Menjelaskan Makna Bahasa Menafsirkan Ayat

Dalam hal ini, penulis memberikan contoh penjelasan al-Sâbûnî dalam munasabah antar ayat pada surat al-Baqarah ayat 8-11 dengan ayat 1-7: Ketika Allah swt telah menyebutkan pada awal surat sifat-sifat orang beriman dan menyebutkan sifat-sifat orang kafir, kemudian Allah menyebutkan disini sifat-sifat orang munafik yaitu golongan yang ketiga, yaitu orang yang zâhirnya luarnya beriman dan batinnya hatinya kafir. Allah menyebutkan secara berturut-turut pada tiga belas ayat untuk menegaskan pada besarnya bahaya mereka. Kemudian menerangkan setelah itu dengan dua perumpamaan untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan menerangkan sesuatu yang disembunyikan pada diri mereka dari kezaliman yang sesat dan kemunafikan, dan yang Allah menyembunyikan dari diri mereka dari kehancuran dan kebinasaan. 17 .

5. Menjelaskan Makna Bahasa

Sebelum menafsirkan ayat yang akan dibahas dan setelah menjelaskan munasabah ayat, al-Sâbûnî menjelaskan makna bahasa. Dalam hal ini hanya bahasa-bahasa yang sulit yang menjadi perhatian al-Sâbûnî, bukan semua kata yang ia jelaskan. Hal ini dapat mempermudah pembaca untuk memahami makna kata dalam ayat yang akan dibahas. Dalam menjelaskan makna bahasa, al-Sâbûnî sering juga menampilkan syair-syair. Untuk hal ini penulis memberikan contoh penjelasan makna bahasa yang dijelaskan oleh al-Sâbûnî: ⌦ 17 Muhammad Ali al-Sâbûnî, Safwat al-Tafâsîr. Jilid I h. 34 Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.al-Baqarah 1:10 Dalam menjelaskan makna bahasa ضﺮ ا pada surat di atas, al- Shabuni menjelaskan: ضﺮ ا menurut bahasa berarti juga yang berarti sakit, yaitu lawan dari sehat. Kadang-kadang sakit itu bersifat panca indra seperti sakitnya anggota tubuh, dan juga terkadang penyakit itu bersifat ma’nawi seperti sakit kemunafikan, hasud, dan sombong. Ibnu Faris berkata: sakit yaitu segala sesuatu yang keluar dari diri manusia dalam keadaan sehat seperti cacat perilaku, kemunafikan, dan bermalas- malasan. 18

6. Menafsirkan Ayat

Setelah al-Sâbûnî menjelaskan munasabah ayat dan menjelaskan makna bahas yang sukar pada ayat yang akan dibahas, ia memulai menafsirkan ayat dengan ringkas. Dalam menafsirkan ayat tersebut al- Sâbûnî lebih dahulu mengumpulkan ayat-ayat yang mempunyai pembahasan yang setema, akan tetapi sesuai dengan susunan ayat di dalam al-Qur’an. Untuk itu penulis memberikan contoh penafsiran al-Sâbûnî pada surat al-Baqarah ayat 8: 18 Muhammad Ali al-Sâbûnî, Safwat al-Tafâsîr. Jilid I h. 34 ﷲﺎ ﺎ ﻣﺁ نﻮ ﻮ ﻣ سﺎ ا ﻣ و dan dari golongan manusia ada suatu kelompok yang mengatakan dengan lisan mereka, “ Kami percaya dengan Allah dan dengan apa-apa yang diturunkan kepada rasul-Nya dari ayat- ayat yang jelas”. ﺮﺧ ا مﻮﻴ ﺎ و dan kami percaya dengan hari kebangkitan. ﻴ ﻣﺆ ه ﺎﻣ و dan tidaklah mereka secara hakikatnya percaya dan beriman, karena sesungguhnya mereka mengatakan demikian hanya sekedar perkataan bukan suatu keyakinan, dan perkataan bukan mempercayai. 19

7. Mengemukakan Asbâb al-Nuzûl