional padahal kegiatan yang dilaksanakan tergolong pada permainan yang cukup berat. Permainna yang dilakukan di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul adalah ombak banyu, lompat tali dan sundamandah. Ketiga permainan tersebut bisa membantu anak untuk bergerak aktif dan membuat otot-otot bekerja dengan maksimal sehingga kesehatan anak setelah mengikuti permainan ini akan lebih bugar. 2 Aspek psikologis, yang meliputi kemampuan berpikir, berhitung, kemampuan membuat strategi, mengatasi hambatan, daya ingat, kreativitas, fantasi serta perasaan irama. Dengan mengikuti permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul, dilihat dari aspek psikologis anak setelah mengikuti permainan tradisional, kemampuan berpikir dan cara mengatasi hambatan yang dimiliki anak, menjadi lebih baik hal ini ditunjukan pada saat mereka mengikuti permainan tradisional ombak banyu karena mereka akan berfikir bagaimana cara bisa melintasi ombak tanpa menyentuh karet. Kemampuan berhitung dan mengingat juga terlatih disini pada saat peserta didik antri dalam memainkan permainan tradisional, mereka berhitung dan mengingat pada urutan keberapakah mereka mendapat giliran untuk bermain. Kreatifitas dan fantasi anak juga berkembang setelah mereka diajarkan cara melompat, 131 ada yang dengan melompat dengan kedua kaki secara bersamaan, ada juga yang melangkahkan kakinya dalam bermain lompat tali. 3 Aspek sosial, yang meliputi kerjasama, keteraturan, serta hormat menghormati. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan media permainan tradisional, aspek sosial yang dimiliki peserta didik menjadi lebih baik . Pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan lancar, Pada saat melaksanakan permainan tradisional peserta didik bisa mengikuti dengan teratur dan tertib dan setelah melaksanakan permainan tradisional, anak-anak yang tadinya malu-malu menjadi lebih percaya diri, selain itu juga jiwa sosial mulai terlihat baik setelah diadakannya permainan tradisional dan guru bisa menjadikan peserta didik menjadi lebih berani dan bisa bekerja sama dengan baik antara teman yang satu dengan yang lainnya. Permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak dikemudianhari Sukirman Dharmamulya, 2008: 29. Permainan tradisional juga dianggap sebagai aset budaya dan modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan keberadaan dan identitasnya serta dapat memberikan ciri dan waktu khas tertentu pada suatu kebudayaan. Berdasarkan pernyataan di atas, pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional telah memperjelas bahwa prmainan 132 tradisional adalah aset budaya yang harus dikembangkan oleh pendidikan di Indonesia. Dengan media pembelajaran permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul, guru mampu melestarikan kebudayaan yang ada disekitar Omah Pasinaon serta peserta didik mampu mengenal salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa kita sehingga permainan- permainan tradisional tidak begitu saja mudah dilengserkan dengan datangnya permainan- permainan yang jenisnya adalah modern. 2. Pelaksanaan permainan tradisional yang dilaksanakan di PAUD Sarwo Agung. a. Pendahuluan 1 Perencanaan Perencanaan kegiatan permainan tradisional semester ini ada 3 jenis permainan tradisional yaitu bermain ombak banyu, lompat tali dan sundamandah dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitar lembaga Omah Pasinaon Karangmojo Bejharjo Gunung Kidul. 2 Materi Sistem pembelajaran permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung adalah fun game yaitu permainan-permainan ringan yang menyenangkan bagi peserta. Selain untuk mencapai tujuan dari permainan tradisional itu sendiri, permainan tradisional juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional dalam pendidikan. 3 Strategi pembelajaran 133 Strategi pembelajaran permainan tradisional dilakukan dengan mengemas dan membentuk kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media permainan tradisional secara sistematis disesuaikan dengan sasaran permainan tradisional yaitu anak-anak. 4 Sarana dan Prasarana PAUD Sarwo Agung Karangmojo Bejiharjo Gunung Kidul dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan perminan tradisional adalah Aula Omah Pasinaon yang ada di PAUD Sarwo Agung serta memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitar PAUD seperti karet bekas yang dirangkai dan batu kapur untuk membuat pola sundamandah. b. Pelaksanaan 1 Pendahuluan Guru terlebih dahulu memimpin doa dan mempersiapkan alat- alat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan permainan tradisional seperti ombak banyu, lompat tali dan juga permainan sundamandah. Pendidik memberikan ceramah kepada peserta didik mengenai permainan apa saja yang akan dilaksanakan pada hari itu. Setelah kegiatan awal dilakukan peneliti melihat alat- alat yang digunakan dalam melaksanakan permainan tradisional adalah karet yang dirangkai menjadi rangkaian tali yang disusun sendiri oleh peserta didik dengan dipandu oleh pendidik 134 PAUD Sarwo Agung dan secara bersama-sama mencari batu kapur untuk kegiatan pembelajaran. 2 Inti a Permainan tradisional ombak banyu permainan ombak banyu di PAUD Sarwo Agung, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul dilaksanakan pada awal pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan fokus anak di pagi hari sebelum pembelajaran pada kegiatan inti dimulai. b Permainan tradisional lompat tali kegiatan bermain lompat tali dilakukan di urutan ke dua, hal ini dilakukan karena permainan lompat tali merupakan permainan yang cukup memerlukan konsentrasi setelah melakukan pemanasan. Kegiatan bermain lompat tali mengajak peserta didik untuk memainkan permainan tradisional yang alatnyapun dibuat sendiri oleh peserta didik dengan dibantu peserta didik. Permainan tradisional lompat tali juga memiliki tujuan tersendiri yaitu melatih peserta didik agar lebih mandiri dan lebih berani. c Permainan tradisional sundamandah kegiatan permainan sundamandah dilakukan pada tahap ketiga, peserta didik diajak bermain dengan mnggunakan otak kanan dan otak kirinya yaitu bermain sundamandah yang dilakukan dengan cara melompat dengan satu kaki dan pada permainan ini, anak 135 dituntut untuk memanfaatkan otak kanan dan otak kirinya supaya seimbang. 3 Penutup Pada akhir kegiatan, kegiatan yang dilakukan adalah peserta didik membersihkan area bermain, bernyanyi bersama untuk pelemasan otot dan berdoa bersama untuk pulang ke rumah masing- masing. Sebelum pulang, peserta didik dibagikan makanan kecil untuk dibawa pulang. c. Evaluasi Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui permainan tradisional tidak ada evaluasi secara khusus setelah kegiatan pembelajaran melainkan dengan cara pengamatan pendidik tentang berjalannya proses pembelajaran, apakah sudah mencapai tujuan dengan maksimal atau belum. Kekurangan yang membuat tujuan dari permainan tradisional tidak tercapai dengan maksimal dijadikan catatan pendidik agar kegiatan selanjutnya dapat diperbaiki dan tujuan dari permainan tradisional dapat tercapai dengan maksimal. Leshin, Pollock Reighluth dalam Azhar Arsyad 2006:36 mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok yaitu; a media berbasis manusia guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip; b media berbasis cetak buku, penuntun, buku latihan workshop, alat bantu kerja, dan lembaran lepas; c media berbasis visual buku, alat bantu kerja, dan bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide; d media berbasis audio visual video, film, program slide tape, televisi; dan e media berbasis komputer pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext. 136 Media pembelajaran dapat memberkan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya Azhar Arsyad, 2006;27. Menurut pendapat di atas, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional sebagai media pembelajaran berbasis manusia mencakup kegiatan kelompok melalui kesenian tradisional,kegiatan pembelajaran menggunakan permainan tradisional yang menurut wawancara dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan kelompok tersebut mampu menambah kemampuan peserta didik dalam hal bekerja sama, bersikap sportiv, jujur, saling menjaga dan saling menghargai yang bermanfaat bagi kehidupan peserta. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional menciptakan interaksi peserta didik yang satu dengan yang lain serta lingkungan alam di Dusun Bejiharjo. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional menciptakan pembelajaran interaktif yang memberikan respon terhadap kebutuhan belajar peserta akan pengembangan diri dan pengenalan lingkungan kebudayaan dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif guna menjamin terjadinya belajar. Penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara seksama melalu tiga tahap yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:217. Persiapan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan 137 permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul melibatkan seluruh pendidik dan kepala sekolah untuk menentukan permainan tradisional apa saja yang akan di laksanakan pada proses pembelajaran. Kesesuaian materi dan, strategi pembelajaran, kompetensi pemandu dan sarana prasarana pendukung berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan permainan tradisional, namun peserta didik yang tidak mau berhenti bermain membuat pelaksanaan melebihi waktu yang ditentukan dan terkesan main-main. Selain itu tahap tindak lanjut seperti membahas dan mendiskusikan kegiatan yang dilalui tidak dilakukan oleh pendidik dengan peserta didik sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran tidak teridentifikasi. Kegiatan tindak lanjut meliputi evaluas tidak dilaksanakan secara khusus seperti melakukan tes atau yang lainnya sehingga hambatan dalam kegiatan tidak diketahui dengan jelas. 3. Faktor pendorong dan penghambat pemanfaatan permainan tradisional dalam pembelajaran anak usia dini di PAUD Sarwo Agung Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional terdapat faktor pendorong dan penghambat juga mewarnai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran permainna tradisional. Faktor pendukung tersebut meliputi; 1 sarana dan prasarana seperti ruang kelas, aula, halaman yang luas, dan keperluan dalam kegiatan belajar mengajar tersedia dengan baik sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajarn dengan menggunakan permainan tradisional. 2 138 Peserta yang kebanyakan adalah anak-anak dan bermain merupakan tahap perkembangannya memiliki minat dan antusias mengikuti pembelajaran melalui media paermainan tradisional yang tinggi. 3 Dukungan dari orang tua agar anaknya mau mengikuti pembelajaran tradisional sangat berperan besar disini karena sebagian besar anak, jika belum disuruh orang tuanya belum mau bergabung dalam kegiatan pembelajaran. 4 Pada saat berjalannya permainan tradisional, anak- anak merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran permainan tradisional. Faktor penghambat dalam pelaksanaan permainan tradisional meliputi; 1 di dalam proses pembelajaran, peran pendidik sangat tinggi karena apabila pendidik tidak menguasai materi, maka kegiatan yang berjalan tidak maksimal, disini kemampuan pendidik dalam mengembangkan permainan tradisional agar lebih bervariasi belum maksimal krena pengetahuan pendidik mengenai permainan tradisional kurang. 2 Anak- anak cenderung memiliki sifat yang tidak menentu kadang mau bermain kadang tidak mau mengikuti kegiatan belajar mengajar, apabila peserta didik tidak mau mengikuti kegiatan belajar mengajar, disitu hambatan yang ada pada saat melaksanakan permainan tradisional. 3 Apabila peserta didik sudah merasa senang mengikuti kegiatan belajar mengajar, mereka tidak mau berhenti bermain. Menurut Sugihartono, dkk. 2007:76 terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, 139 sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi : Faktor jasmaniah dan faktor psikologis. a. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. Faktor ekstern yang berpengaruh dalam kesulitan belajar meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat. a. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relkas antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media masa. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian dan teori yang peneliti ketahui terdapat kesimpulan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan permainan tradisional meliputi: Faktor intern meliputi : Faktor jasmaniah dan faktor psikologis. a. Faktor jasmaniah 140 1 Pendukung: peserta didik yang berangkat ke sekolah adalah peserta didik yang sehat jasmani. 2 Penghambat: - b. Faktor psikologi 1 Pendukung: peserta didik memiliki minat dan antusias mengikuti pembelajaran melalui media paermainan tradisional.Anak-anak merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran permainan tradisional. 2 Penghambat: peserta didik memiliki sifat yang tidak menentu kadang mau bermain kadang tidak mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peserta didik tidak mau berhenti bermain. Faktor ekstern yang berpengaruh dalam belajar meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat. a. Faktor keluarga 1 Pendukung: Dukungan dari orang tua agar anaknya mau mengikuti pembelajaran tradisional 2 Penghambat: Peserta didik tidak mau berangkat sekolah apabila tidak di antar oleh ibunya. b. Faktor sekolah 1 Pendukung: Sarana dan prasarana seperti ruang kelas, aula, halaman yang luas, dan keperluan dalam kegiatan belajar mengajar tersedia dengan baik 141 2 Penghambat: Kemampuan pendidik dalam mengembangkan permainan tradisional agar lebih bervariasi belum maksimal krena pengetahuan pendidik mengenai permainan tradisional kurang. c. Faktor masyarakat 1 Pendukung: Dukungan dari orang tua agar anaknya mau mengikuti pembelajaran tradisional 2 Penghambat: Peserta didik tidak mau berangkat sekolah apabila tidak di antar oleh ibunya.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini terletak pada waktu pelaksanaan yang tidak menentu kurang intensif dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media permainan tradisional. Sehingga peneliti kurang begitu maksimal dalam melakukan pengamatan. 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan media permainan tradisional dan faktor pendorong serta penghambat pembelajaran di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional untuk kegiatan pembelajaran di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul itu sudah ada. Guru mampu memberikan pembelajaran permainan tradisional, akan tetapi hanya terbatas oleh tiga permainan saja hal itu disebabkan karena minimnya pengetahuan guru tentang jenis-jenis permainan tradisional dan sarana yang ada di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul tiga permainan tersebut adalah sundamandah, ombak banyu dan lompat tali. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran permainan tradisional terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, pelaksanaan dan evaluasi. Strategi pembelajaran permainan tradisional dilakukan dengan mengemas dan membentuk kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media permainan tradisional secara sistematis disesuaikan dengan sasarannya, yaitu anak-anak. Pembelajaran permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul sangat didukung prasarana yang ada. Ruangan yang 143 luas dan halaman depan yang luas sangat memudahkan dalam melaksanakan pembelajaran permainan tradisional. Orang tua wali murid yang ikut menemani anaknya belajar juga menyuport anak-anaknya untuk ikut serta berperan aktif dalam permainan tersebut, sehingga sang anak dengan riang mengikuti pembelajaran permainan tradisional. Namun karena minimnya pengetahuan gurunya tentang banyaknya jenis permainan tradisional menjadi salah satu faktor penghambat. Minimnya sarana dan karakter peserta didik yang masih labil menjadikan sebuah hambatan tersendiri bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian terhadap pelaksanaan permainan tradisional yang dilaksanakan di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo Gunung Kidul, sebagai bentuk rekomendasi maka peneliti menyarankan kepada pihak-pihak terkait agar: 1. Bagi guru PAUD Sarwo Agung Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul untuk lebih meningkatkan kemampuannya untuk menginofasikan permainan tradisional agar kemampuan yang dimilikinya dalam memanfaatkan permainan tradisional lebih luas. Selain itu juga manfaat mengenai permainan tradisional itu sendiri bisa dirasakan oleh anak dan guru serta lingkungan pendidikan yang bersangkutan. 144 2. Pengelola program PAUD disarankan untuk lebih meningkatkan pengelolaan program termasuk pada kegiatan evaluasi agar hambatan- hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan permainan tradisional yang ditemui pengelola maupun pesertadapat diperbaiki sehingga tidak terulang lagi. Pengelolaan yang baik akan meningkatkan kualitas PAUD Sarwo Agung yang berdampak pula pada kepuasan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya permainan tradisional. 3. Peran pemerintah dalam mengembangkan program sangat diperlukan, karena program ini merupakan bentuk dari pelestarian pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini sehingga keterlibatan pemerintah sangat diperlukan untuk lebih menunjang keberhasilan program. Keterlibatan pemerintah dapat berupa dukungan dan bantuan-bantuan yang kira-kira dapat mendukung proses belajar mengajar. 145