62
1 Pada Pembelajaran I Sabtu, 11 Oktober 2008 persentase aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran adalah sebesar 67,50.
2 Pada Pembelajaran II Senin, 13 Oktober 2008 persentase aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran adalah sebesar
75,20. Terlihat pada Pembelajaran II terdapat peningkatan sebesar 7,70.
3 Pada Pembelajaran III Selasa, 14 Oktober 2008 persentase aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran adalah sebesar
80,00. Terlihat pada Pembelajaran III terdapat peningkatan sebesar 4,80.
4.2 Pembahasan
Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri ini merupakan salah satu cara agar siswa lebih termotivasi dalam belajar. Metode inkuiri
dimana siswa menemukan sendiri materi yang dipelajari sehingga siswa memahami materi pelajaran sehingga lebih mudah diingat siswa. Pada
metode pengajaran secara inkuiri, para siswa diberi bimbingan melalui LKS, sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawabannya.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan
bantuan LKS dan kelas kontrol dengan pembelajaran ekspositori, siswa dari kedua kelas tersebut diberi tes kemampuan pemahaman konsep dan
pemacahan masalah yang sama. Hasil tes tersebut dianalisis dengan statistik yang sesuai untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran inkuiri.
63
Berdasarkan analisis hasil belajar matematika pada kelas kontrol diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan
pembelajaran ekspositori sama dengan 77,5 . Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar
dengan model pembelajaran inkuiri mencapai 95 ≥ 85. Ini berarti
indikator keefektifan dalam penelitian ini terpenuhi. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap hasil belajar matematika mereka masih ada
siswa yang belum tuntas hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri.
Berdasarkan analisis hasil penelitian kita ketahui bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Begitu juga
tanggapan siswa terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen terus membaik. Hal itu didukung dengan persentase aktivitas siswa pada
pembelajaran kelas eksperimen yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri lebih efektif daripada pembelajaran yang hanya menggunakan model pembelajaran ekspositori,
dalam pokok bahasan fungsi kuadrat pada siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 12 Semarang Tahun Pelajaran 20082009.
64
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Model pembelajaran inkuiri pada materi pokok fungsi kuadat kelas X
SMA Negeri 12 Semarang tahun pelajaran 20082009 lebih efektif daripada
model pembelajaran ekspositori, secara signifikan lebih efektif dan mencapai ketuntasan belajar lebih dari 85 . Artinya jumlah siswa yang
lulus sesuai dengan KKM minimal 85.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa: 1 Para guru dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai
alternatif karena terbukti lebih efektif daripada model pembelajaran ekspositori.
2 Model pembelajaran inkuiri membutuhkan perhatian khusus dalam perencanaan waktu sehingga pembelajaran tidak menyita banyak waktu.