1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan pelajaran yang dirasa sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa. Hal ini berdampak buruk bagi prestasi belajar
sisiwa. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran siswa tiap semester maupun ujian akhir sering di bawah mata pelajaran yang lain. Keadaan ini
tentu saja memerlukan perhatian yang khusus dari para pengajar matematika. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran yang berorientasi pada kehidupan nyata atau kontekstual.
Kegiatan interaksi belajar mengajar matematika juga harus ditingkatkan efektifitas dan efesiensinya. Sejauh ini pendidikan kita masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Untuk itu, diperlukan strategi pembelajaran yang
baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang
mengkonstuksikan pengetahuan dalam benak mereka.
2
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas sempit, tidak tergesa-
gesa. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus menkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Filosofi itulah yang mendasari pengembangan pendekatan kontekstual Contextual
Teaching And Learning CTL. Pendekatan kontekstualContextual Teaching And Learning
CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Melalui konsep itu, diharapkan hasil pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamaiah dalam bentuk siswa belajar dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa
mereka dam bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa ilmu yang mereka pelajari nanti akan berguna dalam kehidupannya. Dengan begitu
mereka akan memposisikan diri sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk kehidupannya nanti. Mereka mempelajari apa yang
3
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mengapainya. Dalam upaya itu mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dari latar belakang tersebut diambil sebuah judul “ Efektivitas
Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fungsi kuadrat Siswa
Kelas X SMU 12 Semarang Tahun Pelajaran 20082009 ”
1.2 Rumusan Masalah