Menurut Goldhaber Arni M, 2004: 65, komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan atau saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
Tujuan dari komunikasi organisasi R. Wayne Pace, 2005: 65: 1.
Sebagai tindakan kordinasi Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasi sebagian
atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau subbagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi di
bawah pimpinan atau manajer.
2. Membagi informasi information sharing
Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Ini berfungsu untuk
mencapai tujuan organisasi, mengarahkan tugas, hasil suatu usaha, dan pengambilan keputusan.
3. Komunikasi bertujuan untuk menyatakan perasaan dan emosi
Setiap individu dalam suatu organisasi mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan emosi mereka masing-masing.
Dalam organisasi keterbukaan sesama anggota merukan tujuan dari organisasi itu sendiri.
I.5.3 Teori Kepemimpinan
Perkataan pemimpinleader mempunyai bermacam-macam pengertian. Ada banyak definisi mengenai pemimpin sebanyak pribadi yang meminati
masalah pemimpin tersebut. Karena itu kepemimpinan merupakan dampak interaktif dari faktor individupribadi dengan faktor situasi. Pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan atau kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah seseorang yang memiliki satu atau
Universitas Sumatera Utara
beberapa kelebihan sebagai predisposisi bakat yang dibawa sejak lahir, dan merupakan kebutuhan dari satu situasizaman sehingga dia mempunyai kekuasaan
dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Dia juga mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahannya, dan mampu
menggerakkan bawahan ke arah tujuan tertentu. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan
kepribadian sendiri yang unik dan khas; sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau Style hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa tipe kepemimpinan seperti tipe kharismatis, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez
faire, populistis, administratif, dan demokratis. Setiap tipe kepemimpinan memberikan dampak yang berbeda satu sama lain terhadap kepuasan kerja
bawahannya serta terhadap lingkungan kerja. Untuk menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia
membutuhkannya, sampai ada pendapat yang galak mengatakan bahwa dunia atau umat manusia di dunia ini pada hakikatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang
saja, yakni yang berstatus sebagai pemimpin. Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang
mengartikan suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
Lebih jauh lagi George R. Terry merumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan
organisasi Thoha, 2007:258-259.
Universitas Sumatera Utara
Dalam memimpin suatu kelompok ataupun bidang kerja, seorang pimpinan memiliki dua gaya pengembangan yakni efektif dan tidak efektif Thoha, 2007
:311-314 : Empat gaya efektif itu antara lain :
1. Eksekutif, gaya ini banyak memberikan perhatian pada tugas-tugas pekerjaan
dan hubungan kerja. 2.
Pecinta pengembangan developer, gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap hubungan kerja, dan perhatian yang minimum terhadap
tugas-tugas pekerjaan. 3.
Otokratis yang baik hati Benevolent autocrat, gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas, dan perhatian yang yang minimum terhadap
hubungan kerja 4.
Birokrat, gaya ini memberikan perhatian yang minimun baik terhadap tugas maupun hubungan kerja.
Ada juga empat gaya kepemimpinan yang tidak efektif yaitu : 1.
Pecinta kompromi Compromiser, gaya iini memberikan perhatian yang besar pada tugas dan hubungan kerja dalam situasi yang menekankan pada
kompromi. 2.
Missionari, gaya ini memberikan penekanan yang maksimum pada orang- orang dan hubungan kerja, tetapi memberikan perhatian yang minimum
terhadap tugas dengan perilaku yang tidak sesuai. 3.
Otokrat, gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas dan minimum terhadap hubungan kerja dengan suatu perilaku yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
4. Lari dari tugas deserter, gaya ini sama sekali tidak memberikan perhatian
baik pada tugas maupun pada hubungan kerja.
I.5.4 Kepuasan Kerja