Golongan Kelima Riqab Orang-orang Yang Berhak Menerima Zakat

ia ingin menunaikan umrah. Ia meminta kepada suaminya unta tersebut dan suaminya menolak. Kemudian, perempuan tersebut datang menemui Nabi dan menceritakan hal itu. Nabi memerintahkan suaminya untuk memberikan unta tersebut kepada isteri nya, “Dan Nabi berkata, “Haji dan Umrah termasuk fii ssabiilillah”. Sebagian berpendapat bahwa fii sabiilillah mencakup segala kemaslahatan umat Islam dan semua aspek kebaikan seperti mengkafani jenazah, membangun benteng, membangun masjid. 42

g. Golongan kedelapan Ibnu SabilMusafir

Ibnu sabil ialah, segala mereka yang kehabisan belanja dalam perjalanan dan tak dapat mendatangkan belanjanya dari kampungnya, walaupun ia orang yang berharta dikampungnya. Begitu juga dinamakan ibnu sabil adalah orang yang jauh dari keluarganya atau berda dirantau orang, yang telah kehabisan belanja atau kehabisan perbekalan. 43 Para ulama sepakat bahwa musafir yang jauh dari negerinya boleh menerima zakat dengan nilai cukup untuk membeantunya sampai ke tujuan jika harta yang dibawanya tidak cukup, mengingat sifat kefakiran yang menimpanya. 42 Qutb Ibrahim Muhammad, Bagaimana Rasulullah Mengelola Ekonomi, h. 249-250. 43 Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin, Fiqh Madzhab Syafi’i Bandung : Pustaka Setia, 2005, h. 558. Mereka mensyaratkan perjalanan itu untuk ketaatan atau bukan dalam rangka maksiat. Lalu mereka berpendapat jika perjalanan itu untuk perkara yang mubah. Pendapat yang terpilih dikalangan syafi’iyyah adalah ia boleh menerima zakat, meskipun perjalanan tersebut untuk sekedar reaksi. 44 Pada masa sekarang cakupan Ibnu sabil bukan hanya orang yang penting dalam perjalanan saja, tetapi juga mencakup pengertian seperti untuk pelajar yang diberikan beasiswa guna kelancaran pendidikannya zakat memberikan zakat untuk beasiswa sangatlah positif karena dengan pendidikan tersebut umat Islam dapat mengeksploitasikan kemampuannya dan kekuatan dirinya. 45 44 Syaikh as-Sayyid Sabiq, Ibid., h. 159. 45 Sofwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Jakarta : PT. Cita Putra Bangsa, 1992, cet ke-1 h. 168.