Kedudukan Zakat Dalam Hukum Islam

ini secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, mengisyaratkan sejarah panjang pensyariatan zakat.                               Artinya: “ dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil Yaitu : “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin; serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia orang lain. Tegakkanlah shalat, dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil saja dari pada kamu, dan kamu selalu ber paling”. Al-Baqarah : 2 83.                                Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih,” At- Taubah : 934. 11 Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah swt yang terdapat dalam QS At-Taubah ayat 60 yang menjelaskan pentingnya zakat untuk diambil, maka pelaksanaannya bukanlah sekedar amal karitatif 11 Muhammad Amin Suma, 5 Pilar Islam Membentuk Pribadi Tangguh, Jakarta : Kholam Publishing 2007, cet ke 1, hal 106-107. kedermawanan, tetapi tetapi merupakan kewajiban yang bersifat otoriatif ijbari, zakat tidaklah seperti shalat, pusa dan ibadah haji yang pelaksanaanya diserahkan kepada individu masing-masing, tapi juga disertai keterlibatan aktif para petugas yang amanah, jujur, terbuka dan profesional yang disebut amil. Asas pelaksanaan zakat tidak mengabaikan sifat dan kedudukan zakat itu sendirisebagai ibadah yang harus dilaksanakan atas dasar keikhlasandan ketakwaan seseorang terhadap Allah SWT. Seruan untuk berzakat sebenarnya sudah ada jauh sebelum Nabi Muhammad saw, dengan diturunkannya ayat yang secara eksplisit dan jelas mengisyaratkan kepastian adanya syariat zakat tertuang dalam firman Allah SWT.         Artinya: “ Dan tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah kamu bersama orang- orang yang rukuk”. al-Baqarah : 2 43. Namun banyak terjadi pengingkaran pensyariatan zakat terhadap umat- umat sebelum Nabi Muhammad hingga pada zaman Nabi Muhammad dan sesudahnya. Kemudian mendorong khalifah Abu Bakar pengganti Nabi Muhammad mengambil keputusan untuk memerangi para prmbangkang zakat. Kebijakan Nabi Muhammad dan khalifah Abu Bakar tentang pengelolaan dana zakat kemudian dikembangkan oleh para khalifah yang menggantikannya yakni Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Bahkan di zaman Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Bahkan di zaman Umar Bin Khatab dan khususnya utsman, administrasi pengelolaan zakat mencapai puncak kemajuan dan kejayaan seiring dengan kemajuan tata administrasi Islam diberbagai bidang. 12 Di zaman pemerintahan khulafaur Rasyidin yaitu dimasa Abu Bakar memegang laju pemerintahan Negara islam, beliau bertindak tegas terhadap golongan orang-orang yang enggan membayar zakat. Beliau telah memerintahkan bala tentaranya untuk memerangi orang-orang yang eggan membayar zakat diseluruh semenanjung tanah arab dan merampas harta benda mereka. Langkah abu bakar telah berjaya menarik orang yang berkemampuan untuk membayar zakat yang merupakan salah satu rukun islam yang lima. Seterusnya langkah tersebut membawa kejayaan untuk mengukuhkan kedudukan ekonomi orang-orang Islam dimana sumber zakat adalah salah satu faktor yang pentingdi dalam fungsi untuk membangun masyarakat Islam. Berbagai hadis shahih dari rasulullah saw menunjukan bahwa zakat diambil dari orang-orang kaya di suatu negeri dan diberikan kepada orang- orang fakir dari penduduk negeri itu. Jika ditemukan orang yang berhak mendapatkan zakat di tempat itu, maka melihat kepada negeri yang lebih dekat. Abu Ubaid berkata bahwa dalam masalah itu adalah hadis Rasulullah saw dalam wasiatnya kepada Muadz ketika beliau mengutusnya ke Yaman untuk mengajak mereka masuk ke dalam Islam dan mengerjakan shalat. Rasul berkata, “jika mereka mengingkarkan keislamannya, maka katakan kepada mereka bahwa Allah swt mewajibkan kepada kalian untuk menzatka harta- 12 Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern,Jakarta : Gema Insani Press, 2002, h. 69 harta kalian yang diambil dari orang-orang kaya diantara kalian kepada orang- orang kafir”. Ini tidaklah bertentangan, para petugas pengumpul zakat membawa kepada Rasulullah saw sebagian zakat yang mereka ambil karena bagian penerima zakat adalah delapan kelompok. Pengambilan zakat kepada orang-orang kafir hanya merupakan bagian zakat mereka saja bukan selainnya, karena terkadang penduduk suatu begeri adalah orang-orang kaya, yang tidak ditemukan di dalamnya orang-orang kafir yang berhak mendapatkan zakat. 13

D. Beberapa ketentuan Umum tentang Zakat Dalam Hukum Islam

1. Syarat Wajib Zakat

a. Ada beberapa syarat yang harus di penuhi agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang dipunyai oleh seorang muslim. Syarat- syarat itu adalah : b. Pemilikan yang pasti, Artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati hasilnya. c. Berkembang. Artinya harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunatullah maupun bertambah karena ikhtiar ataupun usaha manusia. 13 Qutb Ibrahim Muhammad, Bagaimana Rasulullah Mengelola Ekonomi, Keuangan dan Sistem Administrasi, Diterjemahkan dari kitab al-Siyasah al-Maliyah li al-Rasul, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007, h. 253. d. Melebihi kebutuhan pokok, Artinya harta yang dipunyai seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia. e. Bersih dari hutang. Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik hutang kepada Allah nazar, wasiat maupun hutang kepada sesama manusia. f. Mencapai nisab. Artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya. g. Mencapai haul. Artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen. 14

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat dalam Al-Quran disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain :                     Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya disisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. Al-Baqarah : 2110 14 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam : Zakat dan Wakaf Jakarta : UI Press, 1998, cet I, h. 41.                Artinya: ”Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat- ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” At- Taubah : 911. 15 Agama islam telah menjelaskan dengan tegas, bahwa zakat merupakan salah satu rukun dan fardhu yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang hartanya sudah memenuhi kriteria dan syarat tertentu. Otoritas fikih Islam yang tertinggi, Alquran dan hadist menyatakan hal tersebut dalam banyak kesempatan. Jumhur ulamapun sepakat, bahwa zakat merupakan suatu kewajiban dalam agama yang tak boleh di ingkari Ma’lim min al-Din bi al-Darurah Artinya, siapa yang mengingkari kewajiban berzakat, maka ia dihukum telah kufur terhadap ajaran Islam. 16 Semua ulama sepakat telah menetapkan zakat sebagai salah satu dari kelima arkan al-Islam. Adapun tentang dasar hukumnya, banyak dijumpai banyak dijumpai ayat al- Qur’an dan matan hadist yang memerintahkan kewajiban zakat. Menurut catatan sejarah, pensyariatan atau tepatnya pewajiban zakat kepada Nabi Muhammad saw dan kaum muslimin baru di syariatkan pada tahun ke-2 atau ke-3 Hijrah. Adapun dasar hukum zakat didalam hadist-hadist rasul Allah saw diantaranya : 15 Lili Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 7-8 16 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 58. a. Dari Abbas r.a, sesungguhnya Nabi saw pernah mengutus Mu’az bin jabal ke yaman, kemudian dia membacakan hadist itu secara lengkap, dan di dalamnya dinyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah terhadap harta kekayaan mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya untuk kemudian didistribusikan kepada orang-orang fakir yang ada ditengah- tengah mereka”. b. Dari ibn Umar r.a, dia berkata, rasul saw mewajibka mengeluarkan zakat fitrah, dengan ketentuan satu takaran sha’ kurma atau satu takaran gandum, 9bagi setiap orang budak maupun merdeka, laki- laki maupun perempuan, dan kecil anak-anak maupun orang dewasa dari semua kaum muslimin; dan rasul memerintahkan agar zakat fitrah itu dibayarkan sebelum orang-orang keluar rumah untuk melakukan shalatId. 17 c. Dari ibn Abbas r.a, dia berkata, rasul Allah swt mewajibkan zakat fitrah sebagai sarana penyucian bagi orang yang puasa dari kemungkinan pemainan dan perbuatan keji, dan memberikan makan kepada orang-orang miskin. Siapa yang membayarkan zakat fitrahnya sebelum shalat id, maka zakat fitrahnya diterima; dan siapa yang membayarkannya usai shalat Id, maka pembayaran itu dikategorikan kedalam sedekah biasa sebagaimana sedekah lain pada umumnya. 17 Ibid. h. 10