Pengertian Terjemah Pengetian Terjemah, Tafsir, dan Ta’wil

BAB II TINJAUAN UMUM PENAFSIRAN AL-QUR’AN

A. Pengetian Terjemah, Tafsir, dan Ta’wil

1. Pengertian Terjemah

Terjemah secara etimologi bahasa berasal dari bahasa Arab ﺔﻤﺟﺮ isim masdar dari ﻢﺟﺮ “ yang artinya menterjemahkan, menerangkan. 1 Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia terjemah diartikan menyalin memindahkan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain atau mengalih bahasakan.. Muhammad bin Sâlih dalam kitabnya Usûl fi al-Tafsîr, mengatakan bahwa kata terjemah menurut bahasa adalah menetapkan suatu makna yang mampu memberikan keterangan dan kejelasan. 2 Secara terminologi istilah kata terjemah yang dalam bahasa arabnya “ ﺔﻤﺟﺮ “ adalah sebagai berikut: Muhammad bin Sâlih dalam kitabnya Usûl fi al-Tafsîr, mengatakan bahwa terjemah menurut istilah yaitu, menerangkan suatu pembicaraan dengan menggunakan bahasa yang lain. 3 Menurut Abu al-Yaqzan ‘Atiyyah al-Jaburi dalam kitab Dirâsah Fi al- Tafsir wa Rijâlihi, terjemah didefinisikan menjadi dua: 1 Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir. Kamus Bahasa Indonesia- Arab. 2 Muhamma bin Salih al-Usaimin, Usûl fi al-Tafsîr, Al-Maklakah al-‘Arabiyyah: Dar Ibn al-Qayim, 1989 Cet. Ke 1, h. 31 3 Muhammad bin Salih al-Usaimin, Usûl fi al-Tafsîr, , h. 31 1. Memindahkan suatu kalâm pembicaraan dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain dengan tidak menerangkan makna asal dari kalam yang diterjemahkan. 2. Menafsirkan suatu kalâm pembicaraan dan juga makna kalâm pembicaraan tersebut dalam bahasa yang lain. 4 Sedangkan Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqâni dalam kitabnya Manâhil al-‘Irfân Fi ‘Ulûm al-Qur’an, mendefinisikan terjemah menjadi empat pengertian: 1. Menyampaikan kalâm pembicaraan kepada orang yang belum pernah menerimanya. 2. Menafsirkan kalâm pembicaraan dengan memakai bahasa itu sendiri. 3. Menafsirkan kalâm pembicaraan dengan memakai bahasa selain bahasa kalam itu. 4. Mengalihkan suatu kalâm pembicaraan dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. 5 Sedangkan menurut al-Dzahabi, terjemah terbagi menjadi dua pengerian: 1. Mengalihkan suatu kalâm pembicaraan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain tanpa menjelaskan makna asal yang diterjemahkan itu. Hal seperti ini dilakukan dengan menetapkan sinonim pada tempat sinonimnya dari satu bahasa. 4 Abu al-Yaqzan ‘Atyyah al-Jaburi, Dirâsah Fi al-Tafsir wa Rijalih, Bairut: Dar al- Nadwah al-Jadidah, 1996 cet. Ke- 3 h. 9 5 Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqâni, Manâhil al-‘Irfân Fi ‘Ulûm al-Qur’an, Matba’ah ‘Isa al-Babi Halabi wa Syarakahu Jilid II, h. 109-110. 2. Menjelaskan suatu pembicaraan dan menerangkan makna-maknanya dengan bahasa lain. 6 Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terjemah yang berasal dari bahasa arab yaitu “ ﺔﻤﺟﺮ “ mempunyai arti secara umum yaitu memindahkan suatu kalâm pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain dan mengungkapkan suatu pengertian dengan kalâm pembicaraan yang lain dalam bahasa yang lain, dengan memenuhi arti dan maksud yang terkandung di dalam pengertian tadi. Lebih lanjut lagi Manna’ Khalîl al-Qattân mengklasifikasikan terjemah menjadi dua bagian yaitu: 1. Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari suatu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain, sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama 2. Terjemah tafsîriyah atau maknawiyah, yaitu menjelaskan makna kalâm pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. 7 Menurut al-Dzahabi secara harfiyah terjemah al-Qur’an, dibagi menjadi dua bagian: 1. Tarjamah Harfiyah Bi al-Mitsli, yaitu menerjemahkan susunan al- Qur’an dengan bahasa lain sedikit demi sedikit sesuai dengan keadaan mufradaât yang akan diterjemahkan dengan kedudukan uslûbnya 6 Muhammad Husain al-Dzahabi, Al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Kairo: dar al-Kutub al- Hadisah, 1996, Jilid I h. 23 7 Manna’ Khalil al-Qattân, Mabâhits Fi ‘Ulûm al-Qur’an, Al-Riyadl: Mansyurat al- ‘Ashr al-Hadits h. 316 sehingga terjemah itu mencukupi apa yang terkandung dari makna asli majâz dan ketentuan tasyri’. 2. Tarjamah Harfiyah Bi Ghairi al-Mitsli, yaitu menerjemahkan bahasa al-Qur’an sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan penerjemah. Selanjutnya al-Dzahabi berkesimpulan bahwa arti terjemah secara harfiyah ini bukanlah tafsir bagi al-Qur’an karena hanya mengganti dari suatu bahasa kepada bahasa yang lain, tidak mengungkapkan serta menjelaskan objek al-Qur’an, tidak menghasilkan konklusi hukum, tidak menjelaskan keadaan dari segi makna, dan di dalamnya tidak menyangkup hal-hal yang meliputi pengertian tafsir yang biasa dikenal. 8

2. Pengertian Tafsir