terpenuhinya zat besi pada tubuh akan berdampak pada terjadinya anemia defisiensi besi yang akan mempengaruhi pertumbuhan, dan produktivitas remaja.
2.5.1 Energi
Energi dalam makanan yang diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat gizi tersebut disebut makronutrien. Energi diperlukan untuk metabolisme,
utilisasi bajan makanan dan aktivitas Pudjiadi, 2000. Menurut WHO 1985 konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran
energi seseorang bila mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara social dan ekonomi Almatsier, 2010.
Sumber energi dalam tubuh remaja berasal dari tiga sumber, yaitu karbohidrat, lemak dan protein yang akan dipecah manjadi energi. Energi yang
dihasilkan oleh setiap satu gram karbohidrat sebanyak 4 kalori, yang dihasilkan lemak sebanyak 9 kalori, dan oleh protein sebanyak 4 kalori Devi, 2012.
Kekurangan energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan menjadi tidak ideal. Bila terjadi
pada remaja akan menghambat pertumbuhan. Gejala yang ditimbulkan adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, kurang bersemangat dan penurunan daya tahan terhadap
penyakit infeksi Almatsier, 2010. Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi
energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya ialah terjadi kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh sehingga meningkatkan resiko untuk menderita penyakit kronis, seperti
diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker dan memperpendek harapan hidup Almatsier, 2010.
2.5.2 Protein
Setelah air, protein merupakan zat gizi yang paling banyak dalam tubuh. Bila energi makanan cukup, dapat dikatakan semua makanan juga mengandung protein
yang cukup. Akan tetapi, jika protein yang dikonsumsi tidak terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh, hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi tidak
mencukupi terhadap kebutuhan energi. Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah
nitrogen yang hilang obligatory nitrogen. Setiap harinya nitrogen yang keluar bersama urin rata-rata 37 mgkg berat badan dan dalam feses 12 mgkg berat badan.
Nitrogen yang lepas bersama kulit 3 mgkg serta melalui jalur lain seperti keringat meliputi 2 mgkg sehingga jumlahnya menjadi 54 mgkg berat badan per hari. Karena
itu nitrogen dibuat oleh tubuh dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebutuhan minimal protein yang diperlukan badan Winarno, 2004.
Angka tersebut dapat dikalikan dengan 6,25 konversi protein dari nitrogen menjadi jumlah kebutuhan proteinkg berat badan per hari. Angka ini biasanya masih
ditambah 30 untuk memberi peluang peningkatan terbuangnya nitrogen kelak kalau protein sudah dikonsumsi. Terbuangnya nitrogen juga bervariasi tergantung individu,
Universitas Sumatera Utara
ukuran berat badan, jenis kelamin dan umur. Untuk itu pengamanan angka terakhir masih harus ditambah lagi menjadi 30 Winarno, 2004.
Menurut Almatsier 2010, maksimal asupan protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sebanyak 2 kali dari Angka Kecukupan Gizi AKG. Protein
terdapat pada pangan nabati maupun hewani. Nilai protein pada bahan pangan bersumber hewani lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan nabati. Sumber
protein dari hewani diantaranya adalah ikan, susu, telur, daging, unggas dan kerang. Sedangkan sumber protein dari nabati diantaranya adalah kacang merah, dan juga
kedelai dan olehannya seperti tempe dan tahu. Protein ditemukan dalam semua jaringan tubuh. Kebanyakan dari protein
disimpan dalam jaringan otot dan organ-organ tubuh. Sisanya terdapat dalam darah, tulang dan gigi. Protein memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
tubuh. 2.
Memelihara jaringan tubuh sepanjang hidup dan memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak.
3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim-enzim
pencernaan dan metabolisme yang digunakan dalam tubuh serta sebagai antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
5. Bertindak sebagai buffer, yaitu beraksi dengan asam dan basa untuk menjaga
pH pada taraf konstan pH 7,35-7,45.
Universitas Sumatera Utara
6. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena
menghasilkan 4 kkalg protein Almatsier, 2010. Gangguan gizi yang juga sering terjadi pada remaja ialah kurang energi
protein yang juga disebut kurang kalori-protein. Konsumsi energi yang kurang dapat menyebabkan penggunaan protein makanan digunakan untuk energi daripada untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain itu, kurang protein tetapi cukup energi dapat timbul jika pangan pokok yang dimakan mempunyai kandungan protein yang rendah,
misalnya singkong ataupun ubi jalar ataupun jika total konsumsi pangan anak kecil misalnya sop, bubur ataupun bubur halus juga rendah dalam protein kalori.
Timbulnya penyakit akibat defisiensi protein biasanya disertai dengan penyakit penyerta berupa infeksi saluran pernapasan serta infeksi saluran pencernaan
Sulistyoningsih, 2011.
2.5.3 Zat Besi Fe