Teknik Pengolahan Data Analisa Tabel Silang

sampel peneliti mengambil kertas secara acak sesuai dengan jumlah distribusi sampel yang ada di setiap unitbagian. Sehingga diperoleh 3 orang pegawai Bagian Organisasi, 3 orang pegawai Bagian Pemerintahan Daerah, 5 orang pegawai Bagian Perekonomian, 4 orang pegawai Bagian Hukum, 5 orang pegawai Bagian Kesejahteraan Sosial, 4 orang pegawai Bagian Tata Pemerintahan, 6 orang pegawai Bagian HumasInformasi, 5 orang pegawai Bagian PDE dan Santel serta 32 orang pegawai Bagian Umum dan Perlengkapan sebagai responden. Mulai tanggal 20 Juli 2010, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan, untuk dibagikan kepada responden di Kantor Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat, dan penyebaran kuesioner berakhir pada tanggal 24 Juli 2010. Kemudian pengumpulan data lainnya, seperti Visi dan Misi serta Tujuan dan Sasaran diperoleh dari Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat.

IV.2. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti mengumpulkan data dari 67 orang responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Penomoran kuesioner: Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal 01-67. 2. Editing: Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kekeliruan pengisian data dalam kode yang disediakan. 3. Coding: Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka skor. Universitas Sumatera Utara 4. Inventarisasi: Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC Fotron Cobol sehingga membentuk satu kesatuan. 5. Tabulasi Data: Pada tahap ini, data FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel tersebut terdiri dari tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa. 6. Uji Hipotesa: Pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman. Untuk mengukur tinggi rendahnya digunakan skala Guilford . IV.3 Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden Tabel 4 Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin responden F 1 Laki-laki 29 43.3 2 Perempuan 38 56.7 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P1FC.3 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 29 orang responden 43,3 berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 38 orang responden 56,7 berjenis kelamin perempuan. Banyaknya kegiatan administrasi yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik menuntut Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat untuk memberikan pelayanan administrasi yang baik seperti Universitas Sumatera Utara pengelolaan surat dan proses izin membuat jumlah pegawai perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 5 Usia Responden No Usia responden F 1 25 tahun 13 19.4 2 25-30 tahun 17 25.4 3 31-36 tahun 15 22.4 4 37-41 tahun 10 14.9 5 42 tahun 12 17.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P2FC.4 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengenai usia para responden, sebanyak 13 orang responden 19,4 berusia 25 tahun, sebanyak 17 orang responden 25,4 berusia 25-30 tahun, sebanyak 15 orang responden 22,4 berusia 31-36 tahun, sebanyak 10 orang responden 14,9 berusia 37-41 tahun dan sebanyak 12 orang responden 17,9 berusia 42 tahun. Dari data yang disajikan pada tabel 4 dapat dilihat adanya keselarasan dalam hal rekrutmen dan penetapan masa pensiun pegawai, sehingga di setiap interval usia masing-masing responden tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan. Universitas Sumatera Utara Tabel 6 Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan F 1 Tamatan SMUSederajat 16 23.9 2 Tamatan Diploma Tiga DIII 4 6.0 3 Tamatan Strata Satu S1 42 62.7 4 Tamatan Pasca Sarjana S2 5 7.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P3FC.5 Dari tabel 5 di atas dapat diketahui mengenai tingkat pendidikan para responden, yaitu sebanyak 16 orang responden 23,9 merupakan tamatan SMUSederajat, sebanyak 4 orang responden 6 tamatan Diploma Tiga DIII, sebanyak 42 orang responden 62,7 tamatan Strata Satu S1, dan sebanyak 5 orang responden 7,5 tamatan Pasca Sarjana S2. Menurut tabel tersebut terlihat adanya persentase yang mencolok untuk tamatan S-1. Hal ini terjadi karena setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten Langkat selalu memberikan porsi yang besar untuk pelamar-pelamar sarjana pada saat seleksi penerimaan CPNS. Rekrutmen dengan standar tinggi tentunya dapat melahirkan SDM yang berkualitas dan teruji. Tabel 7 Masa Kerja Responden No Masa Kerja Responden F 1 1-5 tahun 23 34.3 2 6-10 tahun 15 22.4 3 11-15 tahun 9 13.4 4 15 tahun 20 29.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P5FC.7 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui mengenai masa kerja responden, bahwa sebanyak 23 orang responden 34,3 menyatakan sudah bekerja selama 1-5 tahun, sebanyak 15 orang responden 22,4 sudah bekerja selama 6-10 tahun, sebanyak 9 orang responden 13,4 sudah bekerja selama 11-15 tahun dan sebanyak 20 orang responden 29,9 bekerja 15 tahun di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat. Selain melakukan rekrutmen melalui ujian masuk seleksi penerimaan CPNS, dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Langkat juga telah mengangkat ratusan CPNS dari tenaga honorer. CPNS dari tenaga honorer ini umumnya adalah tamatan SMA, sehingga munculnya angka 34,3 didorong oleh banyaknya tenaga honorer yang terangkat dan masa kerja mereka adalah pada interval 1 sd 5 tahun. Tabel 8 Tingkat Pendapatan Responden No Tingkat Pendapatan Responden F 1 Rp 1.000.000,- 6 9.0 2 Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000,- 31 46.3 3 Rp 2.050.000,- Rp 3.000.000,- 23 34.3 4 Rp 3.000.000,- 7 10.4 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P6FC.8 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tingkat pendapatan responden, bahwa sebanyak 6 orang responden 9 menyatakan memiliki tingkat pendapatan Rp 1.000.000, sebanyak 31 orang responden 46,3 memiliki tingkat pendapatan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000, sebanyak 23 orang responden 34,3 memiliki tingkat penghasilan Rp 2.050.000 – Rp 3.000.000, dan Universitas Sumatera Utara sebanyak 7 orang responden 10,4 memiliki tingkat penghasilan Rp.3.000.000,- Dapat dijelaskan bahwa sistem penggajian PNS di seluruh Indonesia mengacu kepada kemampuan APBN dan didukung oleh besaran alokasi APBD untuk belanja pegawai di masing-masing daerah. Untuk pegawai dengan Golongan II dan Golongan III sebenarnya memiliki nominal yang tidak jauh berbeda, selisihnya hanya sekitar Rp 200.000,- sd Rp 300.000,-, sehingga tingkat pendapatan responden pada interval Rp 1.000.000,0 sd Rp 2.000.000,- menjadi hasil yang tertinggi yakni 46,2 karena sebagaian besar responden berada pada Golongan II dan III. Namun, kita juga menemukan ada sekitar 44,7 responden yang memiliki penghasilan di atas Rp 2.000.000,-, ini muncul untuk pegawai-pegawai yang sudah menempati Golongan III dan IV dan sudah memiliki masa kerja yang mumpuni. Penghitungan tingkat pendapatan pada penelitian ini adalah berdasarkan gaji pokok saja, belum termasuk tunjangan isteri, anak, dan jabatan.

IV.3.2 Tipe Kepemimpinan Tabel 9

Tipe Kepemimpinan Eksekutif No Tipe Kepemimpinan Eksekutif F 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 6 9.0 3 Setuju 54 80.6 4 Sangat setuju 7 10.4 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P7FC.9 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpinan eksekutif, hasilnya yaitu ada 6 orang responden 9 yang kurang setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif, sebanyak 54 orang responden 80,6 setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif, sebanyak 7 orang responden 10,4 sangat setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif dan tidak ada responden yang tidak setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif. Berdasarkan data di atas, ditemukan angka yang signifikan pada jawaban setuju. Lebih dari 90 responden menyukai tipe kepemimpinan eksekutif, dimana pada tipe kepemimpinan ini pemimpin adalah seorang motivator yang baik dan menginginkan adanya kerjasama tim dalam tiap pekerjaan. Bahkan tidak ada 1 orang responden pun 0 yang tidak menyukai pemimpin yang banyak memberikan perhatian pada tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja ini. Tabel 10 Tipe Kepemimpinan Developer No Tipe Kepemimpinan Developer F 1 Tidak setuju 17 25.4 2 Kurang setuju 33 49.3 3 Setuju 16 23.9 4 Sangat setuju 1 1.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P8FC.10 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpinan developer, yaitu sebanyak 17 orang responden 25,4 menyatakan tidak setuju, sebanyak 33 orang responden 49,3 menyatakan kurang setuju, sebanyak 16 Universitas Sumatera Utara orang responden 23,9 menyatakan setuju dan 1 orang responden 1,5 menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan developer. Dari data yang tersaji pada tabel 9, jumlah responden yang tidak setuju dan kurang setuju terlihat begitu besar, yakni 50 orang responden 74,7 . Sebagian besar responden pada penelitian ini lebih mengutamakan hasil daripada proses, mereka lebih menginginkan sosok pemimpin yang memberi perhatian pada tugas- tugas pekerjaan mereka. Namun, ada juga 17 orang atau lebih dari 25 responden yang setuju dan bahkan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan pecinta pengembangan developer, karena pemimpin seperti ini mempunyai dan mau memberi kepercayaan kepada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tabel 11 Tipe Kepemimpinan Benevolent Autocrat No Tipe Kepemimpinan Benevolent Autocrat F 1 Tidak setuju 11 16.4 2 Kurang setuju 41 61.2 3 Setuju 12 17.9 4 Sangat setuju 3 4.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P9FC.11 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpinan benevolent autocrat, yaitu sebanyak 11 orang responden 16,4 menyatakan tidak setuju, sebanyak 41 orang responden 61,2 kurang setuju, sebanyak 12 orang responden 17,9 setuju dan sebanyak 3 orang responden 4,5 sangat setuju dengan tipe kepemimpinan benevolent autocrat atau otokrasi yang baik hati. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini kurang setuju dengan tipe kepemimpinan benevolent autocrat. Mereka tidak setuju dengan pemimpin yang memberikan perhatian yang maksimum terhadap tugas dan memberikan perhatian yang minimum terhadap hubungan kerja. Walaupun tidak mengecilkan arti atas perhatian yang maksimal terhadap tugas, namun mereka juga menginginkan pemimpin memperhatikan hubungan kerja yang sama besarnya dengan tugas tadi. Tabel 12 Tipe Kepimpinan Birokrat No Tipe Kepemimpinan Birokrat F 1 Tidak setuju 28 41.8 2 Kurang setuju 28 41.8 3 Setuju 9 13.4 4 Sangat setuju 2 3.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P10FC.12 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpinan birokrat, bahwa sebanyak 28 orang responden 41,8 menyatakan tidak setuju, sebanyak 28 orang responden kurang setuju 41,8, sebanyak 9 orang responden 13,4 setuju dan sebanyak 2 orang responden 3 sangat setuju dengan tipe kepemimpinan birokrat. Dari data yang disajikan pada tabel 11, ditemukan angka yang mencolok yakni ada 56 orang responden 83,6 yang menyatakan tidak setuju dan kurang setuju terhadap tipe kepemimpinan birokrat. Mereka keberatan menerima pemimpin yang terlalu rules oriented atau terlalu mengacu pada aturan-aturan Universitas Sumatera Utara yang kaku dan ingin berusaha melakukan kontrol situasi secara teliti. Dalam beberapa situasi yang mendesak, penerapan aturan-aturan baku ini tentunya membuat masyarakat selaku pihak yang harus dilayani merasa dipersulit. Responden juga sebagian besar tidak menyukai beberapa aturan terkait dengan kepegawaian yang mereka anggap terlalu birokratis. Akan tetapi, sebanyak 11 orang responden 16,4 setuju dan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan ini. Mereka tetap ingin menjalankan aturan- aturan lima tertib, seperti tertib administrasi, tertib personil, tertib hukum, tertib anggaran, dan tertib peralatan dan inventaris. Tabel 13 Tipe Kepemimpinan Kompromi No Tipe Kepemimpinan Kompromi F 1 Tidak setuju 4 6.0 2 Kurang setuju 6 9.0 3 Setuju 51 76.1 4 Sangat setuju 6 9.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P11FC.13 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpin kompromi, yaitu sebanyak 4 orang responden 6 tidak setuju, sebanyak 6 orang responden kurang setuju 9, sebanyak 51 orang responden 76,1 setuju dan sebanyak 6 orang responden 9 sangat setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi. Dari data yang tersaji pada tabel 13, hanya sekitar 10 orang responden 15 yang tidak setuju dan kurang setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi, Universitas Sumatera Utara mereka menganggap bahwa pemimpin harus bisa menerapkan aturan-aturan kerja yang jelas dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, setiap pekerjaan harus mengikuti Standar Operation Procedure SOP yang ada. Namun, angka yang sangat signifikan yakni 85 responden menyatakan setuju dan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi ini, mereka lebih menginginkan seorang pemimpin yang mau berdiskusi dan mendengar pendapatmasukan dari stafnya. Bagi mereka, dalam situasi yang mendesak kita tidak boleh terlalu kaku pada SOP. Contohnya ; pada proses pencairan dana, pencairan dana memang mempunyai tahap-tahap pelaksanaan pencairan, akan tetapi untuk pencairan dana yang bersifat mendesak seperti untuk bantuan terhadap korban bencana alam penerapan proses pencairan hendaknya dapat dipercepat atas dasar kemanusiaan. Tabel 14 Tipe Kepemimpinan Missionari No Tipe Kepemimpinan Kompromi F 1 Tidak setuju 29 43.3 2 Kurang setuju 23 34.3 3 Setuju 13 19.4 4 Sangat setuju 2 3.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P12FC.14 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpin missionari, bahwa sebanyak 29 orang responden 43,3 menyatakan tidak setuju, sebanyak 23 orang responden menyatakan kurang setuju 34,3, sebanyak 13 orang responden 19,4 menyatakan setuju dan sebanyak 2 orang responden 3 menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan missionari. Universitas Sumatera Utara Dari data yang tersaji pada tabel 13, dapat dilihat bahwa 52 orang responden atau lebih dari 70 menyatakan tidak setuju dan kurang setuju dengan tipe kepemimpinan missionari, mereka tidak menyukai kepemimpinan yang hanya memperhatikan orang-orang dan hubungan kerja tetapi tidak perduli dengan pekerjaan staf-stafnya. Mereka ingin apa yang mereka kerjakan dihargai. Sementara, dengan tipe kepemimpinan missionari maka bekerja atau tidak bekerjanya seorang pegawai itu sama saja. Namun, dari hasil kuesioner yang disebarkan, sebanyak 15 orang responden 22,4 menyatakan setuju dan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan yang menilai keharmonisan hubungan kerja sebagai tujuan yang harus dicapai ini. Tabel 15 Tipe Kepemimpinan Otokrat No Tipe Kepemimpinan Otokrat F 1 Tidak setuju 28 41.8 2 Kurang setuju 31 46.3 3 Setuju 7 10.4 4 Sangat setuju 1 1.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P13FC.15 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpin otokrat, hasilnya sebanyak 28 orang responden 41,8 menyatakan tidak setuju, sebanyak 31 orang responden menyatakan kurang setuju 46,3, sebanyak 7 orang responden 10,4 menyatakan setuju dan sebanyak 1 orang responden 1,5 menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan otokrat. Dari tabel 15 kita dapat melihat bahwa sebanyak 59 orang atau lebih dari 80 rexponden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju dengan tipe Universitas Sumatera Utara kepemimpinan otokrat. Mereka tidak menyukai tipe pemimpin yang tidak mempercayai bawahannya, pemimpin seperti ini tidak menyenangkan karena hanya tertarik pada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Akan tetapi ada 8 orang responden 11,9 yang setuju dan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan otokrat ini. Bagi mereka pekerjaan yang ada memang harus sesegera mungkin dikerjakan sehingga mereka bisa mengerjakan pekerjaan lainnya. Tabel 16 Tipe Kepemimpinan Deserter No Tipe Kepemimpinan Deserter F 1 Tidak setuju 62 92.5 2 Kurang setuju 5 7.5 3 Setuju 4 Sangat setuju Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P14FC.16 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai tipe kepemimpin deserter, yaitu sebanyak 62 orang responden 92,5 menyatakan tidak setuju, sebanyak 5 orang responden kurang setuju 7,5 , dan tidak ada responden 0 yang setuju dan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan deserter. Tipe kepemimpinan deserter adalah satu dari empat tipe kepemimpinan yang tidak efektif. Sehingga seluruh responden 100 menyatakan tidak setuju atau kurang setuju dengan pemimpin yang lari dari tugas. Organisasi tentunya tidak akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya jika dipimpin oleh orang yang tidak bertanggung jawab, tidak mau tahu, dan menyerahkan semuanya kepada staf. Universitas Sumatera Utara Tabel 17 Setiap Tipe Kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja No Setiap Tipe Kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja F 1 Tidak dapat 1 1.5 2 Kurang dapat 10 14.9 3 Dapat 49 73.1 4 Sangat dapat 8 11.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P15FC.17 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai setiap tipe kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja. Sebanyak 1 orang responden 1,5 menyatakan tidak dapat, sebanyak 10 orang responden 14,9 menyatakan kurang dapat, sebanyak 49 orang responden 73,1 menyatakan dapat dan sebanyak 8 orang responden 11,9 menyatakan sangat dapat. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan bahwa tipe kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 73,1 atau sebanyak 49 orang responden yang menyatakan bahwa setiap tipe kepemimpinan dapat dan sangat dapat mempengaruhi kepuasan kerja.. Tipe kepemimpinan memang sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja seseorang di lingkungan kerjanya. Jika tipe kepemimpinan dirasa tidak cocok, sudah pasti kenyamanan kerja akan sulit tercapai sehingga mempengaruhi kepuasan kerja, dan sebaliknya jika tipe kepemimpinan dirasa cocok, maka akan dapat menimbulkan kepuasan kerja pada diri seseorang. Universitas Sumatera Utara

IV.3.3 Kepuasan Kerja

• Pemenuhan Kebutuhan Tabel 18 Karakteristik Pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan No Karakteristik Pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan F 1 Tidak memenuhi 3 4.5 2 Kurang memenuhi 32 47.8 3 Memenuhi 30 44.8 4 Sangat memenuhi 2 3.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P16FC.18 Dari tabel di atas diketahui mengenai karakteristik pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan. Hasilnya sebanyak 3 orang responden 4,5 menyatakan tidak memenuhi, sebanyak 32 orang responden kurang memenuhi 47,8, sebanyak 30 orang responden 44,8 memenuhi dan sebanyak 2 orang responden 3,0 sangat setuju memenuhi. Dengan demikian mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu para pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menyatakan bahwa karakteristik pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan mereka . Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 47,8 atau dijawab oleh sebanyak 32 orang responden. Para pegawai tersebut memberikan argumen bahwa pekerjaan tertentu dengan fasilitas dan tingkatan jabatan tertentu akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 19 Kepuasan Kerja Karena Pemenuhan Kebutuhan Tercapai No Kepuasan Kerja Karena Pemenuhan Kebutuhan Tercapai F 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 13 19.4 3 Setuju 40 59.7 4 Sangat setuju 14 20.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P17FC.19 Dari tabel di atas diketahui mengenai karakteristik kepuasan kerja dapat tercapai jika pemenuhan kebutuhan tercapai. Tidak ada responden 0 yang menyatakan tidak setuju, sebanyak 13 orang responden menyatakan kurang setuju 19,4 , sebanyak 40 orang responden 59,7 menyatakan setuju dan sebanyak 14 orang responden 20,9 menyatakan sangat setuju dengan kepuasan kerja tercapai jika pemenuhan kebutuhan tercapai. Dengan demikian mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju bahwa kepuasan kerja tercapai jika pemenuhan kebutuhan tercapai. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 59,7 atau dijawab oleh 40 orang responden. Para responden memberikan argumen bahwa inti dari kepuasan kerja adalah jika kebutuhan mereka dapat terpenuhi, misalnya melalui pemberian tingkat gaji yang sesuai, adanya fasilitas kerja yang memadai, promosi jabatan yang adil, serta adanya rekan kerja yang dapat memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial di lingkungan kerja. Universitas Sumatera Utara Tabel 20 Kepuasan Kerja Karena Sarana Yang Memadai No Kepuasan Kerja Karena Sarana Yang Memadai F 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 6 9.0 3 Setuju 49 73.1 4 Sangat setuju 12 17.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P18FC.20 Berdasarkan tabel di atas diketahui mengenai kepuasan kerja tercapai dengan adanya sarana yang memadai. Tidak ada responden 0 menyatakan tidak setuju, sebanyak 6 orang responden menyatakan kurang setuju 9, sebanyak 49 orang responden 73,1 menyatakan setuju dan sebanyak 12 orang responden 17,9 menyatakan sangat setuju kepuasan kerja akan tercapai dengan adanya sarana yang memadai. Dari hasil penelitian yang tersaji pada tabel 19, hanya 9 responden yang kurang setuju, sementara lebih dari 90 responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kepuasan kerja tercapai karena sarana yang memadai. Para pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menyatakan bahwa dengan adanya sarana yang baik dan memadai seperti adanya komputer, ATK, TV, AC, kipas angin, serta kendaraan dinas akan dapat menunjang kinerja mereka, dan dengan kinerja yang baik tentunya akan muncul kepuasan dalam bekerja. Universitas Sumatera Utara • Ketidakcocokan Tabel 21 Anda merasa tepat di posisi pekerjaan anda saat ini No Anda merasa tepat di posisi pekerjaan anda saat ini F 1 Tidak tepat 2 3.0 2 Kurang tepat 9 13.4 3 Tepat 53 79.1 4 Sangat tepat 3 4.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P19FC.21 Dari tabel di atas diketahui mengenai perasaan tepat atau tidakkah responden berada di posisi pekerjaan mereka saat ini. Hasilnya sebanyak 2 orang responden 3,0 menyatakan tidak tepat, sebanyak 9 orang responden menyatakan kurang tepat 13,4, sebanyak 53 orang responden 79,1 menyatakan tepat dan sebanyak 3 orang responden 4,5 menyatakan sangat tepat. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 20 terlihat bahwa lebih dari 80 responden merasa telah ditempatkan di posisi yang tepat, karena bidang kerja yang mereka tangani sekarang telah sesuai dengan minat dan keahlian mereka sehingga mereka merasa nyaman ketika melakukan pekerjaan mereka. Namun, ada juga 11 orang responden yang menyatakan sedang berada pada posisi yang kurang tepat atau tidak tepat. Hal ini terjadi karena proses penempatan posisi seorang pegawai tidak hanya ditentukan dari keahlian maupun latar belakang pendidikan semata, akan tetapi juga harus disesuaikan dengan posisi yang tersedia atau yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara Tabel 22 Kepuasan kerja dari harapan yang terpenuhi No Kepuasan kerja dari harapan yang terpenuhi F 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 12 17.9 3 Setuju 49 73.1 4 Sangat setuju 6 9.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P20FC.22 Dari tabel di atas diketahui mengenai kepuasan kerja responden muncul dari harapan yang terpenuhi. Hasilnya, tidak ada responden 0 yang menyatakan tidak setuju, sebanyak 12 orang responden 17,9 menyatakan kurang setuju, sebanyak 49 orang responden 73,1 menyatakan setuju dan sebanyak 6 orang responden 9,0 menyatakan sangat setuju dengan kepuasan kerja muncul dari harapan yang terpenuhi. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 21 dapat dilihat bahwa lebih dari 80 responden atau 55 orang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kepuasan kerja muncul dari harapan yang terpenuhi. Setiap orang bekerja tentunya mengharapkan sesuatu dari apa yang dia kerjakan, harapan-harapan seperti gaji yang mencukupi, kerja yang menarik, bakat atau hobi yang tersalurkan, tentunya akan menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Universitas Sumatera Utara Tabel 23 Gaji Sesuai Harapan No Gaji Sesuai Harapan F 1 Tidak setuju 10 14.9 2 Kurang setuju 44 65.7 3 Setuju 13 19.4 4 Sangat setuju Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P21FC.23 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai gaji responden sudah sesuai dengan harapan. Sebanyak 10 orang responden 14,9 menyatakan tidak setuju, sebanyak 44 orang responden 65,7 menyatakan kurang setuju, sebanyak 13 orang responden 19,4 menyatakan setuju dan tidak ada responden 0 yang menyatakan sangat setuju bahwa gaji mereka sudah sesuai dengan harapan. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 23 dapat diketahui bahwa 54 orang pegawai atau lebih dari 80 responden menyatakan bahwa gaji yang mereka terima tidak sesuai atau kurang sesuai dengan apa yang diharapkannya. Ini dapat dimaklumi mengingat masih ada pegawai yang hanya menerima gaji sekitar Rp 1.000.000,- per bulan, terkait dengan naiknya harga-harga barang dan jasa, maka masih banyak pegawai yang merasa bahwa gaji mereka tidak sesuai atau kurang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Adapun gaji tertinggi pegawai Golongan IV adalah sekitar Rp 3.000.000,- per bulan. Universitas Sumatera Utara Tabel 24 Instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja No Instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja F 1 Tidak mampu 10 14.9 2 Kurang mampu 11 16.4 3 Mampu 49 73.1 4 Sangat mampu 7 10.4 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P22FC.24 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika responden bekerja. Menanggapi hal tersebut, sebanyak 10 orang responden 14,9 menyatakan tidak mampu, sebanyak 11 orang responden 16,4 menyatakan kurang mampu, sebanyak 49 orang responden 73,1 menyatakan setuju dan sebanyak 7 orang responden 10,4 menyatakan sangat setuju dengan instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja. Adanya hirarki jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menyebabkan perlu adanya koordinasi di tiap level jabatan. Dalam tiap pekerjaan, Sekretaris Daerah memberikan perintah melalui Asisten, kemudian Asisten mendisposisikan tugas kepada Kepala Bagian, selanjutnya Kepala Bagian memberikan instruksi kerja kepada Kasubbag atau staf. Pemberian instruksi kerja ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis guna mempermudah pelaksanaan kerja. Hal ini membutuhkan adanya keseragaman bahasa dalam penyampaian instruksi di tiap level kerja, sehingga apa yang dikerjakan di level staf sejalan dengan apa yang diinginkan atasannya. Dari hasil penelitian sebagaimana tersaji pada tabel 23, terlihat bahwa 56 orang responden 83,5 menyatakan bahwa instruksi yang diberikan pimpinan mampu memudahkan mereka dalam bekerja. Universitas Sumatera Utara Tabel 25 Rekan kerja yang mendukung dapat menimbulkan kepuasan kerja No Rekan kerja yang mendukung dapat menimbulkan kepuasan kerja F 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 1 1.5 3 Setuju 50 74.6 4 Sangat setuju 16 23.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P23FC.25 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai rekan kerja yang mendukung dapat menimbulkan kepuasan kerja pada diri responden. Tidak ada responden 0 yang menyatakan tidak setuju, sementara hanya 1 orang responden 1,5 menyatakan kurang setuju, sebanyak 50 orang responden 74,6 menyatakan setuju dan sebanyak 16 orang responden 23,9 menyatakan sangat setuju. Dengan demikian, dari tabel 24 terlihat jelas bahwa hampir seluruh responden 98,5 menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa rekan kerja yang mendukung dapat menimbulkan kepuasan kerja. Rekan kerja merupakan sosok pendamping ketika berada di lingkungan kerja. Seorang atau lebih rekan kerja diperlukan guna membantu, berkoordinasi, berdiskusi dan juga bentuk kepedulian lain ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Makna terpenting dari rekan kerja adalah sebagai pemenuhan kebutuhan akan interaksi sosial di lingkungan kerja, karena terpenuhinya kebutuhan akan interaksi sosial akan membuat seseorang merasa nyaman dan puas dengan pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara • Pencapaian Nilai Tabel 26 Pekerjaan yang dipilih memenuhi nilai kerja yang diinginkan No Pekerjaan yang anda pilih mampu memenuhi nilai kerja yang diinginkan F 1 Tidak memenuhi 2 3.0 2 Kurang memenuhi 25 37.3 3 Memenuhi 39 58.2 4 Sangat memenuhi 1 1.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P24FC.26 Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai pekerjaan yang dipilih mampu memenuhi nilai kerja yang diinginkan. Sebanyak 2 orang responden 3,0 menyatakan tidak memenuhi, sebanyak 25 orang responden 37,3 menyatakan kurang memenuhi, sebanyak 39 orang responden 58,2 menyatakan memenuhi dan sebanyak 1 orang responden 1,5 menyatakan sangat memenuhi nilai kerja yang diinginkan. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 25 terlihat bahwa 40 orang responden menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka pilih telah memenuhi dan sangat memenuhi nilai kerja yang mereka inginkan, seperti pekerjaan yang menarik, kerja yang menantang, keamanan kerja, gaji yang tinggi, status pada komunitas yang lebih luas, serta pekerjaan yang dapat memberikan mereka waktu dengan keluarga dan waktu untuk hobi mereka. Namun, sebanyak 27 orang responden 40,3 menyatakan bahwa ada nilai-nilai kerja yang tidak mereka dapatkan walaupun tidak semua nilai dari pekerjaannya saat ini. Dari gambaran ini terlihat bahwa ada keseimbangan antara terpenuhi atau tidak terpenuhinya nilai Universitas Sumatera Utara kerja yang diinginkan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat terhadap pekerjaan mereka. Tabel 27 Posisi Memungkinkan Pemenuhan Nilai Kerja Yang Penting No Posisi memungkinkan pemenuhan nilai kerja yang penting F 1 Tidak memungkinkan 2 Kurang memungkinkan 11 16.4 3 Memungkinkan 53 79.1 4 Sangat memungkinkan 3 4.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P25FC.27 Dari tabel di atas diketahui mengenai posisijabatan memungkinkan dalam pemenuhan nilai kerja yang penting. Hasilnya, tidak ada responden 0 yang menyatakan tidak memungkinkan, sebanyak 11 orang responden 16,4 menyatakan kurang memungkinkan, sebanyak 53 orang responden 79,1 menyatakan memungkinkan dan sebanyak 3 orang responden 4,5 menyatakan sangat memungkinkan posisijabatan dalam pemenuhan nilai kerja yang penting. Setiap individu tentunya memiliki nilai-nilai kerja yang ingin ia capai. Pencapaian nilai itu dipengaruhi oleh posisi seseorang dalam pekerjaannya. Ini terlihat dari jawaban 56 responden 83,6, mereka menyatakan bahwa posisi memungkinkan pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting. Adapun nilai-nilai kerja yang penting itu antara lain seperti; gaji yang tinggi. Semakin tinggi posisi seorang pegawai dalam pekerjaannya tentu peluang untuk mendapatkan gaji yang tinggi menjadi lebih terbuka. Gaji seorang Kepala Bagian tentunya lebih besar daripada stafnya, sehingga sang Kepala Bagian dapat memenuhi nilai kerjanya melalui posisi yang sedang ia duduki. Universitas Sumatera Utara • Persamaan Tabel 28 Sistem kerja di kantor menganut sistem persamaan No Sistem kerja di kantor menganut sistem persamaan F 1 Tidak benar 20 29.9 2 Kurang benar 20 29.9 3 Benar 26 38.8 4 Sangat benar 1 1.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P26FC.28 Dari tabel di atas diketahui bahwa sistem kerja di kantor responden menganut sistem persamaan. Sebanyak 20 orang responden 29,9 menyatakan tidak benar, sebanyak 20 orang responden 29,9 menyatakan kurang benar, sebanyak 26 orang responden 38,8 menyatakan benar dan sebanyak 1 orang responden 1,5 menyatakan sangat benar bahwa sistem kerja yang dianut di kantor responden menganut sistem persamaan. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 27, sebanyak 40 orang responden 59,8 menyatakan tidak benar dan kurang benar bahwa di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menganut sisten persamaan. Mereka menganggap bahwa pemimpin mereka tidak memberlakukan sistem persamaan, baik dalam pemberian tugas, pemberlakuan kebijakan, maupun pemberian reward and punishment. Akan tetapi, ada juga 27 orang responden yang menyatakan benar dan sangat benar bahwa di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menganut sistem persamaan. Bagi mereka pemimpin di kantor telah memberikan porsi kerja yang layak, kebijakan yang adil, serta pemberian reward and punishment yang tepat. Universitas Sumatera Utara Tabel 29 Anda merasa diperlakukan secara adil di tempat kerja No Anda merasa diperlakukan secara adil di tempat kerja F 1 Tidak adil 2 Kurang adil 24 35.8 3 Adil 41 61.2 4 Sangat adil 2 3.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P27FC.29 Berdasarkan tabel di atas diketahui mengenai perasaan responden apakah diperlakukan secara adil di tempat kerja. Tidak ada responden 0 yang menyatakan tidak adil, sebanyak 24 orang responden 35,8 menyatakan kurang adil, sebanyak 41 orang responden 61,2 menyatakan adil dan sebanyak 2 orang responden 3,0 menyatakan sangat adil diperlakukan di tempat kerja. Sebanyak 35,8 merasa diperlakukan kurang adil seperti dalam hal pemberian porsi kerja, kesempatan pendidikan, pemberian hukuman, insentif, peluang karir, dan lain-lain. Perasaan tidak adil ini tentunya dapat menimbulkan kecemburuan. Kecemburuan ini muncul karena ketidaktegasan pimpinan, keengganan pegawai dalam menyampaikan apa yang dirasa, kurangnya kepekaan pimpinan serta adanya keterbatasan SDM, sehingga setiap pengambilan keputusan kerap membuat pegawai merasa diperlakukan kurang adil. Akan tetapi lebih dari 60 responden menyatakan bahwa mereka telah diperlakukan secara adil dan sangat adil di tempat mereka bekerja. Universitas Sumatera Utara • Komponen WatakGenetik Tabel 30 Kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang No Kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang F 1 Tidak setuju 7 10.4 2 Kurang setuju 30 44.8 3 Setuju 29 43.3 4 Sangat setuju 1 1.5 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P28FC.30 Dari tabel di atas diketahui mengenai kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang. Sebanyak 7 orang responden 10,4 menyatakan tidak setuju, sebanyak 30 orang responden 44,8 menyatakan kurang setuju, sebanyak 29 orang responden 43,3 menyatakan setuju dan sebanyak 1 orang responden 1,5 menyatakan sangat setuju bahwa kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang. Lebih dari 50 responden menyatakan kurang setuju bahwa kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang. Bagi mereka kepuasan kerja itu merupakan pencapaian pribadi dan bukan faktor keturunan. Orang tua yang mudah puas tidak menurunkan sifat mudah puas atau standarisasi kepuasan kerja kepada keturunannya. Akan tetapi tidak sedikit pula responden yang setuju bahwa kepuasan kerja tercipta dari watak seseorang. Universitas Sumatera Utara Tabel 31 Kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri No Kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri F 1 Tidak tepat 1 1.5 2 Kurang tepat 20 29.9 3 Tepat 42 62.7 4 Sangat tepat 4 6.0 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P29FC.31 Dari tabel di atas diketahui mengenai kepuasan kerja responden timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. Sebanyak 1 orang responden 1,5 tidak tepat, sebanyak 20 orang responden kurang tepat 29,9 , sebanyak 42 orang responden 62,7 setuju dan sebanyak 4 orang responden 6,0 sangat tepat Disini terlihat bahwa tabel 31 merupakan kebalikan dari tabel 30, karena sebanyak 68,7 responden menyatakan tepat dan sangat tepat bahwa kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. Para responden memberikan argumen bahwa segala sesuatu hal baik itu sikap ataupun hal-hal lainnya berpulang kepada masing-masing individu, apakah individu tersebut dapat menerima, puas ataukah malah tidak mampu menerima kenyataan. Universitas Sumatera Utara Tabel 32 Tipe Kepemimpinan yang sesuai di tempat anda menimbulkan kepuasan anda dalam bekerja No Tipe Kepemimpinan yang sesuai di tempat anda menimbulkan kepuasan anda dalam bekerja F 1 Tidak dapat 2 Kurang dapat 4 6.0 3 Dapat 49 73.1 4 Sangat dapat 14 20.9 Total 67 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P30FC.32 Dari tabel di atas diketahui mengenai tipe kepemimpinan yang sesuai di tempat responden menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Tidak ada responden 0 menyatakan tidak dapat, sebanyak 4 orang responden 6 menyatakan kurang dapat, sebanyak 49 orang responden 73,1 menyatakan dapat dan sebanyak 14 orang responden 20,9 menyatakan sangat dapat. Dengan demikian mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu para pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat menyatakan bahwa mereka dapat menerima tipe kepemimpinan yang sesuai di tempat mereka bekerja dan menimbulkan kepuasan pada diri mereka dalam bekerja. Tipe kepemimpinan yang dirasa oleh para responden adalah tipe kepemimpinan eksekutif yang banyak memberikan perhatian dalam tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja dan mereka merasa hal tersebut sudah sesuai untuk mereka. Universitas Sumatera Utara

IV.4. Analisa Tabel Silang

Analisa tabel silang pada bagian ini akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun analisis tabel ini bukanlah dapat disajikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain. Kumpulan data yang akan disajikan dan dianalisa dalam tabel silang ini terdiri dari : 1. Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Birokrat dengan Kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. 2. Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Eksekutif dengan Instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja. 3. Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Kompromi dengan Kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi. Universitas Sumatera Utara Tabel 33 Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Birokrat dengan Kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri Kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri Tidak tepat Kurang tepat Tepat Sangat tepat Total Tipe Kepemimpinan Birokrat Tidak setuju 7 19 2 28 Kurang setuju 1 9 17 1 28 Setuju 4 5 9 Sangat setuju 1 1 2 Total 1 20 42 4 67 Tabel 33 di atas menjelaskan tentang hubungan antara tipe kepemimpinan birokrat dengan kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. Dari 67 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data: 1 orang menyatakan tidak tepat, 20 orang menyatakan kurang tepat, 42 orang menyatakan tepat dan 4 orang menyatakan sangat tepat bahwa kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. Sebaran data tentang tipe kepemimpinan birokrat yaitu 28 orang menyatakan tidak setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 9 orang menyatakan setuju dan 2 orang menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan birokrat. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara tipe kepemimpinan birokrat dengan kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri. Responden menjawab tepat Universitas Sumatera Utara bahwa kepuasan kerja timbul dengan sendirinya walaupun mereka kurang setuju dengan tipe kepemimpinan birokrat. - Tidak setuju = 35 , 28 100 67 19 = x - Kurang setuju = 37 , 25 100 67 17 = x - Setuju = 46 , 7 100 67 5 = x - Sangat setuju = 49 , 1 100 67 1 = x Responden menyatakan tidak setuju dengan tipe kepemimpinan birokrat walaupun kepuasan kerja timbul dengan sendirinya oleh diri sendiri persentasinya sebanyak 28,35, kurang setuju memiliki persentase sebanyak 25,37, responden yang setuju persentasenya sebanyak 7,64 dan yang sangat setuju persentasenya hanya 1,49. Universitas Sumatera Utara Tabel 34 Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Eksekutif dengan Instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja Instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja Kurang mampu Mampu Sangat mampu Total Tipe Kepemimpinan Eksekutif Kurang setuju 1 4 1 6 Setuju 8 42 4 54 Sangat setuju 2 3 2 7 Total 11 49 7 67 Tabel 34 di atas menjelaskan tentang hubungan antara tipe kepemimpinan eksekutif dengan instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja. Dari 67 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data: 11 orang menyatakan kurang mampu, 49 orang menyatakan mampu dan 7 orang menyatakan sangat mampu bahwa instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja. Sebaran data tentang tipe kepemimpinan eksekutif yaitu: 6 orang menyatakan kurang setuju, 54 orang menyatakan setuju dan 7 orang menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara tipe kepemimpinan eksekutif dengan instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja. Responden menjawab instruksi pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja dan setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif. Universitas Sumatera Utara - Kurang setuju = 97 , 5 100 67 4 = x - Setuju = 68 , 62 100 67 42 = x - Sangat setuju = 47 , 4 100 67 3 = x Responden menyatakan kurang setuju dengan tipe kepemimpinan eksekutif dengan instruksi dari pimpinan mampu memudahkan ketika bekerja persentasinya sebanyak 5,97, responden yang setuju memiliki persentase sebanyak 62,68 dan yang sangat setuju persentasenya hanya 4,47. Universitas Sumatera Utara Tabel 35 Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Kompromi dengan Kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi. Kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi Kurang setuju Setuju Sangat setuju Total Tipe Kepemimpinan Kompromi Tidak setuju 1 3 4 Kurang setuju 6 6 Setuju 9 38 4 51 Sangat setuju 2 2 2 6 Total 12 49 6 67 Tabel 35 di atas menjelaskan tentang hubungan antara tipe kepemimpinan kompromi dengan kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi. Dari 67 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data: 12 orang menyatakan tidak setuju, 49 orang menyatakan setuju dan 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi. Sebaran data tentang tipe kepemimpinan kompromi yaitu 4 orang menyatakan tidak setuju, 6 orang menyatakan kurang setuju, 51 orang menyatakan setuju dan 6 orang menyatakan sangat setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara tipe kepemimpinan kompromi dengan kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi. Responden menjawab setuju bahwa kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi dan mereka juga setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi. Universitas Sumatera Utara - Tidak setuju = 47 , 4 100 67 3 = x - Kurang setuju = 95 , 8 100 67 6 = x - Setuju = 71 , 56 100 67 38 = x - Sangat setuju = 98 , 2 100 67 2 = x Responden menyatakan setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi dan setuju kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi persentasinya sebanyak 56,71, kurang setuju memiliki persentase sebanyak 8,95 dan yang sangat setuju persentasenya hanya 2,98.

IV.5. Uji Hipotesa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan yang Efektif dan Beretika Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo

2 40 126

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

10 79 111

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

2 18 92

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri).

0 4 17

Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo.

1 6 181

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

0 0 13

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

0 0 2

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

0 0 6

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

0 0 30

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

0 0 2