32
siswa tersebut menghadapi kesulitan dalam belajarnya ia akan mampu mengatasinya. Artinya bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajarnya
maka ia tidak akan mengalami kesulitan belajar. Jadi motivasi belajar yang
dimiliki oleh siswa mempunyai pengaruh terhadap kesulitan belajar. 2.5 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar
Purwanto 2010:104 menjelaskan bahwa
suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami oleh anak-
anak termasuk dalam keluarga ini ada atau tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan anak dalam belajar tidak terlepas dari peran lingkungan keluarga. Apabila seorang anak
berada pada lingkungan keluarga yang baik dan mendukung dalam hal ini adalah bagaimana orang tua mendidik dan membimbing anak, menjalin hubungan yang
baik antara orang tua dengan anak, suasana dalam keluarga menyenangkan, damai, tenteram dan harmonis dan keadaan ekonomi keluarga yang cukup maka
akan memudahkan anak dalam proses belajar sehingga anak dapat belajar dengan nyaman. Dengan kata lain, apabila anak berada pada lingkungan keluarga yang
baik maka anak tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya.
2.6 Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Kesulitan Belajar
Dalyono 2009:248 menjelaskan bahwa “timbulnya kesulitan belajar itu berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, dan pola-pola
pendidikan yang diterima dari keluarganya”.
33
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa terkait dengan ada atau tidaknya motivasi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi seseorang maka akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Artinya bahwa siswa yang memiliki
motivasi maka setiap kesulitan dalam belajarnya akan semakin sedikit. Jadi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa mempunyai pengaruh terhadap kesulitan
belajar. Keberhasilan belajar seorang anak juga tidak terlepas dari keluarga.
Lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar anak. Orang tua harus mampu mendidik,
membimbing serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan anak. Selain itu suasana dalam keluarga menyenangkan, damai, tenteram dan harmonis dan
keadaan ekonomi keluarga yang cukup juga menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Lingkungan keluarga yang baik dan mendukung, akan memudahkan anak
dalam proses belajar sehingga anak dapat belajar dengan nyaman.
2.7 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh M Khafid menunjukkan bahwa faktor intern yang meliputi kondisi kesehatan, minat belajar, motivasi belajar dan
kebiasaan belajar berpengaruh negatif terhadap kesulitan belajar akuntansi pada siswa kelas XII MA Al Asror Semarang. Hal ini dibuktikan dari koefisien regresi
sebesar -0,843 dengan nilai p value = 0,000 0,05 dan memberikan kontribusi sebesar 28,73. Faktor ekstern yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh negatif terhadap kesulitan
34
belajar hal ini dapat dibuktikan dari koefisien regresi sebesar –0,695 dengan nilai
p value = 0,0020,05 dengan kontribusi sebesar 11,63. Faktor intern dan ekstern berpengaruh negative terhadap kesulitan belajar sebesar 43,5.
Hasil penelitian Putri Kurnia Mahanani 2009 menunjukkan bahwa faktor kesulitan belajar internal maupun eksternal berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa kelas III SMK Ardjuno 01 Malang sebesar 55.1 sedangkan sisanya 44.9 dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Penelitian Dra Sucihatiningsih DWP, M. Si dan Heny Sulistyowati menunjukkan bahwa koefisien varian sebesar 62,218. Hal ini berarti bahwa
faktor-faktor yang tercantum dalam penelitian ini dapat menjelaskan besarnya pengaruh terhadap kesulitan belajar mata pelajaran IPS Ekonomi, yaitu 62,218
sedangkan sisanya sebesar 37,782 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
2.8 Kerangka Berfikir