Teori Bawaan Teori-teori Agresi

dan kekerasan juga bisa disebabkan karena abnormalitas, misalnya kerusakan jaringan otak atau abnormalitas kromosom supermale atau XYY. c. Teori Sosio-biologi dari Wilson Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresi berkembang karena adanya kompetisi sosial, yaitu kompetisi terhadap sumber daya. Menurut teori ini, perilaku agresi adalah sesuatu yang penting untuk adaptasi dalam kehidupan Krahe, 2005.

2. Teori Lingkungan

a. Teori Frustasi-Agresi Klasik Teori yang dikemukakan oleh Dollard dan Miller ini menjelaskan bahwa frustasi mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek terutama yang dipersepsikan sebagai penyebab frustasi. Frustasi sendiri adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Dengan demikian, agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi. b. Teori Frustasi-Agresi Baru Dalam perkembangannya, kemudian terjadi beberapa modifikasi terhadap teori Frustasi-Agresi Klasik. Teori ini mensinyalir bahwa tidak setiap perilaku agresif disebabkan frustasi, karena masih ada faktor lain yang memicu perilaku agresif. Selain itu, teori ini menyatakan bahwa kekuatan dorongan agresi yang disebabkan oleh frustasi, tergantung besarnya kepuasan yang diharapkan dan tidak dapat diperoleh. Tepatnya jika orang tiba-tiba dihalangi untuk mencapai tujuannya, akan meningkatlah kecenderungannya untuk menyakiti orang lain, tergantung: 1. Tingkat kepuasan yang diharapkan, 2. Seberapa jauh gagal memperoleh kepuasan, 3. Seberapa sering terhalang untuk mencapai tujuan.

3. Teori Belajar Sosial

Teori ini berpendapat bahwa perilaku agresif yang dilakukan oleh individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atau observasi atas perilaku yang ditampilkan oleh individu-individu yang menjadi model. Teori ini beranggapan bahwa agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, semakin sering mendapatkan penguatan akan semakin besar kemungkinan perilaku agresif dapat terjadi.

4. Teori Kognisi

Teori kognisi berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan kategorisasi, pemberian sifat-sifat atribusi, penilaian, dan pembuatan keputusan Sarwono, 2002. Banyak tokoh berusaha mendapatkan pemahaman tambahan mengenai faktor-faktor yang memainkan peran dalam kemunculan perilaku agresi. Di antaranya adalah Anderson dan Bushman dalam Carnagey Anderson, 2004