aliran dan jatuhan piroklastik.”
33
Oleh karena itu di sebagian utama bentuk gunung tersebut banyak dikelilingi oleh endapan-endapan tersebut. Sehingga
kubah lava, sumbat lava, dan aliran lava yang ada hanya terdapat di daerah sekitar pusat erupsi utama dan erupsi samping gunung Kelud.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Bapak Soekarwo menyatakan, masa tanggap darurat erupsi gunung Kelud mulai 13 Februari hingga 12 Maret 2014
sedangkan Pemerintah Daerah Provinsi DIY memutuskan masa tanggap darurat berlaku selama tujuh hari dimulai 14 Februari hngga 20 Februari 2014.
34
C. Tahapan Penanganan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan untuk meminimalisir dampak suatu bencana, hal ini ditandai dengan
“serangkaian kegiatan berupa pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi.”
35
Berikut tahapan penanggulangan bencana, yang meliputi kegiatan pra-bencana pencegahan, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat saat
bencana, dan pasca-bencana rehabilitas, rekonstruksi. 1.
Pra-Bencana Persiapan menghadapi bencana adalah berbagai kegiatan yang
dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan timbulnya bahaya dari bencana.
36
Upaya yang dilakukan pada saat pra bencana antara lain:
33
Akhmad Zaennuddin, “Prakiraan Bahaya Erupsi Gunung Kelud,” Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2, Agustus 2009, h. 1.
34
Dompet Dhuafa, “Situasi Respons Erupsi Gunung Kelud,” Disaster Manangement Dompet Dhuafa 14-17 Februari 2014, h. 2.
35
Warto, dkk, Uji Coba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era Otonomi Daerah Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2003, h. 15.
36
Warto, dkk, Uji Coba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era Otonomi Daerah, h. 12.
a. Pencegahan, adalah “serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan bencana maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana.”
37
b. Kesiapsiagaan, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencan melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat guna serta berdaya guna.
38
c. Mitigasi, adala segala “kegiatan yang bertujuan memperkecil kerugian
yang timbul akibat peristiwa bencana, terutama terhadap jiwa raga manusia, harta benda dan berbagai bangunan.”
39
2. Saat Bencana
Penanganan saat terjadi bencana adalah kegiatan yang dilakukan ketika bencana melanda, yang tujuannya adalah menyelamatkan korban manusia
jiwa-raga dan harta benda untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Kegiatan yang biasanya dilakukan saat kejadian yaitu; evakuasi korban ke
tempat penampungan sementara, penyelenggaraan dapur umum, distribusi atau penyaluran bantuan dalam bentuk pangan, sandang, obat-obatan, bahan
bangunan, peralatan ekonomis-produktif seperti alat pertanian dan pertukangan, serta uang sebagai modal awal hidup pasca-bencana, pendataan
korban dan jumlah kerugian material.
40
37
Sentosa Sembiring, Himpunanan Peraturan Perundang-undangan RI; Penanggulangan Bencana, h.12.
38
Sentosa Sembiring, Himpunanan Peraturan Perundang-undangan RI; Penanggulangan Bencana, h.11.
39
Warto, dkk, Uji Coba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era Otonomi Daerah, h. 15.
40
Warto, dkk, Uji Coba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era Otonomi Daerah, h. 12.
Rencana darurat biasanya dibangun dan disesuaikan dengan konteks di mana rencana darurat itu beroperasi, biasanya rencana darurat yang
“mencangkup komunikasi, search and rescue, mengoordinasikan tugas-tugas emergency, sektor transportasi, kesejahteraan sosial, kesehatan dan tenaga
medis, polisi dan keamanan, militer dan tenaga sukarelawan.”
41
Fase tanggap darurat adalah di mana pemerintah bersama-sama masyarakat melakukan langkah tanggap darurat, termasuk diantaranya
mengumumkan status bencana. Kemudian melakukan penyelamatan dokumen-dokumen Negara, menyediakan informasi kepada publik mengenai
korban bencana, melakukan prosesi pemakaman korban meninggal, menyediakan posko informasi, menyediakan rumah sakit darurat, melakukan
koordinasi sesama lembaga terkait, masyarakat dan instansi pemerintah.
42
“Jangka waktu masa tanggap darurat, beragam sesuai dengan besar kecilnya skala bencana. Umumnya adalah dua minggu sampai satu bulan
setelah terjadinya bencana dan dapat diperpanjang berdasarkan keputusan dari PresidenKepala Daerah.”
43
3. Pasca-bencana
Pasca-bencana lebih disebut dengan massa recovery. Recovery menurut UU RI No. 24 2007 adalah “serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
41
A.B. Susanto, Sebuah pendekatan strategi manajemen: disaster Manangement di Negeri Rawan Bencana Jakarta: PT Aksara Grafika Pratama, 2006, h. 76.
42
Saru Arifin, “Model Kebijakan Mitigasi Bencana Alam Bagi Difabel: Studi Kasus di Kabupaten Bantul”, Yogyakarta,” Jurnal Fenomena Volume 6-Nomor 1 Maret 2008: h. 8.
43
Syamsul Maarif, “Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor Enam Tahun 2008: Penggunaan Dana Siap Pakai,” Perka BNPB Desember 2008, h. 12.