Analisa Profil Protein dengan SDS PAGE

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 14. Kurva Regresi Linear Standar Marker Protein Hasil regresi linear diatas kemudian digunakan untuk menghitung bobot molekul pita pemisahan protein gelatin. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai a = 2,262, b = -1,316 dan nilai r = - 0,968. Maka diperoleh rumus y = -1,316x + 2,262, dengan rumus yang diperoleh dapat ditentukkan nilai Rf, BM dan Log BM dari pita protein sampel yang terbentuk. Tabel 4. Bobot Molekul Pita Gelatin Sapi, Gelatin Babi, Simulasi Gummy Gelatin Sapi,Simulasi Gummy gelatin Babi dan Sampel No SGS mm SGB mm SGVS mm SGVB mm SaA mm SaB mm SGSTHE mm BM kDa 1 21 21 21 21 21 21 - 59,86 2 27 - 27 - 27 27 - 43,51 3 - 30 - 30 - - - 37,10 4 32,4 - 32,4 - 32,4 32,4 - 32,66 5 - 38,4 - 38,4 - - - 23,73 6 - 42,6 - 46,2 - - - 18,68 7 48 - 48 - 48 48 - 16,14 2,3 2,06 1,99 1,82 1,65 1,49 1,33 1,16 0,82 0,5 1 1,5 2 2,5 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Lo g B o b o t M o lek u l Nilai Rf Kurva Standar Marker Protein y = 2,262-1,316x R 2 = 0,968 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Keterangan : SGS=Standar Gelatin Sapi, SGB=Standar Gelatin Babi, SGVS=Simulasi Gummy Vitamin c Sapi, SGVB=Simulasi Gummy Vitamin c Babi, SaA=Sampel gummy A, SaB=Sampel gummy B, SGSTHE=Standar Gelatin Sapi Tanpa Hidrolisis Enzim.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil protein gelatin sapi dan gelatin babi pada sampel yang diuji gelatin sapi gelatin sapi Gelatin, from bovine skin, G 9382-100 G, EC 232-554-6, WGK 3 Type B dan gelatin Gelatin,, from porcine skin, G 2500-100 G, EC 232-554-6, WGK 3 Type A, sampel gummy vitamin c yang didapat dari apotek kimia farma, jalan Ir. H. Juanda No. 111 Situgintung-ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Hermanto et al dengan menganalisa profil protein gelatin sapi dan gelatin babi murni bukan produk dengan dihidrolisi menggunakan enzime pepsin selama 1 jam dan didapati hasil sebagai berikut Gambar 15. Hasil Elektroforesis Hermanto et al Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa adanya setelah hidrolisi selama 1 jam dengan enzim pepsin perbedaan fragmen polipeptida yang berada pada kisaran berat molekul 36,881 kDa dan 28, 643 kDa, dimana pada gelatin babi muncul 2 pita sedangkan pada gelatin sapi tidak muncul. Sedangkan pepsin muncul pada kisaran berat molekul 36,881 kDa-53,045 kDa Hermanto et al, 2013. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pemisahan protein SDS-PAGE menunjukkan pola pemisahan yang baik setelah dilakukan hidrolisis menggunakan enzim pepsin dengan waktu inkubasi 1 jam pada suhu 60°C. Pemilihan waktu inkubasi hidrolisis enzim pepsin selama 1 jam pada suhu 60°C berdasarkan penelitian Hermanto et al 2013 dimana pemisahan sudah dapat diidentifikasi dengan baik setelah hidrolisis menggunakan enzim pepsin selama 1 jam pada suhu 60°C. Pada gambar 13 dapat dilihat pada kolom 8 protein yang tidak terhidrolisis memiliki bobot molekul yang besar dan bertumpuk diatas 200 kDa. Namun setelah dilakukan hidrolisis selama satu jam menunjukkan adanya fragmen polipeptida yang berada pada kisaran berat molekul 59,86 kDa dan 16,14 kDa. Hal ini menunjukkan aktivitas enzim pepsin dalam pemotongan ikatan peptida protein menjadi fragmen polipeptida dengan rentang berat molekul 65,45 kDa sampai 14,49 kDa. Tebal tipisnya pita yang terbentuk dari protein menunjukkan kandungan atau banyaknya protein yang mempunyai berat molekul yang sama yang berada pada posisi pita yang sama. Sesuai dengan prinsip pergerakan molekul bermuatan, molekul dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona yang sama atau berdekatan Soedarmadji, 1996. Hasil berupa pita-pita protein yang mengendap sesuai dengan berat molekulnya, semakin kebawah berat molekulnya semakin kecil Hames, 1990. Dari hasil pengamatan didapatkan pita protein dengan berat molekul seperti pada tabel 4 Pepsin sebagai enzim yang di gunakan untuk memotong protein untuk menjadi fragmen-fragmen rantai polipeptida memiliki situs-situs spesifik pemotongan. Pepsin memotong rantai polipeptida dengan memutus ikatan peptida yang ada pada sisi NH 2 bebas dari asam-asam amino aromatik Fenilalanin, tirosin dan triptofan, hidrofobik leusin, isoleusing dan metionin atau karboksilat glutamat dan aspartat Al Janabi et al., 1972. Perbedaan profil pemisahan protein gelatin pada SDS- PAGE setelah dihidrolisis dapat terjadi karena urutan asam amino UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penyusun protein tidak sama tergantung spesies asalnya Gorgieva dan Kokol, 2011. Pro Ser Gly Asp Lys Gly Asp Thr Gly Gly Pro Pro Gly Pro Gln Gly Leu Gln Gly Leu Pro Gly Thr Ser Gly Pro Pro Gly Glu Asn Gly Lys Pro Gly Glu Pro Gly Pro Lys Gly Glu Ala Gly Ala Pro Gly Ile Pro Gly Gly Lys Asp Ser Gly Ala Pro Gly Glu Arg Pro Pro Gly Ala Gly Gly Pro Pro Gly Pro Arg Gly Gly Ala Gly Pro Pro Gly Pro Glu Gly Gly Lys Gly Ala Ala Gly Pro Pro Gly Ser Ala Gly Thr Pro Gly Leu Gln Gli Met Pro Gly Glu Arg Gly Gly Pro Gly Gly A . Susunan asam amino kolagen babi Gly Pro pro Gly Pro Gln Gly Leu Gln Gly Leu Pro Gly Thr Lys Gly Glu Ala Gly Ala Pro Gly Ile Pro Gly Gly Lys Gly Gly Pro Pro Gly Pro Arg Gly Ala Gly Ala Gly Pro Pro Gly Pro Ala Gly Thr Pro Gly Leu Gly Gly Met Pro Gly Glu Arg Gly B. Susunan asam amino kolagen sapi Gambar 16. Pemotongan pepsin. Keteranga A susunan asam amino rantai alfa 1 kolagen babi, B susunan asam amino rantai alfa 1 kolagen babi Bell et al, 2004. Gambar 16 menunjukkan bagaimana terjadinya pemotongan terhadap asam amino dengan panjang yang tidak sama. Hasil studi literatur menunjukkan kemungkinan terjadinya pemotongan rantai polipeptida antara leusin dan glutamin pada pH 4 sebesar 100 palashoff, 2008. Pada situs ini leusin-glutamin dari kolagen sapi dan babi akan terlihat jumlah asam amino hasil pemotongan tidak sama jumlahnya sehingga panjang rantai polipeptida yang dihasilkan akan berbeda antara protein gelatin sapi dan babi. Hal ini akan mempengaruhi bobot molekul fragmen polipeptida yang dihasilkan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 17. Pita spesifik standar gelatin sapi dan babi. Keterangan gambar; M=Marker, 1=Standar Gelatin Sapi, 2=Standar Gelatin Babi, 3=Simulasi Gummy Sapi, 4=Simulasi Gummy Babi, 5=Sampel gummy A, 6=Sampel gummy B, 7=Standar Gelatin Sapi, 8=Standar Gelatin Sapi Tanpa Hidrolisi Enzim. Penentuan pita spesifik dari gelatin sapi dan gelatin babi penting dilakukan karena hal ini menjadi pembanding sumber gelatin sampel. Pita spesifik ditentukan dengan melihat perbedaan pola pemisahan dari kedua gelatin. Kemudian dilihat pita yang muncul di salah satu gelatin tetapi tidak muncul pada pemisahan gelatin lainnya. Pita-pita yang muncul pada kedua jenis gelatin bukan pita spesifik. Pada penelitian ini diperoleh pita yang hanya muncul pada gelatin sapi pada bobot molekul 43,51 kDa, 32,66 kDa dan 16,14 kDa. Pita yang muncul pada gelatin babi pada bobot molekul 37,10 kDa, 23,73 kDa dan 18,68 kDa. Sedangkan pita yang muncul pada kedua jenis gelatin 59,86 kDa. Analisis terhadap pita pemisahan sampel gelatin gummy dilakukan dengan membandingkan keberadaan pita-pita spesifik pada masing-masing standar gelatin. Dari hasil perbandingan diperoleh pemisahan protein M 1 3 2 4 7 6 5 8 32,66 43,51 16,14 37,10 18,68 23,73 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gelatin sampel kolom 5 dan 6 menunjukkan 3 pita spesifik gelatin sapi yaitu pada bobot molekul 43,51 kDa, 32,66 kDa dan 16,14 kDa. Dengan hasil tersebut kolom 5 dan 6 memilki pita spesfik gelatin sapi. Dari hasil penelitian ini dapat SDS-PAGE dapat digunakan sebagai metode untuk membedakan gelatin sapi dan gelatin babi. SDS-PAGE juga dapat membedakan gelatin yang telah menjadi produk olahan seperti gummy vitamin c. Tetapi SDS-PAGE hanya dapat melakukan analisis secara kualitatif.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 11 59

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

8 75 107

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

4 22 107

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 18 59

Purifikasi dan karakterisasi imunoglobulin Y (lgY) kuning telur ayam spesifik Streptococcus mutans menggunakan metode sodium dodecyl sulphate-poly acrilamide gel electrophoresis (SDS-page)

0 8 45

Karakteristik Protein Imunoglobulin Y (Ig Y) Kuning Telur H5N1, H5N2 Dan H5N9 Menggunakan Metode Sodium Dodecyl Sulphate-Poly Acrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE)

0 10 36

Karakterisasi Protein IgG Anti H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis) Dari Kolostrum Sapi Yang Divaksin H5N1

1 14 75

Analisa Profil Protein Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Cangkang Kapsul Lunak Menggunakan Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 16 70

ANALISA PROFIL PROTEIN SPIRULINA PLATENSIS DENGAN METODE PRESIPITASI YANG BERBEDA MENGGUNAKAN SDS PAGE (SODIUM DODECYL SULFATE POLYACRYLAMIDE GEL ELECTROPHORESIS) DAN BIOINFORMATIKA PROTEIN PROFILING of SPIRULINA PLATENSIS USING DIFFERENT PRECIPITATION ME

0 0 11