atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.”
7
Sementara itu komunikasi organisasi dapat dikatakan juga komunikasi antar
manusia human communication yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama
lain untuk mencapai tujuan yang sama. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah “komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi antara pemimpin dengan
pegawai atau sesama pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face.”
8
Sementara itu menurut Dedy Mulyana, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi yang berlangsung di dalam jaringan kelompok yang besar
dan komunikasinya bersifat formal mapun informal.
9
R. Wayne Pace dan Don F. Faules mendefinisikan komunikasi organisasi menjadi dua bagian penting yaitu definisi fungsional yang menyatakan bahwa
komunikasi organisasi sebagai suatu bentuk hubungan yang hirarkis dalam proses kegiatan penafsiran pesan dalam unit-unit komunikasi yang menjadi bagian dari
struktur organisasi tertentu. Sedangkan definisi interpretatif menyatakan komunikasi organisasi lebih berfokus kepada sebuah proses kegiatan penafsiran
pesan lebih lanjut yang terdapat dalam ruang lingkup batasan organisasi dilihat dari dua aspek pandangan subjektif dan objektif.
10
7
Sondang P. Siagian, Peranan Staf dan Manajemen Jakarta: Gunung Agung, 1976, cet. ke-satu, h. 20.
8
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Jakarta: Kencana, 2007, h. 274.
9
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007,h.83.
10
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 34
Dari berbagai definisi pola komunikasi organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi organisasi adalah bentuk pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang mencakup dalam bidang ini adalah komunikasi internal, komunikasi eksternal, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi ke bawah atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi ke atas atau dari bawahan kepada atasan dan komunikasi dari orang-orang yang
sama tingkatnya dalam organisasi, menulis dan komunikasi evaluasi program. Karena dengan adanya komunikasi ke bawah, ke atas, dan horizontal, koordinasi
pekerjaan dapat berjalan lancar dan tujuan organisasi bisa dicapai.
2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi
Pola komunikasi organisasi adalah bentuk komunikasi yang digunakan dalam organisasi yang kompleks. Dalam suatu organisasi para anggota pasti saling
bertukar pesan dengan anggota lainnya. Pertukaran pesan tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang dinamakan pola aliran informasi atau jaringan
komunikasi.
11
Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, menurut Joseph A. DeVito dan Sthephen P. Robbins ada lima
pola komunikasi yang biasa digunakan dalam berkomuniikasi, yakni: a.
Pola Lingkaran Menurut Joseph A. DeVito dalam pola lingkaran semua anggota
organisasi dapat berkomunikasi dengan yang lainnya, mereka tidak
11
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktik, h. 57
mempunyai pemimpin serta setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
12
Di sisi lain menurut Stephen P. Robbins pola lingkaran adalah adanya interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki, namun tidak adanya interaksi
lanjutan pada hirarki yang lebih tinggi. Misalnya komunikasi terjadi secara interaksi antar sesama bawahan dengan atasannya langsung komunikasi
berjenjang.
13
b. Pola Roda
Menurut Joseph A. DeVito, pola roda disini memiliki pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan pimpinan berada pada posisi sentral dan
berpengaruh dalam proses penyampaian pesannya yang mana semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada
pimpinan.
14
Sementara itu Stephen P. Robbins, pola roda merupakan sistem jaringan komunikasi yang menjadikan semua laporan, instruksi, perintah kerja dan
kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih dan tidak adanya komunikasi sesama bawahan yang lain.
15
c. Pola Rantai
Menurut Joseph A. DeVito, pola rantai ini tidak memiliki pemimpin sama halnya pola lingkaran. Tetapi orang yang berada diposisi tengah
12
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana Pamulang: KARISMA Publising Grup, 2011, edisi ke-lima, h. 383.
13
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2009, h. 134.
14
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383.
15
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134.
lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang yang berada di posisi lain. Serta orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja.
16
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, pola komunikasi rantai di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal
sebagai sistem komunikasi arus ke atas upward dan ke bawah downward begitu juga sebaliknya. Artinya model tersebut menganut
hubungan komunikasi garis langsung komando baik ke atas atau ke
bawah tanpa terjadi suatu penyimpangan.
17
d. Pola Bintang atau Semua Saluran
Menurut Joseph A. DeVito, dalm pola ini semuanya anggota memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi anggota lainnya dan setiap
anggota lainnya memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.
18
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dalam pola ini semua tingkatan dalam jaringan ini dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat
siapa yang menjadi tokoh sentralnya. dan setiap stafbawahan tidak dibatasi dan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihakpimpinan
atau sebaliknya.
19
e. Pola Y
16
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383.
17
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134.
18
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383.
19
Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134.