BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
2.1.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaaan zat gizi.Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik seseorang
sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh Supariasa, 2002.
2.1.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi pekerja dapat dilakukan dengan penilaian status gizi secara langsung dan penilaian tidak langsung.Penilaian status gizi secara langsung
adalah dengan pemeriksaan secara antropometri, biokimia, klinis dan biofisik.Penilaian status gizi secara tidak langsung adalah dengan pemeriksaan
survei makanan, statistik vital dan faktor ekologi. A. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1. Pemeriksaan Antropometri Antropometri adalah ukuran tubuh manusia.Pengukuran antropometri
adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh.Antropometri digunakan
untuk melihat
ketidakseimbangan asupan
protein dan
energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
Universitas Sumatera Utara
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh Russeng, 2009.
Menurut Depkes RI 2009, antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi. Cara ini hanya dapat diterapkan
pada orang dewasa berumur 18 tahun serta tidak dapat diterapkan pada wanita hamil.Metode ini menggunakan parameter berat badan BB dan tinggi badan
TB.Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Massa Tubuh IMT. Penilaian berdasarkan IMT adalah untuk mengetahui
status gizi orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih yaitu dengan pengukuran berat dan tinggi badan, dengan rumus sebagai berikut.
. Dari perhitungan IMT, dilakukan penilaian status gizi dengan klasifikasi
sebagai berikut.
Tabel 2.1. Status Gizi Berdasarkan Perhitungan Indeks Massa Tubuh IMT
Status Gizi Kategori
17.0 Gizi Kurang
Sangat Kurus 17.0
– 18.4 Gizi Kurang
Kurus 18.5
– 24.9 Gizi Baik
Normal 25.0
– 27.0 Gizi Lebih
Gemuk 27.0
Gizi Lebih Sangat Gemuk
Sumber : Depkes Depkes RI. Pedoman Kecukupan Gizi Pekerja Selama Bekerja. Direktorat Bina Kesehatan Kerja 2009.
Beberapa kelebihan dari penggunaan pemeriksaan Antropometri, yaitu : 1. Relatif murah.
2. Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar. 3. Objektif.
Universitas Sumatera Utara
4. Gradable dapat diranking. 5. Tidak menimbukan rasa sakit pada responden.
Beberapa keterbatasan dari penggunaan pemeriksaan Antropometri, yaitu 1. Membutuhkan data referensi yang relevan.
2. Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan, kesalahan pada observer.
3. Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kekurangan energi dan protein, tidak memperoleh informasi karena defiensi
zat gizi mikro. 2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi seseorang.Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih dari zat gizi.
Beberapa kelebihan penggunaan pemeriksaan klinis, yaitu : 1. Murah, karena tidak memerlukan peralatan
2. Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar 3. Tidak membutuhkan highly qualified staff, karena pemeriksaan dapat
dilakukan oleh kader yang telah terlatih
Universitas Sumatera Utara
4. Tidak menimbulkan rasa sakit pada orang yang diperiksa Beberapa keterbatasan dari penggunaan pemeriksaan klinis, yaitu :
1. Subjektif, sehingga perlu adanya standardisasi, pengalaman bagi pemeriksa. 2. Keterbatasan kepastian penyebab zat gizi, terkadang penyebabnya bukan
karena kurang gizi, tetapi penyebab yang lain, seperti infeksi. 3. Diperlukan staf yang terlatih dengan sangat baik.
4. Banyak tanda klinis yang muncul pada tingkat defiensi berat. 3. Tes Laboratorium Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Cara penilaian status gizi langsung secara biokimia
dapat didekati dengan mengukur kadar hemoglobin Hb, hematokrit Hm, serum besi, serum ferritin SF, transferin saturation TS, free erythrocytes
protophophyrin FEP, dan Unsaturated iron-binding capacity serum. Beberapa kelebihan dari penggunaan tes Biokimia, yaitu :
1. Objektif. 2. Gradable dapat diranking.
Beberapa keterbatasan dari penggunaan tes Biokimia, yaitu : 1. Mahal, pada umumnya pemeriksaan biokimia memerlukan biaya yang tidak
sedikit karena berhubungan dengan peralatan dan reagennya. 2. Keberadaan dari laboratorium, terkadang lokasi survei jauh dari dari
laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
3. Kesukaran yang berhubungan dengan spesimen pada saat pengumpulan, pengawetan, dan transportasi.
4. Dibutuhkan data referensi untuk menentukan hasil laboratorium. 4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat
perubahan struktur dari jaringan. B. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan
melihat jumlah
dan jenis
zat gizi
yang dikomsumsi.Pengumpulan data komsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. 3. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Asupan Energi