Tanya: Bagaimana ijtihad yang digunakan majlis hakim dalam memutus perkara
Halaman 3 dari 21 hal, Putusan Nomor : 184Pdt.G2011PA.Dpk Berdasarkan alasan – alasan tersebut di atas, maka mohon dengan hormat
kiranya Bapak ketua pengadilan Agama Depok majelis hakim yang menggadili perkara ini berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Mengabulakn permohonan pemohon;
2. Menetapkan, memberikan izin kepada Pemohon NAMA PEMOHON untuk mengucapkan ikrar talak talak Tergugat terhadap Termohon NAMA
TERMOHON. di depan sidang Penggadilan Agama Depok;
3. Menetapkan hak asuh dua orang anak bernama NAMA ANAK , perempuan tanggal TANGGAL LAHIR dan NAMA ANAK , laki-laki,lahir TANGGAL LAHIR
berada pada pemohon sebagai ayah kandungnyA ; 4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
Apabila Pengadilan Agama Depok berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ;
Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir dalam persidangan;
Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali namun tidak berhasil ;
Bahwa Pemohon dengan Termohon juga telah diupayakan mediasi tanggal 24 Februari 2011 dengan Mediator Drs. H.A. BAIDHOWI, M.H., dan pada waktu mediasi
yang telah ditentukan Pemohon dan Termohon hadir namun mediasi gagal merukunkan Pemohon dengan Termohon ;
Bahwa kemudian persidangan dilanjutkan kepada pemeriksaan pokok perkara dengan diawali pembacaan surat permohonan Pemohon, dan Pemohon menyatakan secara
lisan menambahkan keterangan dalam surat permohonannya sebagai berikut ; Bahwa waktu nikah Termohon dalam keadaan hamil sekitar 3 tiga bulan;
Bahwa Termohon pergi ke rumah orangtuanya; Contohnya Termohon suka berbicara kepada orang lain adalah jika di rumah
bertengkar diberitahukan kepada orang lain; Bahwa Termohon diantarkan ke rumah orangtuanya oleh Pemohon;
Bahwa sejak berpisah Termohon beberapa kali pulang dan nginap di rumah; Bahwa keluarga telah berupaya merukunkan tetapi tidak berhasil;
Bahwa jika terjadi perceraian sebagai rasa tanggung jawab Pemohon akan
memberikan nafkah iddah kepada Termohon setiap harinya sebanyak Rp 50.000,- lima puluh ribu rupiah sehingga jumlah perbulan sebanyak Rp.1.500.000,- satu juta
lima ratus ribu rupiah dan akan memberikan mut’ah berupa seperangkat alat shalat dan Al-qur’an;
Halaman 4 dari 21 hal, Putusan Nomor : 184Pdt.G2011PA.Dpk Bahwa terhadap permohonan Pemohon berikut keterangan tambahannya tersebut,
Termohon memberikan jawaban secara lisan sebagai berikut; 1.
Bahwa benar Pemohon adalah suami sah Termohon yang menikah tanggal TANGGAL;
2. Bahwa benar selama berumah tangga kami telah bergaul sebagaimana layaknya
suami isteri, benar waktu nikah Termohon dalam keadaan hamil sekitar 3 tiga bulan dan telah dikaruniai anak 2 dua orang yang bernama
a. NAMA ANAK , perempuan tgl lahir TANGGAL LAHIR; b. NAMA ANAK , laki-laki, lahir TANGGAL LAHIR;
3. Bahwa benar semula rumah tangga kami rukun dan harmonis dan sejak Desember
2004 mulai adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus; a. Bahwa tidak benar Termohon pergi tanpa izin dari Pemohon karena Termohon
menta izin dengan Pemohon terkadang diizinkan dan terkadang tidak ketika pulangnya jadi bertengkar;
b. Bahwa benar uang tabungan anak sekitar Rp. 8.000.000,- delapan juta rupiah diambil digunakan untuk modal dagang, keperluan Termohon, dipinjam teman,
benar motor juga dijual seharga Rp.5.000.000,- lima juta rupiah uangnya digunakan untuk nambah modal dagang dan keperluan Termohon serta dipakai
untuk membantu berobat orangtua; c. Tidak benar karena Termohon tidak bergaul dengan tetangga;
d. Tidak benar Pemohon menasihati Termohon tetapi Pemohon bicaranya kurang baik, tangan melayang dan benar saya suka minta cerai;
e. Tidak benar
Termohon tidak
bertangungjawab, karena
Termohon bertanggungjawab dengan keluarga;
4. Bahwa benar Desember 2008 merupakan puncak perselisihan dan pertengkaran di
antara kami; 5.
Bahwa benar sejak Desember 2008 kami telah berpisah rumah karena Termohon diantarkan oleh Pemohon ke rumah orangtua, dan benar sejak berpisah beberapa kali
pulang dan menginap; 6.
Bahwa benar Pemohon dengan Termohon telah bersabar tetapi tidak dapat rukun kembali;
7. Bahwa benar keluarga juga telah berupaya merukunkan kami tetapi tidak berhasil;
8. Bahwa Termohon tidak keberatan atas permohonan cerai dari Pemohon ;
9. Bahwa Termohon menerima mut’ah yang akan diberikan Pemohon tersebut tetapi
untuk nafkah iddah mohon agar Pemohon memberikan setiap harinya sebanyak Rp 200.000,- dua ratus ribu rupiah karena sesuai dengan penghasilannya;