Pengertian Lingkungan Kerja Fisik Pengertian Persepsi tentang Lingkungan Kerja Fisik

Sedangkan menurut Munandar 2001, lingkungan kerja adalah keadaan yang memberi kenyamanan atau ketidaknyamanan pada pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, seperti ruang kerja dengan peralatan tertentu serta fasilitas yang digunakan. Lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak memadai dan mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja karyawan tersebut akan rendah Schultz Sydney, 2006. Jadi, berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi performansi kerja seseorang.

2.2.4. Pengertian Persepsi tentang Lingkungan Kerja Fisik

Persepsi tentang lingkungan kerja fisik merupakan proses psikologi yang kompleks yang berhubungan dengan proses penginderaan, pengorganisasian, dan proses interpretasi serta penilaian terhadap kondisi material. Definisi persepsi tentang lingkungan kerja yang lebih teoritis dan operasional dibuat oleh Gibson dalam Bell, et.al., 1978 yang menyatakan bahwa persepsi tentang lingkungan kerja adalah serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi tingkah laku karyawan. Karena itu, semakin individu mempersepsikan lingkungan kerja fisiknya sebagai sesuatu yang sangat terasa mengganggu dan tidak nyaman, maka semakin tinggi dorongan berperilaku agresif individu tersebut. Sebaliknya semakin individu mempersepsikan lingkungan kerja fisiknya sebagai sesuatu yang tidak terasa dan nyaman, maka menyebabkan gangguan baik pada fisik maupun psikis. Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi terhadap lingkungan kerja fisik adalah hasil dari interpretasi atau pandangan subjek mengenai segala sesuatu yang ada disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi performansi kerja subjek.

2.2.5. Jenis-jenis Lingkungan Kerja Fisik

Banyak hal-hal yang tercakup dalam lingkungan kerja fisik. Munandar 2001 menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal yang ada di sekitar tempat kerja dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi, dan rancangan gedung, suhu sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seseorang. Jenis-jenis lingkungan kerja fisik lainnya akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Suhu

Manusia menginderakan suhu di alam sekitarnya. Kondisi suhu di lingkungan sekitar manusia atau di atmosfer dinamakan ambient temperature suhu lingkungan Sarwono, 1992. Kelembaban, arus udara, dengan jumlah, ukuran, dan suhu dari obyek dan bahan yang ada di tempat kerja semuanya mempengaruhi reaksi orang terhadap suhu udara. Perbedaan fisiologis masing- masing orang dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap persepsi kenyamanan. Karena begitu banyak variabel yang mempengaruhi persepsi manusia mengenai suhu, maka salah satu bidang penelitian dalam aspek kondisi kerja ini diarahkan untuk mendapatkan cara yang dapat diandalkan untuk mengukur apa yang dinamakan suhu efektif. Suhu efektif adalah suhu yang dirasakan bukan suhu dari pembacaan termometer Jewell Siegall, 1998. Karena reaksi tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh harus tetap sekitar 37° C. Jika suhu tubuh lebih rendah dari 25° C atau lebih tinggi dari 55° C, orang akan mati. Karena itu dalam tubuh ada organ tertentu yang bertugas mempertahankan suhu tubuh ini. Organ itu adalah hypothalamus. Kalau suhu lingkungan meningkat, hypothalamus akan merangsang pembesaran pori- pori kulit, percepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan reaksi-reaksi tubuh lain yang bertujuan untuk mengurangi panas tubuh yang berlebihan. Kalau upaya reaksi tubuh gagal mempertahankan suhu tubuh, kemungkinan akan terjadi hal-hal sebagai berikut; 1 Heat exhaustion: rasa lelah yang sangat kuat akibat panas disertai dengan rasa mual, mau muntah, sakit kepala, dan gelisah. 2 Heat stroke: delirium mengigau, koma tidak sadar, dan akhirnya meninggal dunia akibat otak terserang panas berlebihan.