Sasaran inkuiri Syarat timbulnya kegiatan inkuiri Karakteristik berpikir kritis

16 kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya, dengan penuh percaya diri.

2.7.1 Sasaran inkuiri

Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah: 1 Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. 2 Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran. 3 Mengembangkan sikap percaya diri self belief pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Gulo, 2005: 84 Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan salah satu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik. Dalam pembelajaran inkuiri siswa didorong untuk terlibat sendiri dengan konsep–konsep dan prinsip–prinsip, guru medorong siswa memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

2.7.2 Syarat timbulnya kegiatan inkuiri

Joyce dalam Gulo, 2005: 85 mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi tersebut ialah: 1 Aspek didalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. 17 2 Inkuiri berfokus pada hipotesis. 3 Penggunaan fakta sebagai evidensi. Didalam kelas dibicaraan validitas dan reliabelitas tentang faka sebagaimana dituturkan dalam pengujian hiotesis pada umumnya. Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan dengan pokok bahasan. Mereka melapokan hasil–hasil temuannya lisan ataupun tertulis. Dengan begitu mereka belajar dan mengajar satu sama lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siawa-siswanya, siapa mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa memungkinkan guru untuk menjadi fasilisator yang lebih efektif dalam proses pencarian ilmu oleh siswa.

2.7.3 Karakteristik berpikir kritis

Pada proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan pendidikan. Beyer dalam Nurhadi, 2004: 74 mengidentifikasikan 10 karakteristik berpikir kritis yang dapat digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas suatu argumen: 1 Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan yang sulit diverifikasi. 2 Membedakan antara informasi yang relevan dan tidak relevan. 3 Menentukan kebenaran dari suatu pernyataan. 4 Menentukan kredibilitas dari suatu sumber. 18 5 Mengidentifikasi tuntutan atau argumen yang mendua. 6 Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan. 7 Mendeteksi bias. 8 Mendeteksi kekeliruan logika. 9 Mengemati ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran. 10 Menentukan kekuatan suatu argumen. Proses inkuiri tidak dapat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Berpikir kritis berhubungan dengan intelegensi. Menurut Gardner dalam Nurhadi, dkk 2004: 75, intelegensi tidak dilahirkan, tetapi dapat berkembang atau berkurang, bergantung pada lingkungan seseorang. Lingkungan yang dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar dan hal-hal lain yang mencapai otak melalui panca indra. Melalui kriteria khusus untuk mengidentifikasi konsep intelegensi, Gardner mengusulkan delapan jenis intelegensi, yaitu: linguistis, logis-matematik, spasial, bodily-kinethic, interpersonal, intra-personal dan naturalis.

2.7.4 Siklus inkuiri