Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi

lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang yang berada di posisi lain. Serta orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. 16 Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, pola komunikasi rantai di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal sebagai sistem komunikasi arus ke atas upward dan ke bawah downward begitu juga sebaliknya. Artinya model tersebut menganut hubungan komunikasi garis langsung komando baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadi suatu penyimpangan. 17 d. Pola Bintang atau Semua Saluran Menurut Joseph A. DeVito, dalm pola ini semuanya anggota memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi anggota lainnya dan setiap anggota lainnya memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum. 18 Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dalam pola ini semua tingkatan dalam jaringan ini dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. dan setiap stafbawahan tidak dibatasi dan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihakpimpinan atau sebaliknya. 19 e. Pola Y 16 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383. 17 Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134. 18 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383. 19 Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134. Menurut Joseph A. DeVito, pola Y juga terdapat pimpinan yang jelas dan setiap anggota dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. 20 Menurut Stephen P. Robbins, pola Y ini terdapat empat level jenjang hirarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang mungkin berbeda devisi atau department. 21 Bagan 02. Pola Komunikasi Sumber: Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia. 22 Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi yang biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk berkomunikasi secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja. 20 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383. 21 Stephen P. Robbins, Organization Behaviour, h. 134. 22 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383.

B. Bencana

1. Pengertian Bencana

Istilah bencana dapat diartikan sebagai sesuatu yang “menimbulkan kesusahan, kerugian, penderitaan, malapetaka, kecelakaan dan marabahaya.” 23 Bencana merupakan “kejadian yang luar biasa, di luar kemampuan normal seseorang menghadapinya, menakutkan dan juga mengancam keselamatan jiwa. Akibatnya, berbagai bangunan penting hancur, korban jiwa berjatuhan dan memengaruhi kondisi psikologis dari mereka yang terkena dampak bencana.” 24 “Bencana merupakan gangguan atau kekacauan pada pola normal kehidupan. Gangguan atau kekacauan ini biasanya hebat, terjadi tiba-tiba, tidak disangka- sangka dan wilayah cangkupan sangat luas.” 25 Adapun dampak kepada manusia seperti kehilangan jiwa, luka-luka dan kerugian harta benda. Dampak yang paling utama yakni struktur sosial dan ekonomi seperti kerusakan infrastruktur berupa sistem jalan, air bersih, listrik, komunikasi dan pelayanan penting lainnya. Dalam UU RI No. 24 tahun 2007 dikatakan bahwa: “bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam atau non-alam maupun faktor manusia sendiri, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.” 26 Dengan demikian, maka dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bencana yaitu suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang dapat menimbulkan ancaman dan gangguan terhadap kehidupan masyarakat yang 23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2005 h. 100. 24 Nani Nurrachman, ed. Pemulihan Trauma: Pandan Praktis Pemulihan Trauma Akibat Bencana Alama Jakarta, LPSP3Fakultas Psikologi UI, 2007, h. 3. 25 Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 67. 26 Sentosa Sembiring, Himpunanan Peraturan Perundang-undangan RI; Penanggulangan Bencana, h. 11. melebihi batas kemampuannya, sehingga mengakibatkan kerusakan, kerugian serta penderitaan bahkan sampai jatuhya korban jiwa, baik terjadi karena alam ataupun non-alam ataupun karena faktor keduanya.

2. Jenis-Jenis Bencana

Dalam UU RI No. 242007 berdasarkan jenis dan klasifikasinya, bencana yang terjadi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 27 a. Bencana Alam Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan, dan tanah longsor. b. Bencana Non-Alam Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non- alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wadah penyakit. c. Bencana Sosial Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa karena manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan terorisme.

3. Letusan Gunung Kelud

“Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.” 28 Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang 27 Sentosa Sembiring, Himpunanan Peraturan Perundang-undangan RI; Penanggulangan Bencana, h. 10. 28 “Letusan Gunung,” diakses pada hari Sabtu 1 Maret 20014 dari www.Wikipedia.org.id. membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa memengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi berupa; gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, Lahar, Abu Letusan. 29 Letusan gunung api adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material pijar, hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar. 30 “Gunung Kelud sering disalah tuliskan menjadi Kelut yang berarti sapu dalam Bahasa Jawa; dalam Bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. ”31 Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri. Gunung Kelud dikenal sebagai gunung api dengan kawah berupa danau yang terbentuk akibat dari letusan pada tahun 2007. 32 Gunung Kelud merupakan salah satu gunung aktif di Jawa Timur yang “erupsinya didominasi oleh erupsi-erupsi eksplosif yang menghasilkan endapan 29 Abdillah Rikito, “Pengertian Gunung Meletus,” diakses pada hari Sabtu 1 Maret 2014 dari http:alampenuhbencana.blogspot.compgunung-meletus.html. 30 Pusat Data dan Informasi dan Humas, “Definisi dan Jenis Bencana”, diakses pada hari Sabtu 1 Maret 2014 dari www.bnpb.go.id.