Teori Lingkungan Teori-teori Agresi

diharapkan dan tidak dapat diperoleh. Tepatnya jika orang tiba-tiba dihalangi untuk mencapai tujuannya, akan meningkatlah kecenderungannya untuk menyakiti orang lain, tergantung: 1. Tingkat kepuasan yang diharapkan, 2. Seberapa jauh gagal memperoleh kepuasan, 3. Seberapa sering terhalang untuk mencapai tujuan.

3. Teori Belajar Sosial

Teori ini berpendapat bahwa perilaku agresif yang dilakukan oleh individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atau observasi atas perilaku yang ditampilkan oleh individu-individu yang menjadi model. Teori ini beranggapan bahwa agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, semakin sering mendapatkan penguatan akan semakin besar kemungkinan perilaku agresif dapat terjadi.

4. Teori Kognisi

Teori kognisi berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan kategorisasi, pemberian sifat-sifat atribusi, penilaian, dan pembuatan keputusan Sarwono, 2002. Banyak tokoh berusaha mendapatkan pemahaman tambahan mengenai faktor-faktor yang memainkan peran dalam kemunculan perilaku agresi. Di antaranya adalah Anderson dan Bushman dalam Carnagey Anderson, 2004 yang berusaha menjelaskan melalui salah satu pendekatan General Aggression Model GAM. GAM merupakan gabungan dari teori-teori agresi terdahulu. GAM mendeskripsikan proses episodik dari agresi yang terdiri dari beberapa tahapan. Berikut ini adalah bagan yang dapat menjelaskan tahapan tersebut : Inputs Routes Outcomes Person Situation Social Encounter Present Internal State: Affect Cognition - - - Arousal Thoughtful Action Impulsive Action Appraisal Decision Processes Bagan 2.1 Proses episodic dari The General Aggression Model Anderson Bushman, 2002 Dari bagan di atas dapat terlihat bahwa terdapat dua variabel input masukan yang dapat menyebabkan terjadinya tingkahlaku agresif. Variabel person orang adalah semua faktor yang dibawa oleh seseorang ke dalam situasi tertentu Carnagey Anderson, 2004, seperti trait yang mendorong individu untuk melakukan agresi, jenis kelamin, sikap dan belief tertentu terhadap kekerasan, dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sedangkan variabel situasi meliputi faktor-faktor di dalam lingkungan yang mengelilingi individual,