Kerangka Berpikir Hipotesis LANDASAN TEORI

28 2.11.4 Parabola dan garis 1 Berpotongan di dua titik : D 2 Bersinggungan : = D 3 Tidak bersinggungan dan tidak berpotongan : D 2.11.5 Persaman parabola 1 Melalui titik puncak Q P, : Q p x a y + − = 2 2 Memotong sumbu sumbu X, di , 1 x A dan , 2 x B : 2 1 x x x x a y − − = . Husein, 2005:35

2.10 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas, bahan proses pembentukan pengetahuan pada pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar dan pentingnya lingkungan sosio kultural. Guru hanya berperan menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa bejalan terus. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan atau hasil belajar matematika siswa di sekolah. Dalam pembelajaran inkuiri siswa dapat berinteraksi, saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah, mamahami konsep-konsep yang sulit serta menumbuhkan 29 kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan dapat mengembangkan sikap sosial siswa. Alur berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini:

2.11 Hipotesis

Hasil belajar siswa kelas X SMA 12 Semarang dengan menggunakan model pembelajaran kontesktual berbasis inkuiri lebih efektif dari pada menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori. Materi Dengan Metode Inkuiri PBM Dengan Metode Ekspositori Apakah hasil belajar matematik siswa menggunakan metode inkuiri lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode ekspositori. Hasil Belajar Hasil Belajar Gambar 4: Skema kerangka berpikir 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Objek Penelitian

3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 12 Semarang tahun pelajaran 20072008 secara keseluruhan populasi terdiri dari 7 kelas. 3.3.2 Sampel Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random sampling. Populasi yang ada siswa kelas X 1 sampai dengan kelas X 7 adalah homogen dengan alasan pembagian kelasnya menggunakan sistem acak, menggunakan buku paket dan LKS yang sama serta memperoleh pelajaran matematika dengan jumlah jam yang sama. Berdasarkan hal itu maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling dengan catatan yang dirandom adalah kelasnya. Dalam penelitian ini diambil dua sampel yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen.