Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

tradisional anak memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak dikemudian hari. Dahulu permainan tradisional seperti congklak, lompat tali, cublak- cublak suweng, sundamandah, jamuran, dakon, benthik, gobak sodordan beberapa permainan tradisional anak lainnya adalah permainan populer bagi anak-anak, namun sekarang permainan tersebut sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Hal ini dipengaruhi oleh pola perubahan yang terjadi pada fenomena permainan tradisional sebagaimana yang diungkapkan oleh Sukirman Darmamulya, dkk 2008: 29 bahwa: a menurunnya popularitas permainan tertentu, b munculnya jenis permainan tertentu, dan masuknya jenis permainan baru yang modern. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju pula permainan yang bisa dimainkan. Permainan modern yang dikenal antara lain adalah playstation, gameswatch, video games, tamiya, dan permainan modern lainnya. Pemilihan aktifitas bermain ini dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini. Meskipun ada beberapa manfaatnya dari permainan modern kaitannya dalam bidang ilmu dan teknologi IT tetapi apabila jika porsi kegiatan permainan modern terlalu sering, dapat menghambat perkembangan anak khususnya dalam perkembangan komunikasinya. Hal ini disebabkan karena permainan modern cendrung bersifat individu sehingga kurang mengeksplorasi kemampuan sosial anak, yang mana interaksi anak akan terbatas pada benda lain dan dirinya sendiri serta sifat egosentris anak semakin tinggi karena kurang mengenal cara berinteraksi dan bersosialisai dengan 4 orang lain, melainkan interaksi mereka lebih sering dengan benda mati. Sebagaimana diungkapkan oleh Euis Kurniati 2010: 4 permainan modern lebih mengutamakan individualisasi sedangkan permainan tradisional lebih memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok. Di sisi lain permainan tradisional merupakan permainan yang mengandung unsur edukatif yang penting untuk merangsang berbagai macam aspek perkembangan anak. Pada zaman modern ini banyak anak-anak yang melupakan permainan tradisional dan beralih pada permainan modern yang lebih praktis. Padahal berbagai macam permainan tradisional anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam keterampilan dan kecakapan yang nantinya akan di perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Selain itu permainan tradisional mengutamakan permainan partnership, dimana anak bermain dan berinteraksi dengan sesamanya Sukirman Dharmamulya, dkk 2008: 5-6. Oleh karena itu permainan tradisional diperlukan untuk rangsangan yang berfungsi untuk mengembangkan berbagai kecerdasan yang dimiliki anak yang dimana kelak akan tumbuh dewasa dan akan hidup bermasyarakat, sehingga penanaman sikap kepada anak untuk saling memahami dan mengerti bahwa ada orang lain selain dirinya penting dilakukan. Sikap ini kelak akan bermanfaat dalam perkembangan anak dan menghindari sikap egois serta individualis pada diri anak. 5 Untuk mencapai tingkat profesionalnya, pekerjaan guru tidaklah mudah. Guru harus mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahlian. Guru yang profesional dituntut untuk memenuhi standar kompetensi, diantaranya memahami pengetahuan dan penguasaan keterampilan motorik, memahami karakteristik peserta didik, serta memahami dan menguasai teknik keterampilan mengajar. Selain itu, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 menyebutkan bahwa untuk mencapai tingkat profesionalnya seorang guru harus memenuhi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian merupakan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan, secara objektif melakukan evaluasi diri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Untuk itu DIY mengeluarkan Undang- Undang untuk mencapai tingkat profesional guru sesuai dengan apa yang diharapkan di dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005. Berikut adalah isi dari perda DIY no.4 tahun 2012 pasal 11 ayat 3 menyebutkan bahwa: “pemenuhan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi untuk mengelola sistem pembelajaran pada sekolah penyelenggara pendidikan inkusif dapat dilakukan melalui: a. Pelatihan dalam kegiatan kelompok kerja guru sekolah reguler. b. Pelatihan dalam musyawarah guru mata pelajaran c. Pelatihan dalam kegiatan kelompok kerja kepala sekolah reguler d. Pelatihan yang dilakukan khusus untuk tenaga pendidik sekolah reguler e. Bantuan guru pembimbing khusus dari pemerintah daerah f. Program sertifikasi pendidikan khusus untuk tenaga pendidik sekolah reguler 6 g. Pemberian bantuan beasiswa S1, S2, S3 pada bidang pendidikan khusus bagi tenaga pendidik sekolah reguler h. Tugas belajar pada program pendidikan khusus bagi tenaga pendidik sekolah reguler, dan i. Pengangkatan guru pembimbing khusus kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dengan adanya Perda DIY No.4 tahun 2012 pasal 11 ayat 3 pemerintah berharap guru-guru yang ada di DIY mempunyai kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10. Peran guru dalam suksesnya pendidikan sangatlah besar karena itu DIY mengeluarkan Perda tersebut baik itu dosen, guru SMA, guru SMP, Guru SD, dan Guru TK semuanya harus berkompeten dan profesional. Begitu juga menjadi guru PAUD yang profesional, dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas, menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Selain itu guru PAUD juga dituntut menguasai bahan pelajaran, menyusun program pembelajaran, memahami karakteristik peserta didik, serta menguasai teknik keterampilan mengajar. Guru PAUD harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan permainan tradisional pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa salah satu syarat menjadi guru PAUD memiliki berbagai komponen yang sangat luas, hal ini mengingatkan bahwa melakukan permainan tradisional pada anak usia dini harus dengan menggunakan gerakan. Proses permainan tradisional yang diterapkan dengan aktivitas kerjasama antar peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. 7 PAUD Sarwo Agung merupakan salah satu Satuan Paud Sejenis yang memiliki 2 pendidik yang memilki potensi mampu memanfaatkan media pembelajaran khususnya permainan tradisional. PAUD Sarwo Agung memiliki 2 pendidik dan 15 peserta didik. Meskipun PAUD Sarwo Agung merupakan PAUD yang tidak banyak memiliki peserta didik, tetapi pendidik tidak patah semangat untuk memajukan PAUD Sarwo Agung dan tetap memanfaatkan media pembelajaran dengan baik dan benar. Terdapat banyak media yang dimanfaatkan oleh pendidik salah satunya yaitu media menggunakan permainan tradisional, media ini digunakan karena permainan tradisional mempunyai kedudukan yang penting, baik dalam melatih pancaindera maupun mendukung tumbuhnya budi pekerti. Salah satu permainan yang dapat mewujutkan hal tersebut adalah permainan tradisional. Permainan tradisional, khususnya berbagai permainan tradisional Jawa dapat mengembangkan ketelitian, kecekatan, perhitungan, kekuatan, serta keberanian. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di PAUD Sarwo Agung beberapa waktu yang lalu terkait dengan proses pembelajaran di kelas pada media pembelajaran permainan tradisional juga mengalami berbagai kendala dalam mengelola proses pembelajaran. Pertama, belum semua pendidik mampu menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran secara fungsional, hal tersebut tampak dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media permainan tradisional masih cenderung kurang optimal misalnya guru masih kesulitan mengendalikan peserta didik yang 8 mengganggu proses belajar mengajar seperti bermain sendiri, ngobrol dengan teman yang lain saat pembelajaran, tidak memperhatikan dengan sungguh- sungguh saat pendidik menyampaikan materi dengan menggunakan media permainan tradisional, dan ada juga peserta didik yang mengantuk.Kedua, Anak usia dini belum banyak mengetahui tentang berbagai macam permainan tradisional yang ada dan cenderung lebih mengenal permainan modern seperti permainan di HP, playstation, dan video games. Ketiga, peserta didik memiliki tingkat egosentris yang tinggi karena mereka sering berinteraksi dengan benda mati dan menyebabkan peserta didik memiliki konflik dengan teman sebayanya. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran. Semakin besar motivasi seorang anak, maka tujuan pembelajaran akan semakin mudah dicapai. Prestasi yang baik dapat dicapai dengan melakukan usaha tekun. Motivasi dalam belajar dapat dikenali dengan melihat beberapa perilaku yang terdapat pada anak seperti: melakukan sesuatu dengan tuntas, mempunyai keinginan untuk mengulang kegiatan, mengerjakan dengan tepat, tekun dan ulet menghadapi kesulitan, melakukan pengorbanan untuk menyelesaikan kegiatan, mencapai target yang ingin dicapai dan memilki sikap senang atau antusias terhadap kegiatan. Dengan adanya berbagai macam media yang ada di PAUD Sarwo Agung dan menurut pengamatan yang dilakukan di PAUD Sarwo Agung, maka peserta didik menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di PAUD Sarwo Agung. 9 Semua jenis permainan tradisional yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam pembelajaran anak usia dini, tetapi pelaksanaan permainan tradisional dapat terlaksana dengan baik secara rutin satu kali dalam seminggu. Pelaksanaan permainan tradisionalpun tidak hanya dilakukan didalam ruang tetapi juga dilingkungan sekitar dengan tujuan agar peserta didik berinteraksi dengan teman maupun lingkungannya. Mengingat bahwa banyak hal positif yang dapat diambil dari kegiatan permainan tradisional, terutama dalam membantu meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan komunikasi anak usia dini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengetahui kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Gunung Kidul sudah ada namun belum maksimal. 2. Tidak semua lembaga PAUD memasukkan permainan tradisional dalam kurikulum pembelajaran, sehingga permainan tradisional mulai hilang. 3. Kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional. 10 4. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional masih mengalami banyak kendala seperti kurangnya sosialisasi mengenai permainan tradisional, kemampuan guru dalam mengembangkan permainan tradisional masih kurang maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional, pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional dan faktor pendorong serta faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran melalui permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung Bejiharjo Karangmojo, Gunung Kidul.

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan batasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung ? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di PAUD Sarwo Agung melalui permainan tradisional ? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan permainan tradisional dalam pembelajaran anak usia dini di PAUD Sarwo Agung?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: 11 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul. 2. Pelaksanaan pembelajaran di PAUD Sarwo Agung melalui permainan tradisional 3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini,penulis berharap bahwa penelitian ini dapat berkontribusi dalam pendidikan anak usia dini. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat dalam pendidikan anak usia dini baik formal maupun non formal terutama ditujukan pada PAUD Sarwo Agung Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, sebagai satu lembaga yang ada di Gunung Kidul, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan tetap melestarikan permainan tradisional dalam mendukung perkembangan komunikasi anak. 12 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidikan Luar Sekolah 1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan Pendidikan Luar Sekolah terkait dengan perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya permainan tradisional dalam mendukung perkembangan komunikasi anak usia dini 2 Sebagai sarana pengembangan pengetahuan tentang permainan tradisional dalam mendukung perkembangan komunikasi anak usia dini. b. Bagi Peneliti 1 Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang kemampuan guru dalam memanfaatkan permainan tradisional di PAUD Sarwo Agung, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul. 2 Memberikan pengalaman nyata dapat mengetahui secara langsung situasi dan kondisi yang nantinya berguna bagi kemajuan diri peneliti. c. Bagi Lembaga PAUD 1 Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui permainan tradisional pada anak usia dini dalam mendukung perkembangan anak usia dini. 2 Memberikan sumbangsih pengetahuan dan wawasan bagi pengelola dalam memberikan inovasi program pendidikan anak usia dini. 13