Identifikasi Masalah Batasan Masalah
b. Manfaat praktis, secara praktis penelitian ini diharapkan akan menjadi
sebuah masukan dan menambah wawasan bagi mahasiswa dan masyarakat. Serta bagi para praktisi komunikasi dalam hal pola
komunikasi organisasi penangan bencana, tulisan ini dapat dijadikan masukan buat lembaga kemanusian lain di Indonesia.
3. Pernyataan Penelitian
Pada dasarnya ACT telah menggunakan pola komunikasi yang berstruktur dalam berkomunikasi sesama karyawan. Pada saat
penangangan bencana di gunung Kelud, p
ola komunikasi yang digunakan oleh ACT adalah pola lingkaran dan pola rantai. Pola lingkaran terjadi pada saat
pra-bencana, di mana terjadi komunikasi berjenjang. Sedangkan, pola rantai terjadi pada saat bencana dan pasca-bencana karena adanya komunikasi ke atas
dan ke bawah melalui tingkatan hirarki yang bersifat kaku. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai
pemimpin dari pada mereka yang berada di posisi lain.
Pola komunikasi ini memungkinkan para relawan dan aktivis penanganan bencana yang ada untuk mempermudah mengoordinir
kegiatan mereka di lapangan untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi itu dilakukan berdasarkan tingkatan hirarki yang beralaku. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi tingkat penyimpangan dalam berkomunikasi di lapangan. Komunikasi ini juga di lakukan dengan adanya rapat-rapat
manager baik di kantor maupun di lapangan.