Vibrasi Polusi KAJIAN TEORI

Menurut Shofwati Satar 2009, dengan periode waktu yang singkat terpapar getaran dengan frekuensi antara 2-20 Hz pada 1msec2, seseorang dapat merasakan beberapa gejala yaitu antara lain; 1. Abdominal pain 2. Perasaan ketidaknyamanan seperti sakit kepala 3. Dada sakit 4. Nausea 5. Hilangnya keseimbangan 6. Kontraksi otot dengan penurunan kinerja di tempat kerja 7. Sesak nafas 8. Pengaruh pada bicara Dengan demikian, sebagian dari getaran-getaran tersebut sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh, yaitu dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat datangnya kelelahan serta gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti mata, syaraf, otot, dan sebagainya.

d. Polusi

Polusi disebabkan oleh berbagai macam aktivitas manusia, seperti mengendarai mobil, pembakaran batu bara, rokok, dan sebagainya, yang menyebabkan udara mengalami peningkatan jumlah partikel dan gas yang dapat menimbulkan efek negatif bagi manusia. Gas-gas dan uap yang ada di sekitar tubuh akan diserap oleh tubuh lewat pernafasan dan dapat mempengaruhi berbagai fungsi jaringan tubuh, sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti; gangguan penglihatan, pendengaran, ingatan, Parkinson, epilepsi, sakit kepala, kelelahan, insomnia, depresi, dan gangguan psikotik lainnya. Adapun keadaan tersebut lebih banyak disebabkan oleh tingginya polutan yang berupa CO Karbon Monoksida Bell, et.al., 1978. Selain itu, polusi udara juga dapat mempengaruhi performansi kerja seseorang. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Beard Wertheim dalam Bell, et.al., 1978 menjelaskan bahwa seseorang yang terkonsentrasi CO Karbon Monoksida pada 50 ppm – 250 ppm akan berpengaruh terhadap performansi kerja mereka. Polusi udara juga dapat mempengaruhi kegiatan sosial dan menimbulkan perilaku agresif. Dengan demikian, dari berbagai penelitian menyatakan bahwa polusi udara seperti karbon monoksida dapat menurunkan tingkat konsentrasi, koordinasi sensorimotor, memori, agresi, dan kemampuan memecahkan masalah.

e. Kebersihan Hygiene

Lianto Kurniawan dalam Syafrika dan Suyasa, 2004 mengemukakan bahwa suatu lingkungan kerja yang bersih akan membuat seseorang bekerja dengan senang dan lebih bersemangat. Sementara lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit stres bagi pekerja sehingga dapat mempengaruhi performansi kerja seseorang Munandar, 2001.

2.3. Kepribadian

2.3.1 Pengertian Kepribadian

Banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kepribadian. Allport 1960 mengungkapkan kepribadian sebagai“the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his characteristic behavior and thought”. Bahwa kepribadian adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Hal senada juga diungkapkan oleh McCurdy dikutip dalam Sarwono, 2003 kepribadian adalah integrasi interes-interes yang menyebabkan individu yang bersangkutan cenderung untuk bertingkah laku tertentu. Sementara Larsen Buss 2005 menjelaskan bahwasanya kepribadian merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan relatif menetap dan mempengaruhi individu dalam berinteraksi, beradaptasi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya baik secara fisik maupun psikis. Sependapat dengan Larsen Buss, Steven Mary 2005 menyatakan bahwasanya kepribadian merupakan pola perilaku yang relatif stabil sepanjang