10
2 Dilihat dari bidang studi yang dipelajari: Ada yang sebagian bidang studi;
ada yang keseluruhan bidang studi 3
Dilihat dari sifat kesulitannya: Ada yang sifatnya permanen atau menetap; ada yang sifatnya hanya sementara
4 Dilihat dari faktor penyebabnya: Ada yang karena faktor inteligensi; ada
yang karena faktor non inteligensi.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi. Menurut Dalyono 2009:230
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan
yaitu :
1 Faktor intern faktor dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi:
a. Faktor fisiologi
b. Faktor psikologi
2 Faktor ekstern faktor dari luar manusia meliputi :
a. Faktor-faktor non sosial
b. Faktor-faktor sosial
Dari faktor-faktor diatas, dapat dijelaskan lagi sebagai berikut : 1
Faktor intern,meliputi : a
Sebab yang bersifat fisik 1
Karena sakit Seorang yang sakit fisiknya pasti akan lemah sehingga dapat berpengaruh
terhadap saraf sensoris dan motorisnya. Hal ini berakibat pada tidak dapat diteruskannya rangsangan yang diterima melalui indranya ke otak.
Semakin lama seorang tersbut sakit maka sarafnya akan bertambah lemah. Sehingga siswa yang yang sedang sakit tentunya tidak dapat masuk
sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan siswa tertinggal jauh dalam pelajarannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah 2008:238
11
bahwa “kesehatan yang kurang baik” juga dapat menyebabkan seorang siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya.
2 Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar karena mudah lelah, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat
dan pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dan
memproses, mengelola, menginterprestasi serta mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya sehingga dapat mengganggu aktivitas anak
dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhibbin 2010:130 bahwa “kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala
misalnya, dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tid
ak berbekas”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang berada pada kondisi yang kurang sehat
maka ia tidak bisa menerima pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dengan baik akibatnya ia akan ketinggalan pelajaran dan kemungkinan
siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. 3
Karena cacat tubuh Rifa‟i dan Anni 2011:97 menjelaskan bahwa “peserta didik yang
mengalami kelemahan di bidang fisik, misalnya dalam membedakan warna, akan mengalami kesulitan di dalam belajar melukis, atau belajar
menggunakan bahan- bahan berwarna”. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa anak yang memiliki cacat tubuh misalnya kurang
12
pendengaran dan penglihatan, gangguan psikomotor, buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kaki tentunya akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. b
Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Apabila
dirinci faktor rohani itu meliputi antara lain: 1
Inteligensi “semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses” Muhibbin, 2010:131. Artinya anak yang IQ nya tinggi yaitu diatas 140 dapat menyelesaikan segala persoalan yang
dihadapi. Semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula dan mudah meraih kesuksesan. Akan tetapi anak yang mempunyai IQ kurang dari 90
tergolong lemah mental. Anak inilah yang mengalami kesulitan belajar. Anak yang tergolong lemah mental ini sangat terbatas kecakapannya.
Apabila mereka harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan dalam belajar.
2 Bakat
Bakat adalah potensi yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu
yang sesuai dengan bakatnya namun apabila seseorang harus mempelajari bahan yang tidak sesuai dengan bakatnya maka ia akan cepat bosan,
13
merasa tidak senang dalam mempelajarinya dan mudah putus asa. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak yang suka berbuat gaduh, tidak
memperhatikan pelajaran sehingga nilai yang diperolehnya rendah. Djamarah 2008:237 menjelaskan bahwa bakat yang kurang atau tidak
sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau yang diberikan oleh guru juga dapat menyebabkan seorang siswa tersebut mengalami kesulitan
belajar. 3
Minat Djamarah 2008:191 menjelaskan bahwa “minat yang besar terhadap
sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapaimemperoleh benda atau tujuan yang diminati itu”. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa apabila seorang siswa mempunyai minat atau ketertarikan dalam belajarnya maka ia akan memperoleh hasil yang
dikehendaki namun sebaliknya tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Seorang anak yang belajar
tidak disertai dengan adanya minat maka pelajaran yang diperoleh tidak pernah terjadi proses dalam otak. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu
pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran
itu. 4
Motivasi Djamarah 2008:238 menjelaskan bahwa “materi pelajaran sukar diterima
dan diserap bila anak didik tidak memiliki motivasi untuk belajar”.
14
Motivasi sebagai faktor inner batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan, perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya
dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi seseorang maka akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Rifa‟i dan Anni 2011:97 juga
menjelaskan bahwa “peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami kesulitan didalam persiapan belajar dan dalam proses
belajar”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang rendah maka ia akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. 5
Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga
menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik
demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Setiap individu selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan membawa masalah-masalah emosional dan bentuk-bentuk
maladjustment. Maladjustment
sebagai manifestasi dari rasa emosional mental yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya. Keadaan seperti ini akan
menimbulkan kesulitan belajar, sebab dirasa tidak mendatangkan kebahagiaan.
15
6 Tipe-tipe khusus seorang pelajar
Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. ada tipe visual, motoris dan campuran. Tipe-tipe khusus itu kebanyakan pada anak didik relatif sedikit,
kenyataannya banyak yang bertipe campuran. 2
Faktor ekstern, meliputi : a
Faktor keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi
anak, tetapi juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk dalam faktor ini antara lain :
1 Faktor orang tua
Orang tua merupakan lingkungan keluarga yang paling dekat dengan anak dan sebagai lingkungan yang pertama dan utama dimana anak berinteraksi
sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-
anaknya. Namun disamping itu orang tua juga dapat menjadi penyebab kesulitan belajar anak. Kesulitan belajar anak yang berkaitan dengan faktor
orang tua adalah sebagai berikut: a
Cara mendidik anak Orang tua yang tidakkurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya
bersikap acuh tak acuh dan tidak memperhatikan kemajuan belajar anak- anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajar bagi sang anak. Orang
tua yang bersifat kejam dan otoriter akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak akibatnya anak tidak dapat belajar dengan nyaman, tidak
16
senang di rumah untuk kemudian ia mencari dan bermain dengan teman sebayanya sehingga lupa belajar. Orang tua yang suka memanjakan anak
berakibat pada anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas
menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun. Kedua sikap tersebut menunjukkan bahwa orang tua tidak memberikan dorongan
kepada anaknya bahkan karena sikap orang tuanya yang salah, anak bisa benci belajar. Patterson dan Loeber, 1984 dalam Muhibbin 2010:135
berpendapat bahwa kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga
family management parctices
yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih
buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang.
Artinya bahwa apabila cara mendidik orang tua yang keliru maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajarnya tidak hanya ditunjukkan dengan
prestasi yang rendah namun ditunjukkan juga dengan perilaku yang tidak baik.
b Hubungan orang tua dan anak
Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Hubungan adalah kasih sayang penuh pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,
memanjakan dan lain-lain. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak Kasih sayang dari orang tua, perhatian atau
penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak. kurangnya kasih sayang akan menimbulkan
emosional insecurity.
17
Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh, akan menyebabkan hal yang serupa.
c Contoh bimbingan dari orang tua
Orang tua merupakan contoh terdekat bagi anak-anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan oleh orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh
sang anak. Demikian juga dengan belajar, memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri
anak. Orang tua yang sibuk bekerja ataupun organisasi dan terlalu banyak anak yang diawasi berarti anak tidak mendapatkan pengawasanbimbingan
dari orang tua, sehingga akan banyak mengalami kesulitan belajar. 2
Suasana rumahkeluarga Suasana keluarga yang sangat ramai ataupun gaduh, seorang anak tidak
akan dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang
maupun cekcok akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya ia lebih
memilih untuk pergi bersama teman sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun.
3 Keadaan ekonomi keluarga
Anak yang keadaan ekonomi orang tuanya kurang atau miskin, maka ia akan mengalami kesulitan dalam belajarnya karena kurang tersedianya alat-alat
belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tuanya serta tidak
18
mempunyai tempat belajar yang baik sehingga anak tidak dapat belajar dengan tenang dan nyaman. Menurut Djamarah 2008:242 menjelaskan bahwa
kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga anak harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah
hingga tamat. anak yang belajar sambil mencari uang biaya sekolah terpaksa belajar apa adanya dengan kadar kesulitan belajar yang bervariasi.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya biaya pendidikan keadaan ekonominya rendah yang disediakan oleh orang tua tidak
menutup kemungkinan menyebabkan anak untuk ikut bekerja agar bisa sekolah akibatnya belajar anak dapat terhambat. Namun sebaliknya jika anak berada
pada keluarga dimana keadaan ekonominya berlimpah ruah maka ia akan malas dan segan untuk belajar karena terlalu banyak bersenang-senang dan
terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar anak.
b Faktor sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain : 1
Guru Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila dalam
pengambilan metode yang digunakan kurang berkualitas misalnya metode mengajar yang hanya mendasarkan diri pada latihan mekanis, tidak
menggunakan alat peraga yang memungkinkan semua alat inderanya berfungsi serta kurang bervariasinya metode yang digunakan. Menurut Djamarah
2008:239 “hal ini bisa terjadi karena keahlian yang dipegangnya kurang sesuai, sehingga kurang menguasai atau kurang persiapan sehingga cara
19
menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh setiap anak didik”. Selain itu hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru-guru yang menuntut
standar pelajaran di atas kemampuan anak, guru yang tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar juga dapat menyebabkan
anak didik mengalami kesulitan dalam belajarnya. 2
Faktor alat Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang
tidak baik. Timbulnya alat-alat itu akan menentukan perubahan metode mengajar guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak dan
memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak. Tidak adanya alat-alat tersebut guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan
kepasifan bagi anak, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah 2008:239 yang menyatakan bahwa “alat
pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik terutama pelajaran yang bersfiat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan
banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar” 3
Kondisi gedung Terutama ditunjukkan pada ruang kelas ruangan tempat belajar anak.
Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan. Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya gedung dekat keramaian, ruangan gelap, lantai basah,
ruangan sempit, maka anak didik sukar konsentrasi dalam belajar dan memungkinkan pelajaran menjadi terhambat.
20
4 Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik akan membawa kesulitan belajar bagi murid- murid. Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan
membawa kesuksesan dalam belajar. 5
Waktu sekolah dan disiplin kurang Apabila sekolah masuk siang, sore ataupun malam, maka kondisi anak
tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Di samping itu, pelaksanaan disiplin yang kurang misalnya murid-muridnya sering
terlambat, tidak melaksanakan tugas yang diberikan serta melalaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar, terlebih apabila gurunya yang kurang
disiplin maka akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran. c
Faktor mass media dan lingkungan sosial 1
Faktor media masa Faktor media masa meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah dan buku-
buku komik. Apabila anak terlalu banyak menggunakan waktunya untuk menonton bioskop, tv ataupun membaca majalahkomik maka ia akan lupa
dengan tugasnya yaitu belajar sehingga hal tersebut dapat menghambat dalam belajarnya. Sejalan dengan pendapat Djamarah 2008:245 yang menjelaskan
bahwa “kesulitan belajar bagi anak didik tidak hany bersumber dari obat-obat terlarang dan lingkungan masyarakat yang buruk tetapi juga dapat bersumber
dari media cetak dan media elektronik” 2
Lingkungan sosial a
Teman bergaul.
21
Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak
sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup siswa yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak bersekolah. Kewajiban orang
tua adalah mengawasi mereka serta mencegahnya agar mengurangi pergaulan dengan anak-anak yang tidak baik.
b Lingkungan tetangga
Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main judi minum arak, menganggur, pedagamg, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-
anak yang bersekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar. sebaliknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur,
dosen, akan mendorong semangat belajar anak. c
Aktivitas dalam masyarakat Terlalu banyak berorganisasi dan mengikuti kursus akan menyebabkan
belajar anak menjadi terbengkalai. Orang tua harus mengawasi, agar kegiatan ekstra di luar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas
belajarnya. Dengan kata lain belajarnya sukses dan kegiatan lain dapat berjalan.
2.1.3 Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar