BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus tipe 2
2.1.1 Definisi
Diabetes melitus DM merupakan sekelompok kelainan heterogen secara genetis dan klinis yang ditandai dengan kadar gula didalam darah yang meningkat
secara tidak normal. Kelainan ini terjadi, baik ketika pankreas tidak bisa memproduksi insulin yang cukup maupun saat tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang dihasilkan secara efektif. Pada kelainan ini, biasanya juga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Harris, 2004; WHO, 2013.
2.1.2 Klasifikasi
Secara umum diabetes dibagi menjadi 4 subkelas, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan tipe DM tipe khusus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Melitus Goldman Bennet, 2000
I. DM tipe 1. Sebelumnya disebut sebagai insulin-dependent diabetes
mellitus IDDM atau “juvenile onset diabetes”
II. DM tipe 2. Sebelumnya disebut sebagai non-insulin-dependent diabetes
mellitus NIDDM atau “adult onset diabetes”
III. DM tipe khusus
A. Kerusakan genetik fungsi sel misal: maturity onset diabetes of the young
MODY tipe 1 – 3 dan point mutation pada DNA mitokondria B. Kerusakan genetik kerja insulin
C. Penyakit eksokrin pankreas pankreatitis, trauma, pankreatektomi, neoplasma, cystic fibrosis, hemokromatosis, fibrocalculous
pancreatopathy D. Endocrinopathies akromegali, sindroma Cushing, hipertiroidisme,
feokromasitoma, glukagonoma, somastotatinoma, aldosteronoma E. Diinduksi oleh obat atau bahan kimia glukokortikosteroid, tiazid,
Universitas Sumatera Utara
diazoksid, pentamidin, vacor, hormon tiroid, fenitoin, agonis , kontrasepsi oral
F. Infeksi rubella kongenital, sitomegalovirus G. Bentuk diabetes immune-mediated yang jarang sindroma “stiff-man”,
antobodi reseptor anti-insulin H. Sindroma genetik lainnya sindroma Down, Klinefelter, Turner,
penyakit Huntington, distrofi miotonik, lipodistrofi, ataksia- telangiektasia
IV. DM gestasional
2.1.3 Epidemiologi
Jumlah orang yang menderita DM di seluruh dunia sudah bertambah dua kali lipat selama 30 tahun terakhir. Pada tahun 2010 diperkirakan 285 juta orang
diseluruh dunia menderita DM, dimana 90-nya mengidap DM tipe 2. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat hingga 439 juta pada tahun 2030, yang mewakili
7,7 populasi dewasa total didunia yang berusia 20 – 79 tahun. Chen et al., 2011. Di Amerika Serikat prevalensinya meningkat 10 – 15 pada orang yang
berusia 50 tahun keatas. Penyakit ini sering tidak terdiagnosa, diperkirakan ada 1 kasus yang tidak terdiagnosa untuk setiap 2 kasus yang terdiagnosa Goldman
Bennet, 2000. Sejumlah ahli memperdebatkan bahwa beberapa negara di Asia muncul
sebagai pusat dari epidemi DM. Sejumlah wilayah di Asia terdiri dari beberapa negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dan mengalami perubahan nyata
secara demografi, epidemiologi, dan sosioekonomi selama beberapa dekade terakhir. Negara dengan penduduk terbanyak adalah Cina dan kedua adalah India.
India dan Cina memiliki jumlah penderita DM dalam jumlah yang besar. Meningkatnya DM tipe 2 di Asia berbeda dengan negara lain, dimana
perkembangannya relatif dalam waktu yang singkat dan pada kelompok usia yang lebih muda. Perbedaan yang terjadi adalah pada populasi Asia tingginya proporsi
Universitas Sumatera Utara
lemak tubuh dan obesitas abdomen lebih menonjol pada orang Asia dibandingkan dengan orang Eropa pada nilai IMT yang sama. Karakteristik ini memiliki arti
bahwa orang Asia memiliki predisposisi resistensi insulin pada derajat obesitas yang lebih rendah dibandingkan orang-orang keturunan Eropa Yoon et al., 2006.
DM tipe 2 juga meningkat pada orang Asia yang berimigrasi ke Amerika Serikat. Perubahan ini dihubungkan dengan ketidakmampuan orang Asia beradaptasi
secara metabolik terhadap pola perilaku barat yang cenderung beraktivitas rendah dengan asupan kalori yang lebih tinggi Goldman Bennet, 2000.
2.1.4 Diagnosis