Pola Perilaku Kerpribadian Tipe A Tipe B
“An action-emotion complex that can be observed in any person who is aggressively involved in a chronic, incessant struggle to achieve and more
in less time, and if required to do so, against the opposing efforts of other person ”
Friedman dan Rosenman dalam Rice, 2000. Friedman dan Rosenman dalam Mischel, 2004 menandai perilaku tipe A
menjadi tiga karakteristik. Ketiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Competitive Achievment Striving Dorongan kuat untuk bersaing Individu dengan kepribadian tipe A memiliki sifat kompetitif atau
memiliki orientasi bersaing yang kuat. Individu tipe ini kemungkinan banyak terlibat dalam banyak kegiatan, mempunyai banyak komunitas, dan sangat
bertanggung jawab atas tugas mereka sehingga seringkali aspek lain terabaikan Friedman dan Rosenman, dalam Mischel, 2004. Mereka memiliki
kesungguhan usaha dengan dorongan tinggi untuk mengerjakan sesuatu lebih dari apa yang dikerjakan orang lain atau ambisius dan juga memiliki kebutuhan
untuk menguasai situasi Larsen Buss, 2005 dan merasa khawatir akan statusnya, karena mereka cenderung memiliki self-esteem yang tinggi Schultz
Sydney, 2006. 2.
Exaggerated Sense Time Urgency Perasaan diburu waktu Individu dengan kepribadian tipe A memiliki sifat yang tidak sabaran dan
mudah jengkel atau marah jika terjadi keterlambatan dan melihat orang lain melakukan sesuatu secara lamban atau terhadap situasi yang dianggap dapat
menghambat dirinya Friedman dan Rosenman, dalam Mischel, 2004. Waktu merupakan sesuatu yang penting sehingga mereka melakukan sesuatu dengan
cepat dan mereka cenderung melakukan banyak hal dalam jumlah waktu yang sedikit. Seringkali meraka melakukan dua kegiatan dalam satu waktu atau pada
saat yang bersamaan, seperti makan sambil membaca buku Larsen Buss, 2005.
3. Aggressiveness and Hostility Sifat agresif dan perasaan bermusuhan
Individu dengan kepribadian tipe A pada umumnya tidak terlalu agresif daripada orang lain, akan tetapi mereka bisa menjadi lebih agresif ketika
mereka berada dalam keadaan yang dapat mengancam kekuasaan atau tugas mereka, seperti, adanya kritikan atau desakan waktu Friedman dan Rosenman,
dalam Mischel, 2004. Mereka juga memiliki hostility yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan kepribadian tipe B. Hostility diartikan sebagai
kecenderungan untuk merespon frustasi yang dirasakan oleh individu dalam usaha mencapai tujuan dengan kemarahan, agresivitas. Keadaan frustasi ini
membuat mereka bertindak tidak ramah atau berbuat jahat Larsen Buss, 2005.
Friedman dan Rosenman dalam Rice, 1999 menyebutkan ciri-ciri individu dengan kepribadian tipe A sebagai berikut:
a Senang bekerja keras, terus menerus berusaha dalam berpikir ataupun
menyelesaikan tugas sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin, tidak suka menganggur atau bersalah jika santai, serta tidak senang dengan
tugas atau sesuatu yang relatif mengulang.
b Agresif, berambisi, dan memiliki daya saing yang kuat. Namun, ambisi
mereka seringkali disertai dengan rasa permusuhan. c
Berbicara secara eksplosif atau meledak-ledak, suka menyuruh orang lain untuk dapat menyelesaikan apa yang dikatakannya.
d Tidak sabar menghadapi orang atau situasi yang dianggap menghambat
dirinya. e
Selalu berorientasi pada tugas atau kegiatan, selalu menetapkan target atau tujuan serta batasan waktu sehingga terus-menerus merasa dikejar oleh
waktu. Fungsi mental dan fisik bekerja dengan cepat sehingga dalam melakukan apapun cenderung tergesa-gesa.
f Selalu berusaha keras untuk melawan orang, barang, atau kejadian yang
menghambatnya atau menentangnya. g
Memiliki acuan keberhasilan yang tinggi dan akan berusaha mendapatkan penghargaan.
h Seringkali tidak menyangka bahwa perasaan tertekan atau stress yang
dialaminya merupakan akibat dari perilakunya sendiri dan bukan akibat dari lingkungan.
Pola kepribadian tipe B meliputi orang-orang yang mempunyai gaya perilaku yang berlawanan dengan kepribadian tipe A. Kepribadian tipe B
memiliki sifat yang santai rileks, sabar, tenang, tanpa adanya perasaan bersalah atau khawatir jika tidak melakukan sesuatu, dan tidak merasa tertekan dengan
batasan waktu. Individu dengan kepribadian tipe B tidak terburu-buru oleh waktu, tidak mudah marah, berbicara dan bersikap dengan lebih tenang Smet, 1994.
Individu dengan kepribadian tipe B pada umumnya lebih bersifat tidak ingin repot-repot easy going, kurang kompetitif, tenang, dan jarang merasa terganggu
dan mengalami stres Morgan, 1986. Individu dengan kepribadian tipe B mampu menahan diri, pasif, jarang bersikap tidak sabar, dan tidak mudah
mengembangkan gangguan-gangguan yang berkaitan dengan stres. Individu dengan kepribadian tipe B jarang menciptakan stres bagi dirinya
sendiri, hal ini berbeda dengan kepribadian tipe A. hal ini terlihat dari adanya sifat kompetitif yang kuat di dalam kepribadian tipe A dan sifat ini dapat membuat diri
mereka di bawah tekanan yang banyak serta adanya ketidakramahan yang dapat memancing banyak konflik dengan orang lain. Smith dalam Weiten dan Lyod,
1997 mengatakan bahwa individu yang memiliki ketidakramahan yang tinggi akan banyak mendapatkan masalah, kejadian yang negatif, lebih banyak konflik
dalam perkawinan mereka, dan lebih besar stres yang mereka rasakan dibandingkan dengan individu yang tingkat hostilenya rendah.
2.4. Polisi Lalu Lintas 2.4.1. Pengertian Polisi Lalu-Lintas Polantas
Menurut Momo dalam Gaussyah, 2003 mengemukakan bahwa istilah polisi pada mulanya berasal dari perkataan Yunani “Politeia”, yang berarti seluruh
pemerintahan Negara kota. Istilah polisi dipakai untuk menyebut bagian dari
pemerintahan dan masih dalam arti yang luas, yang meliputi semua pemeliharaan obyek-obyek kemakmuran dan kesejahteraan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan polisi adalah badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
umum atau menangkap orang yang melanggar undang-undang. Jadi, Polisi Lalu Lintas Polantas adalah badan pemerintah yang bertugas
memelihara keamanan dan keselamatan lalu lintas.