BAB V PEMBAHASAN
5.1 Status Gizi pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik
Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa gizi kurang masih menjadi permasalahan di PTPN I PKS Pulau Tiga disebabkan memiliki proporsi terbesar
dari total sampel yang diteliti yaitu sebanyak 45,9. Gizi yang kurang mencerminkan cerminan dari intake gizi pekerja selama berhari-hari masih belum
baik. Jika pekerja tersebut memiliki gizi kurang, pekerja tersebut akan menjadi kurang aktif untuk melakukan pekerjaan sebab produksi tenaga yang kurang,
penurunan daya tahan tubuh, penurunan struktur dan fungsi otak, serta perubahan perilaku yang menyebabkan mudahnya terserang stress mental.
Permasalahan gizi lebih juga ditemukan meski dengan proporsi yang sedikit yaitu 18 dari total sampel yang diteliti. Hal ini mencerminkan
ketidakseimbangan antara intake energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dengan energi yang dikeluarkan.Ketidakseimbangan tersebut disebabkan
pekerja terlalu banyak makan dan tidak diimbangi dengan melakukan aktivitas fisik yang cukup.Pengkonsumsian makanan dalam jumlah berlebihan secara terus-
menerus akan menyebabkan berat badan meningkat pesat dan akan menyebabkan obesitas. Obesitas juga merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya
berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu. Oleh sebab itu, gizi lebih menyebabkan pekerja memiliki
Universitas Sumatera Utara
resiko menderita penyakit dan dapat memperpendek harapan hidup Almatsier, 2009.
5.2 Asupan Energi pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik
Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015
Berdasar tabel 4.9.menunjukkan proporsi asupan energi pekerja selama bekerja 8 jam yang tidak sesuai menjadi yang terbanyak yaitu 90,2. Keadaan ini
menjelaskan bahwa pola makan pekerja di PTPN I PKS Pulau Tiga masih tidak baik.Idealnya, seorang yang bekerja memiliki kebutuhan energi yang harus
dipenuhi agar dapat bekerja secara optimal.Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan asupan energi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
pekerja. Hasil pengukuran Food Recall yang dilakukan selama 6x24 jam menjelaskan masih terdapat pekerja yang melewatkan sarapan atau waktu makan,
makan tanpa lauk dan sayur, lauk yang kurang, sering mengkonsumsi mie instans dan gorengan serta ketidakbergaman variasi makanan yang dikonsumsi. Hal ini
terjadi dikarenakan pekerja kesulitan mendapatkan makanan yang cukup terutama saat sarapan dikarenakan pekerja mulai bekerja pada pukul 7.00 wib sedang tidak
ada yang menjual makanan sebelum pukul 7.00 wib.Keadaan tersebut diperparah dengan ketidakadaanya kantin perusahaan yang seharusnya menyediakan untuk
kebutuhan pekerja.Selain menyulitkan sarapan, ketidakadaannya kantin tersebut menyulitkan pekerja untuk makan siang dan ngemil.Akibatnya, asupan energi
yang dikonsumsi belum sesuai dengan kebutuhan energi yang diperlukan untuk bekerja selama bekerja 8 jam.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Kelelahan Kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik