PENETAPAN HAK HADHANAH KEPADA BAPAK DI PENGADILAN

dan keadilan harus memenuhi harapan dari para pencari keadilan yang. selalu menghendaki peradilan yang sederhana, cepat, tepat, dan biaya ringan, hal mana Pengadilan Agama Depok sebagai pelaksana Visi dan Misi Mahkamah Agung RI yang dijabarkan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, yaitu: Visi “Terwujudnya putusan yang adil dan berwibawa, sehingga kehidupan masyarakat menjadi tenang, tertib dan damai di bawah lindungan Allah SWT” dan Misi : “Menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan oleh umat islam Indonesia di bidang perkawinan, warisan dan wasiat, wakaf, zakat, infak, hibah, shodaqoh dan ekonomi syari’ah, secara cepat, sederhana dan biaya ringan”. 68

1. Visi dan Misi Pengadilan Agama Depok

Pengadilan Agama Depok sebagai underbow Mahkamah Agung RI memiliki komitmen dan kewajiban yang sama untuk mengusung terwujudnya peradilan yang baik dan benar serta dicintai masyarakat. Atas dasar itu maka Pengadilan Agama depok telah menjabarkan visi dan misi tersebut dalam visi dan misi Pengadilan Agama Depok, yaitu :Visi Pengadilan Agama depok adalah Terwujudnya Pengadilan Agama Depok Yang Agung. Hal ini mengandung makna bahwa Pengadilan Agama Depok siap bersama-sama peradilan lainnya meningkatkan kinerja yang lebih baik 68 Di akses yang bersumber dari www.pa-depok.go.id pada tanggal 14 september 2015 demi menjaga kehormatan dan martabat serta wibawa peradilan yang didedikasikan dalam bentuk misi Pengadilan Agama Depok, yaitu : 1. Meningkatkan pelayanan penerimaan perkara. 2. Membuka akses publik seluas-luasnya. 3. Mewujudkan proses pemeriksaan perkara yang sederhana, cepat dan dengan biaya ringan; 4. Mewujudkan putusanpenetapan yang memenuhi rasa keadilan, kepastian hukum dan dapat dilaksanakan eksekutabel. 5. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. 6. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan terhadap kinerja dan perilaku aparat Pengadilan agar berlaku jujur dan berwibawa serta agar Peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. 69

2. Tugas Pokok Dan Fungsi Pengadilan Agama Depok

Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta wakaf dan shadaqah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2010 tentang Peradilan Agama. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama mempunyai fungsi sebagai berikut : 69 Di akses yang bersumber dari www.pa-depok.go.id pada tanggal 14 september 2015 1. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi; 2. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya; 3. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan Agama umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara; 4. Memberikan Keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 5. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 107 ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 6. Waarmerking Akta Keahliwarisan di bawah tangan untuk pengambilan deposito tabungan, pensiunan dan sebagainya; 7. Pelaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum, pelaksanaan hisab rukyat, pelayanan risetpenelitian dan sebagainya.

3. Kekuasaan atau Yuridiksi

Tiap Pengadilan Agama mempnyai wilayah hukum tertentu. Dalam hal ini meliputi satu kota madya atau satu kabupaten, atau dalam keadaan tertentu sebagai pengecualian, mungkin lebih atau mungkin kurang. 70 Wilayah Hukum Pengadilan Agama Depok meliputi Wilayah Kota Depok. Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek. Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2. Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 70 A. Basiq Djalil, Peradilan Islam, Jakart a: Amzah, 2012, h. 203. sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesansggrahan dan Kali Cikeas.

2. Deskripsi Perkara Putusan No.184Pdt.G2011PA.Dpk

Pada perkara Nomor 184Pdt.G2011PA.Dpk diketahui bahwa antara pemohon dan termohon telah melangsungkan pernikahan pada bulam Desember tahun 2003 yang dicatat oleh pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama kecamatan pancoran mas, Kota Depok. Jadi pernikahan antara pemohon dan termohon itu adalah sah menurut Hukum karena merupakan pernikahan yang dicatatkan oleh pegawai pencatat nikah. Dari perkawinan tersebut pemohon dan termohon telah dikaruniai dua orang anak. 71 Rumah tangga antara pemohon dan termohon pada awalnya rukun dan harmonis tetapi sejak bulan desember tahun 2004 sampai tahun 2008 antara pemohon dan termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan termohon sering meninggalkan rumah tangga tanpa seizin pemohon, dan anak-anak ditelantarkan begitu saja. Termohon suka 71 Putusan Pengadilan Agama Depok No 184pdt.G2011PA.Dpk hal. 1 berbohong masalah keuangan seperti termohon mengambil tabungan anak- anak, menggadaikan motor tanpa seizin Pemohon dengan alasan untuk operasi orang tuanya, akan tetapi setelah Pemohon mendesak menanyakan kepada orang tuanya ternyata tidak benar orang tuanya tidak dioperasi, Kemudian Pemohon bertanya kepada Termohon dikemanakan uangnya Termohon diam saja malah Termohon minta di kembalikan ke rumah orang tuanyaminta cerai. Termohon tidak ada tanggung jawab dalam rumah tangga dengan pergi meninggalkan anak-anak dan tanpa seizin pemohon. 72 Akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut yang terus berlanjut, kemudian sekitar bulan desember tahun 2008 sampai tahun 2011 antara pemohon dan termohon telah pisah rumah, hingga saat ini berjalan selama 3 tahun lamanya dan selama itu pula usaha untuk rukun tidak membuahkan hasil karena termohon tidak berubah sikapnya. Kejadian diatas menuturkan bahwa antara pemohon dan termohon sudah tidak dapat dibina dengan baik lagi sehingga rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah tidak dapat tercapai. Pemohon merasa menderita lahir dan batin dan sudah tidak mungkin lagi untuk meneruskan rumah tangga dengan pemohon serta tidak ada jalan terbaik kecuali perceraian. Dengan kondisi rumah tangga yang sudah tak dapat di rukunkan kembali maka pemohon memohon kepada majlis hakim untuk dapat bisa mengucapkan 72 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal.2 ikrar talak dan memohon agar anak-anaknya dapat ditetapkan kepada pemohon selaku ayah kandungnya. Pada hari sidang yang telah ditetapkan, pemohon dan termohon telah hadir dipersidangan. Sesuai dengan perma nomor 1 tahun 2008 tentang mediasi, majelis hakim berusaha mendamaikan pemohon dan termohon akan tetapi tidak berhasil damai, kemudian dilakukan upaya perdamaian melalui mediasi pada tanggal 24 februri 2011 oleh Drs. H.A. Baidhowi M.H. Hakim mediator Pengadilan Agama Depok, namun gagal karena tidak tercapai kesepakatan damai. 73 Setelah proses mediasi gagal, maka dibacakanlah surat permohonan pemohon tersebut dalam persidangan yang tertutup untuk umum yang isinya di nyatakan secara lisan dan pemohon menambahkan keterangan dalam surat permohonanya sebagai berikut: ketika menikah Termohon dalam keadaan hamil sekitar 3 tiga bulan, Termohon pergi ke rumah orangtuanya lalu termohon tidak bisa menjaga rahasia rumah tangga Contohnya Termohon suka berbicara kepada orang lain ketika pemohon dan termohon sedang bertengkar, kemudian pada akhirnya termohon diantarkan ke rumah orangtuanya oleh Pemohon, dan sejak berpisah Termohon beberapa kali pulang dan nginap di rumah, atas kejadian tersebut keluarga telah berupaya merukunkan tetapi tidak berhasil dan jika terjadi perceraian antara pemohon dan termohon sebagai rasa tanggung jawab Pemohon akan memberikan nafkah iddah kepada 73 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 3. Termohon setiap harinya sebanyak Rp 50.000,- lima puluh ribu rupiah sehingga jumlah perbulan sebanyak Rp.1.500.000,- satu juta lima ratus ribu rupiah dan akan memberikan mut’ah berupa seperangkat alat shalat dan Al-qur’an. 74 Setelah permohonan disampaikan, termohon pun menjawab: Pemohon adalah suami sah Termohon, termohon membenarkan selama berumah tangga kami telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri, dan benar, ketika nikah Termohon dalam keadaan hamil sekitar 3 tiga bulan dan telah dikaruniai dua orang anak. Termohon membenarkan pada semula rumah tangga kami rukun dan harmonis dan sejak Desember 2004 mulai adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus, Termohon pergi tanpa izin dari Pemohon itu tidak benar, karena Termohon minta izin dengan Pemohon terkadang diizinkan dan terkadang tidak diizinkan dan ini menimbulkan pertengkaran, dan benar uang tabungan anak diambil digunakan untuk modal dagang, keperluan Termohon, dipinjam teman, dan memang benar motor juga dijual dan uangnya digunakan untuk menambah modal dagang dan keperluan Termohon serta dipakai untuk membantu berobat orangtua, kemudian tidak benar karena Termohon tidak bergaul dengan tetangga, pemohon sering memberikan nasihat itu tidak benar, justru pemohon sering bicara keras sehingga melakukan kekerasan terhadap termohon sehingga termohon sering meminta cerai kepada pemohon. Selanjutnya termohon tidak membenarkan bahwa dirinya tidak 74 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 5. bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya, dan sejak Desember 2008 kami telah berpisah rumah karena Termohon diantarkan oleh Pemohon ke rumah orangtua, sejak berpisah termohon beberapa kali pulang dan menginap dirumah bersama suami dan anak-anaknya dan ini semua dibenarkan oleh termohon, Pemohon dengan Termohon telah bersabar dan telah berusaha untuk merukunkan kembali tetapi tidak dapat rukun kembali, keluarga juga telah berupaya merukunkan kami tetapi tidak berhasil, dengan kondisi rumah tangga yang sudah tak dapat dirukunkan kembali Termohon tidak keberatan atas permohonan cerai dari Pemohon, dan Termohon menerima mut’ah yang akan diberikan Pemohon berupa alat shalat dan kitab Alquran tersebut akan tetapi untuk nafkah iddah mohon diberikan setiap harinya sebanyak Rp 200.000,- dua ratus ribu rupiah bukan sebanyak Rp 50.000,- seperti yang akan diberikan oleh pemohon, karena sesuai dengan penghasilannya, dan jika perceraian itu terjadi mohon agar anak-anak ditetapkan pada Termohon sebagai ibunya mengingat anak tersebut masih di bawah umur dan masih memerlukan kasih sayang ibunya meskipun selama ini Termohon masih suka bertemu dengan anak-anak dan Pemohon juga tidak mempersulit untuk bertemu dengan anak-anak. 75 Untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, pemohon telah mengajukan bukti tertulis berupa: Fotokopi dari Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dengan Termohon yang aslinya dikeluarkan oleh Kantor 75 Putusan Pengadilan Agama Depok No 184pdt.G2011PA.Dpk hal. 6 urusan Agama KUA Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, yang telah bermateraikan secukupnya dan telah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai, fotokopi dari Kutipan Akta kelahiran atas nama kedua anak pemohon dan termohon. 76 Begitupun Termohon juga untuk memperkuat dalil-dalil nya mengajukan bukti tertulis berupa: Fotokopi dari Kutipan Akta Nikah atas nama Termohon dengan Pemohon yang aslinya dikeluarkan oleh Kantor urusan Agama KUA Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok yang telah bermateraikan secukupnya dan telah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai, selanjutnya fotokopi dari Surat Tanda Penerimaan LaporanPengaduan yang dikeluarkan oleh Polsek Pancoran Mas kota Depok yang telah bermateraikan secukupnya telah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai, bukti ini membuktikan bahwa Pemohon pernah menjambak rambut dan mengangkat serta menendang kaki kiri Termohon sampai memar dan bengkak. Kemudian adanya bukti berupa fotokopi dari kwitansi rawat jalan dan kwitansi penebusan obat atas nama Termohon tertanggal 26 Desember 2005, yang aslinya dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bhakti yudha Depok, bukti ini menunjukan bahwa Termohon pernah berobat akibat Pemohon menendang bagian kaki kiri Termohon sampai memar dan bengkak. Fotokopi dari Surat Tanda Terima LaporanPengaduan dari nama termohon No. pol.nomor restro depok yang aslinya dikeluarkan oleh polri daerah metro jaya dan sekitarnya. bukti ini 76 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 4. membuktikan bahwa tanggal 1 Agustus 2008 pukul 11.30 WIB Pemohon memukul Termohon dengan tangan kosong dan luka pada leher dan sakit pada dada sebelah kanan. Fotokopi Dari Surat Tanda Penerimaan 1 Satu Potong Baju Kaos Warna Merah Dari Nama Termohon Yang Aslinya Dikeluarkan Oleh Polri Daerah Metro Jaya Dan Sekitarya Resort Metro Depok Tanggal 1 Agustus 2008. bukti ini membuktikan bahwa barang tersebut merupakan bukti dalam perkara yang diduga tindak pidana penganiayaan dalam rumah tangga. 77 Selain mengajukan bukti-bukti tertulis seperti surat-surat autentik. Pemohon dan termohon diperintahkan untuk memanggil saksi dalam persidangan dari pihak keluarganya atau orang terdekat untuk didengarkan dalam persidangan keteranganya. Untuk itu pemohon telah menghadirkan saksi di persidangan. saksi adalah kakak seibu Pemohon, setelah bersumpah dihadapan majelis hakim saksi memberikan keteranganya sebagai berikut: Saksi kenal baik dengan Pemohon maupun denganTermohon, Pemohon dengan Temohon adalah suami istri dan telah mempunyai anak 2 dua orang, setelah menikah, Pemohon dengan Termohon hidup berumah tangga dirumah yang di jalan Camar IV, pada awalnya rumah tangga Pemohon dengan Termohon baik dan rukun kemudian tidak harmonis sejak satu tahun sebelum berpisah rumah karena Pemohon dengan Termohon sering bertengkar, lalu saksi pernah melihat dan mendengar Pemohon dengan Termohon bertengkar 3 tiga kali waktu 77 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 7. saksi berkunjung ke rumah Pemohon dan Termohon tetapi saksi tidak mengetahui sebabnya bertengkar, dan pada akhirnya Pemohon dengan Termohon telah berpisah rumah dari akhir tahun 2008 disebabkan Termohon diantarkan kepada orangtuanya oleh Pemohon, dan sejak diantarkan kerumah orang tuanya Termohon masih sering datang untuk menengok anaknya, dan saksi telah menyarankan baik kepada Pemohon maupun kepada Termohon agar rukun kembali tetapi tidak berhasil karena sudah sama-sama mau berpisah, kemudian anak-anak Pemohon dengan Termohon sekarang bersama dengan Pemohon, karena pemohon orangnya sayang, perhatian dan sanggup untuk merawat anak-anaknya, kemudian Pemohon tidak pernah mempersulit Termohon jika akan bertemu dengan anak-anaknya, masalah kesehatan, kondisi anak-anaknya sehat seperti anak-anak seusianya, dalam konflik rumah tangga yang terjadi antara pemohon dan termohon, saksi sudah tidak mampu merukunkan kembali. 78 Selanjutnya saksi kedua dari pemohon berumur 57 tahun, agama Islam, saksi adalah tetangga Pemohon dan Termohon di bawah sumpahnya dihadapan majelis hakim yang akan memberikan keteranganya sebagai berikut: Saksi kenal baik dengan Pemohon maupun dengan Termohon karena sudah bertetangga lebih dari 5 lima tahun, menurut kesaksian pada awalnya rumah tangga Pemohon dengan Termohon baik kemudian tidak harmonis dari 1 satu tahun sebelum berpisah kemudian saksi melihat Pemohon dengan Termohon tidak harmonis karena Pemohon 78 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 7. kalau jalan pagi bersama anak-anaknya dan tidak pernah bareng dengan Termohon, saksi belum pernah melihat dan mendengar Pemohon dengan Termohon bertengkar tetapi saksi mengetahui dari informasi Pemohon kepada saksi jika Pemohon dengan Termohon sering bertengkar disebabkan Termohon sering pergi tanpa izin kepda Pemohon, begitupun sebab yang lainnya saksi tidak mendapatkan informasi dari Pemohon, lalu Pemohon dengan Termohon telah berpisah rumah dari akhir tahun 2008 dan sejak itu saksi tidak mengetahui sebab berpisahnya Pemohon dengan Termohon diusir atau tidak diantarkan atau pulang sendiri, sejak berpisah Termohon masih suka datang untuk melihat anak-anaknya. Saat itu saksi telah menyarankan baik kepada Pemohon maupun kepada Termohon agar rukun kembali tetapi tidak berhasil karena sudah sama-sama mau berpisah, begitupun dengan anak-anak Pemohon dan Termohon sekarang bersama dengan Pemohon, anak itu tinggal bersama Pemohon karena Pemohon orangnya sayang, perhatian dan sanggup untuk merawat anak-anaknya, untuk masalah kesehatan saksi mengemukakan kondisi anak-anaknya sehat seperti anak-anak seusianya. Bahwa saksi tidak tahu Pemohon di mana bekerja dan berapa gajinya, dan pada akhirnya saksi tidak sanggup lagi merukunkan Pemohon dan Termohon danPemohon dengan Termohon sulit untuk dirukunkan kembali. 79 Selanjutnya termohon juga menghadirkan saksi dari pihak keluarganya. saksi adalah ayah kandung Termohon, di bawah sumpahnya 79 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 8. dihadapan Mejelis Hakim, saksi memberikan keterangan sebagai berikut: saksi kenal baik dengan dengan Termohon maupun dengan Pemohon karena saksi adalah ayah kandung dari termohon, baik Pemohon dengan Temohon adalah suami istri dan telah mempunyai anak 2 dua orang, setelah menikah Pemohon dengan Termohon hidup berumah tangga dirumah yang di jalan Camar IV, dari awal pernikahan rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah ada masalah karena Termohon waktu nikah dalam keadaan hamil kemudian berlanjut sampai sekarang tidak harmonis bahkan telah berpisah rumah sudah beberapa bulan terakhir ini tetapi saksi tidak mengetahui persisnya Pemohon dengan Termohon berpisah, lalu Termohon yang keluar dari rumah disebabkan Termohon trauma karena kasus KDRT yang beberapa kali terjadi yang dilakukan Pemohon kepada Termohon dan sudah dilaporkan baik kepada Polsek maupun ke Polres, karena disebabkan adanya KDRT dikarenakan Pemohon dengan Termohon orangnya sama-sama berwatak keras. kemudian saksi belum pernah melihat langsung Pemohon dengan Termohon bertengkar tetapi dari informasi Termohon kepada saksi bahwa Pemohon dengan Termohon sering bertengkar dan tidak menyebutkan sebabnya, lalu saksi telah menyarankan baik kepada Pemohon maupun kepada Termohon agar rukun kembali tetapi tidak berhasil karena sudah sama-sama mau berpisah. Dan pada saat ini anak-anak Pemohon dengan Termohon sekarang bersama dengan Pemohon, lalu saksi tidak tahu Pemohon orangnya sayang atau tidak perhatian dan sanggup untuk merawat anak-anaknya atau tidak meskipun Pemohon tidak pernah mempersulit Termohon jika akan bertemu dengan anak-anaknya. Menurut informasi, kondisi anak-anaknya sehat seperti anak-anak seusianya.Utnuk masalah pekerjaan, saksi tidak tahu di mana Pemohon bekerja dan berapa penghasilannya, dengan keadaan seperti ini saksi tidak sanggup lagi merukunkan Pemohon dan Termohon sehingga Pemohon dengan Termohon sulit untuk dirukunkan kembali. 80 Adapun saksi kedua dari pihak termohon, saksi adalah ibu kandung Termohon di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut: Dari awal saksi kenal baik dengan Termohon maupun dengan Pemohon karena saksi adalah ibu kandung dari termohon, Pemohon dengan Temohon adalah suami istri dan telah mempunyai anak 2 dua orang. Pemohon dengan Termohon hidup berumah tangga terakhir di rumah di jalan Camar IV. Pada awalnya rumah tangga Pemohon dengan Termohon rukun dan harmonis kemudian tidak harmonis dari tahun 2006 disebabkan adanya pertengkaran karena saksi ditelephon oleh Termohon yang menyebutkan telah bertengkar dan Pemohon mukul kaki Termohon sehingga Termohon tidak bisa berjalan kemudian saksi kerumahnya dan ternyata Termohon tidak bisa berjalan kemudian di bawa oleh saksi untuk berobat. Karena adanya masalah KDRT yang saksi ketahui sering dilakukan oleh Pemohon kepada Termohon bahkan telah dilaporkan oleh Termohon kepada pihak yang berwajib, dan saksi sering mendengar 80 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 9. keluhan dari Termohon jika Pemohon dengan Termohon sering bertengkar begitu juga informasi dari tetangganya kepada saksi, selanjutnya Pemohon dengan Termohon telah berpisah rumah dari akhir tahun 2008 karena Termohon diantarkan oleh Pemohon kepada saksi, maka sejak berpisah Termohon masih suka datang untuk melihat anak-anaknya, dalam keadaan seperti ini saksi telah mendamaikan dan merukunkan Pemohon dengan Termohon tetapi tidak berhasil karena sudah sama-sama mau berpisah, dan pada saat ini anak-anak Pemohon dengan Termohon sekarang bersama dengan Pemohon. Menrurut saksi pula Pemohon orangnya sayang, perhatian dan sanggup untuk merawat anak-anaknya, dan kondisi anak-anaknya pun sehat seperti anak-anak seusianya. Untuk masalah pekerjaan saksi tidak mengetahui Pemohon bekerja dimana dan berapa penghasilannya. Dalam kondisi seperti ini saksi tidak sanggup lagi merukunkan Pemohon dan Termohon sehingga Pemohon dengan Termohon sulit untuk dirukunkan kembali. 81 Setelah mendengarkan keterangan saksi tersebut pemohon memohon agar dikabulkan izin perceraiannya, Jika dikabulkan perceraiannya akan memberikan nafkah iddah kepada Termohon setiap harinya sebanyak Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah sehingga jumlah setiap bulannya sebanyak Rp 1.500.000,- satu juta rupiah dan akan memberikan mut’ah berupa seperangkat alat shalat dan Al-qur’an, lalu Mohon agar hak asuh anak-anak Pemohon dengan Termohon ditetapkan pada Pemohon, 81 Put usan Pengadilan Agam a Depok No 184 pdt .G 2011 PA.Dpk hal. 10. Menetapkan biaya perkara menurut hukum, dan jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang adil. Sedangkan termohon perihal permohonan cerai dari Pemohon Termohon tidak keberatan dan mohon supaya dikabulkan, adapun Nafkah iddah mohon setiap harinya sebanyak Rp. 200.000, dan di mohon agar anak-anak agar ditetapkan hak asuhnya pada Termohon sebagai ibunya, karena anak-anak tersebut masih membutuhkan kasih saying dari ibu kandungnya, dan jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang adil. 82 82 Putusan Pengadilan Agama Depok No 184pdt.G2011PA.Dpk hal. 11.

BAB IV TINJAUAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEPOK

TERHADAP HADHANAH BAGI ANAK BELUM MUMAYYIZ A. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Berdasarkan Hasil gambaran perkara diatas, dan segala pertimbangan yang bersumber baik dari fiqh, KHI, dan Undang-Undang kemudian majlis hakim memutus perkara ini dengan berbagai pertimbangan. Melihat dari sudut pandang kitab-kitab fiqih yang begitu hebatnya dengan berbagai pendapat dari para imam mazhab, perbedaan pendapat dalam hal apakah hadhanah ini menjadi hak orang tua terutama ibu atau hak anak. Sayyid Sabiq berpendapat bahwa pengasuhan adalah hak anak kecil karena ia sangat bergantung kepada orang yang dapat memberinya perhatian dan perlindungan, memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, dan mendidiknya. 83 Tetapi menurut jumhur ulama, hadhanah itu menjadi hak bersama antara orang tua dan anak. 84 Dalam Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 105 huruf a yang menegaskan bahwa anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. 85 Dalam KHI ini terlihat bahwa ibu yang lebih diprioritaskan sebagai pengasuh anak yang paling utama sebelum kepada orang lain, didalam undang-undang 83 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemahan jilid II, Jakarta: Al-I’tishom, 2008. h. 527. 84 Adul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoepe, 1999, h. 415. 85 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Akademika pressindo,2007,hal.151. 57 Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pada pasal 41, 45-49 pun tidak dijelaskan secara rinci bagi siapa yang paling berhak mengasuh anak pasca perceraian, akan tetapi baik suami atau istri yang telah bercerai berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya berdasarkan kepentingan anak. Suami dan istri bersama bertanggung jawab atas segala biaya pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya. 86 Kendati demikian, secara global sebenarnya undang-undang pekawinan telah memberi aturan pemeliharaan anak tersebut yang dirangkai dengan akibat putusnya sebuah perkawinan dan kewajiban orang tua terhadap anak. 87 Ketentuan yang sudah termaktub baik dari fikih, Kompilasi Hukum Islam dan undang-undang Nomor 1 tahun 1974 ternyata dalam perkara ini Hakim memiliki pertimbangan hukum yang lain. Sesuai dengan pasal 105 huruf a Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Meskipun Kompilasi Hukum Islam telah menjelaskan secara detail tentang hak asuh anak yang belum mumayyiz, namun hakim bisa Contra Legem dengan memiliki pertimbangan lain yang berlandaskan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 110 KAG2007 tanggal 7 Desember 2007 menyatakan bahwa masalah utama 86 MR Martiman Prodjohamidjojo, MM, MA, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing. 2011 hal. 45 87 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum perdata islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2012. h. 209 dalam hadhanah adalah kemaslahatan dan kepentingan anak bukan semata-mata yang secara normatif paling berhak. 88 Mengingat karena anak-anak Pemohon dan Termohon sekarang bersama dengan Pemohon maka sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor : 110 KAG2007 tanggal 7 Desember 2007 menyatakan bahwa masalah utama dalam hadlanah pemeliharaan anak adalah kemaslahatan dan kepentingan anak bukan semata-mata yang secara normatif paling berhak dan sesuai pula dengan Undang-Undang Nomor : 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut telah cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk mengabulkan gugatan Pemohon dengan menetapkan kedua anaknya berada di bawah hadhanah Pemohon. Meskipun anak Pemohon dan Termohon hak asuhnya telah ditetapkan kepada Pemohon tetapi Majlis Hakim melarang Pemohon untuk mempersulit jika Termohon ingin bertemu, menyalurkan kasih sayangnya, membawa nya berlibur dengan anak tersebut dan mengembalikannya dengan Pemohon dengan catatan tidak mengganggu kesehatan dan pendidikannya dan semuanya harus seizin dengan Pemohon. 89 88 Agus Abdullah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 21 September 2015. 89 Agus Abdullah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 21 September 2015.