Manfaat Permainan Tradisional Kajian Tentang Permainan Tradisional

dan kepribadian sopan santun, ketangkasan, kecekatan, perhitungan, perkiraan, keterampilan, bahkan kemiliteran. Permainan tradisional memiliki berbagai macam manfaat bermanfaat Siagawati, 2006:55, antara lain: a. Aspek jasmani meliputi, unsur kekuatan dan daya tahan tubuh serta kelenturan b. Aspek psikologis meliputi, kemampuan berpikir, berhitung, kemampuan membuat strategi, mengatasi hambatan, daya ingat, kreativitas, fantasi serta perasaan irama. c. Aspek sosial meliputi, kerjasama, keteraturan, serta hormat menghormati. Unsur- unsur kebermanfaatan dalam permainan tradisional tersebut tentu akan membawa efek positif bagi pelakunya, khususnya anak- anak. Unsur- unsur kebermanfaatan dalam berbagai bidang yang ditawarkan dalam permainan tradisional sangat diperlukan anak-anak di masa dewasanya kelak Ahmad Yunus, 1980:18. Unsur- unsur tersebut belum tentu semuanya akan didapat dari bangku sekolah, khususnya berbagai keterampilan hidup yang diajarkan di sekolah. Selain itu, permainan tradisional juga penting artinya dalam usaha membina sarana sosialisasi serta pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional secara keseluruhan Ahmad Yunus, 1980:7. Permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak dikemudianhari Sukirman Dharmamulya, 2008:29. Permainan tradisional 31 juga dianggap sebagai aset budaya dan modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan keberadaan dan identitasnya serta dapat memberikan ciri dan waktu khas tertentu pada suatu kebudayaan. Sebagian besar dari jenis permainan tradisional merupakan jenis permainan yang dilakukan dalam kelompok, bukan individual. Hal ini menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat berperan dalam membuka wawasan bahwa manusia perlu berhubungan satu sama lain serta menjadi wahana pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu keinginan bersosialisai yang terpantul dalam sendi-sendi bermain yang penuh gelak tawa Suwardi Endraswara, 2010:112. Dari berbagai macam pendapat para tokoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional memiliki berbagai macam manfaat untuk perkembangan berbagai aspek kecerdasan anak, seperti fisik motorik, kognitif, bahasa, nilai agama dan moral serta emosional. Permainan tradisional ini dapat digunakan sebagai sarana dalam mengembangkan perilaku sosial anak usia dini, khususnya kemampuan kerjasama.

5. Pemanfaatan Permainan Tradisional

Permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat dan kehidupan sosial anak di kemudian hari Sukirman Dharmamulya, 2008:29 Permainan tradisional juga dianggap sebagai aset budaya dan modal bagi suatu masyarakat untuk 32 mempertahankan keberadaan dan identitasnya serta dapat memberikan ciri dan warna khas tertentu pada suatu kebudayaan. Pemanfaatan permainan tradisional dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan prinsip dan kegunaannya. Berkaitan dengan keguanaannya, permainan dapat berfungsi untuk pengembangan, fungsi rekreatif, fungsi aktivitas, fungsi sosialisasi seperti diuraikan di bawah ini Astati, 1995:126. a. Fungsi Pengembangan Bermain dapat mengembangkan dan melancarkan perbedaan darah, pencernaan makanan, pernafasan, ketajaman penglihatan, pendengaran, tenaga, kondisi gerak dan lain-lain. Berlatih dapat melatih dan mengembangkan daya pikir, kreasi, ekspresi, imajinasi, dan lain-lain. Dalam bermain dapat melatih anak untuk menahan diri, menyatakan perasaan, menerima kekalahan, dan lain-lain. Bermain dapat melatih anak umtuk mengenal orang lain, bekerja sama atau berpartisipasi dalam satu kegiatan. b. Fungsi Rekreatif Dalam bermain dapat diperoleh unsur kesenangan, kegembiraan, karena tidak ada unsur paksaan dan target yang ditentukan untuk dicapai. Jadi anak memperoleh keleluasaan untuk melakukan sesuatu. Bila anak menunjukkan kesalahan maka teguran hendaknya dikurangi. Sebaiknya ia diberikan petunjuk untuk melakukan sesuatu dan ia melakukannya sendiri. c. Fungsi Aktivitas 33 Dengan bermain, anak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dia mainkan. Ia tidak dapat mendapatkan langkah-langkah yang telah tersusun dengan rapi. Ia menentukan sendiri bentuk aktivitasnyasehingga ia tidak menyiapkan lebih dahulu aktivitas apa yang akan dilakukannya. d. Fungsi Sosialisasi Kemampuan sosial seorang anak dapat berkembang dengan seringnya ia bermain bersama-sama dengan anak lain. Melalui bermain bersama-sama anak dapat bekerja sama saling membantu, berkomunikasi, mengetahui sifat temannya, dan lain-lain. Karena terapi bermain hendaknya dilakukan bersama-sama di samping bermain dapat juga dilakukan sendiri Astati, 1995: 127. Pemanfaatan permainan tradisional didapat dengan mengambil fungsi- fungsi yang ada dalam permainan tradisional. Permainan tradisional dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi anak didik sesuai dengan perkembangan usia anak didik, baik aspek fisik, mental, emosi, kognitif dan yang lainnya. Pemanfaatan permainan tradisional harus disesuaikan dengan hakikat anak diantaranya ingin bermain, suka bergerak, ingin tahu, jujur, ingin berteman, suka hal yang baru, suka disanjung, ingin mencoba, ingin meniru, dan ingin menang. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar perlu disediakan alat-alat permainan yang bervariasi, tetapi tidak harus mahal. Akan lebih baik jika alat permainan itu bisa dibuat sendiri oleh pendidik. 34

B. Kompetensi Profesi Guru TK 1. Pengertian Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang.Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan kademis. Yang intensif, Webstar dalam Kunandar 2007: 45. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang menmenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi UU Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian skill dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi Pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademik yang intensif. Menurut Moh Ali dalam Kunandar 2007:47 suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus yakni: a. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; d. Adanya 35