Metode Pengukuran Kelelahan Kerja

f. Sakit kepala atau pusing. g. Kelemahan otot. h. Reflek dan respon lama. i. Berkurangnya kemampuan untuk membuat keputusan. j. Moodines. k. Berkurangnya kemampuan koordinasi antara tangan dan mata, mata mengalami penglihatan yang kabur. l. Hilangnya selera makan dan berkurangnya sistem daya tahan tubuh. m. Mengalami masalah dalam memori jangka pendek, daya konsentrasi rendah dan halusinasi. n. Berkurangnya kemampuan untuk memberikan perhatian pada kondisi tertentu. o. Motivasi rendah

2.3.5. Metode Pengukuran Kelelahan Kerja

Menurut Tarwaka 2004 saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja.Grandjean 1985 mengelompokkan metode kelelahan kerja dalam beberapa kelompok sebagai berikut. 1. Kualitas dan Kuantitas Output Dalam metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Meskipun demikian, banyak faktor yang haru dipertimbangkan : target produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologis dalam kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Psiko-motor Metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi, dan reaksi miror. Salah satu cara adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Pengukuran reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan.Dalam uji ini, digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syaraf dan otot. 3. Uji Hilang kelipan Flicker-Fusion Test Dalam kondisi lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. 4. Perasaan Kelelahan secara Subjektif Subjective Feeling of Fatigue Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committe IFRC Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan subjektif Tarwaka, 2004.Tes ini berisi pertanyaan yang berhubungan dengan gejala kelelahan. Skala IRFC berjumlah 30 buah pertanyaan dan jawaban kuesioner terbagi ke dalam 4 kategori besar, yaitu Sangat Sering SS jika hampir setiap hari terasa lelah dalam seminggu dengan nilai 4. Sering S jika terasa lelah 3-4 hari dalam seminggu, diberi nilai 3. Kadang-Kadang K jika 1-2 selama seminggu terasa lelah, diberi nilai 2.Tidak Pernah TP jika tidak pernah merasa lelah dalam seminggu, diberi nilai Universitas Sumatera Utara 1.Untuk menentukan tingkat kelelahan, setiap jawaban diberi skor yang telah ditentukan dan dijumlahkan. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari : 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan : Perasaan berat di kepala, lelah seluruh tubuh, berat di kaki, menguap, pikiran kacau, mengantuk, ada beban pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil, ingin berbaring ; 10 Pertanyaan tentang pelemahan motivasi : susah berpikir, lelah untuk berbicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit memusatkan perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri berkurang, merasa cemas, sulit mengkontrol sikap, tidak tekun dalam pekerjaan ; 10 Pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik : sakit di kepala, kaku di bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak, merasa pening, sparse terasa berat di kelopak mata, tremor gemetar pada anggota badan dan merasa kurang sehat. Hasil pengukuran IFRC disesuaikan dengan kategori dari skala yang sudah ditentukan, yaitu : 1. Nilai 30 : Tidak Lelah. 2. Nilai 31-60 : Lelah Ringan 3. Nilai 61-90 : Lelah Sedang 4. Nilai 91-120 : Lelah Berat 5. Uji Mental Pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Gambaran Asupan Zat Gizi, Status Gizi, dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum 2013

8 110 102

Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang

0 0 16

Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang

0 0 2

Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang

0 3 7

Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

0 0 22

2.1.2 Penilaian Status Gizi - Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

0 1 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

0 0 8

Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

1 0 17

Gambaran Asupan Zat Gizi, Status Gizi, dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum 2013

0 0 24

Gambaran Asupan Zat Gizi, Status Gizi, dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum 2013

0 2 14