3.8.2 Ransum Pakan Standar
Ransum pakan standar adalah makanan bagi semua tikus selama penelitian dengan dosis 20 gekorhari. Ransum pakan dibuat berdasarkan diet murni dari
PT. Charoen Pokphan, Tanjung Morawa, Medan.
3.8.3 Pemberian Air Minum
Air minum untuk semua tikus adalah aquadest. Air minum diberikan ad libitum.
3.8.4 Pembagian Kelompok dan Pemberian Perlakuan
Pembagian kelompok dan pemberian perlakuan pada penelitian ini adalah: a. Tikus sebanyak 36 ekor dibagi dalam enam kelompok secara random
sehingga dalam satu kelompok terdiri atas enam ekor tikus. Pembagian kelompoknya adalah :
i. Kelompok P
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi minum aquadest, pakan biasa selama 56 hari, dan suntikan citrate
buffer pada hari ke 15 dan 22.
ii. Kelompok P
1
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi perlakuan diet tinggi lemak selama 14 hari, lalu diberikan suntikan STZ
dosis rendah 30 mgkgBB pada hari ke 15 22. iii.
Kelompok P
2
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi perlakuan diet tinggi lemak bersamaan dengan ekstrak etanol jamur
tiram putih 200 mgkgBB selama 2 minggu, yang kemudian diberikan suntikan STZ dosis rendah 30 mgkgBB pada hari ke 15 dan 22, lalu
pemberian ekstrak etanol jamur tiram putih terus dilanjutkan sampai 1 minggu setelahnya.
Universitas Sumatera Utara
iv. Kelompok P
3
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi
perlakuan diet tinggi lemak bersamaan dengan ekstrak etanol jamur tiram putih 250 mgkgBB selama 2 minggu, yang kemudian diberikan
suntikan STZ dosis rendah 30 mgkgBB pada hari ke 15 dan 22, lalu pemberian ekstrak etanol jamur tiram putih terus dilanjutkan sampai 1
minggu setelahnya. v.
Kelompok P
4
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi perlakuan diet tinggi lemak selama 14 hari, lalu diberikan suntikan STZ
dosis rendah 30 mgkgBB pada hari ke 15 dan 22, lalu diberikan ekstrak etanol jamur tiram putih sebanyak 200 mgkgBB selama 28 hari.
vi. Kelompok P
5
= terdiri dari 6 ekor tikus jantan dewasa yang diberi
perlakuan diet tinggi lemak selama 14 hari, lalu diberikan suntikan STZ dosis rendah 30 mgkgBB pada hari ke 15 dan 22, lalu diberikan ekstrak
etanol jamur tiram putih sebanyak 250 mgkgBB selama 28 hari. b. Pemberian pakan tinggi lemak kuning telur bebek dilakukan dengan cara
pencekokan dan dilakukan setiap hari pada pukul 09.00 WIB. c. Pemberian ekstrak etanol jamur tiram putih dilakukan dengan cara
pencekokan dan dilakukan setiap hari pada pukul 14.00 WIB. d. Penyuntikan STZ dosis rendah 30 mgkgBB dilakukan dengan sebelumnya
tikus dipuasakan semalaman, lalu pagi pada pukul 09.00 WIB sebelum pemberian pakan tinggi lemak dilakukan penyuntikan STZ intraperitoneal.
e. Selama 7 hari tikus diadaptasikan dengan lingkungan tempat penelitian dan diberi makanan standar untuk tikus.
f. Berat badan awal tikus ditimbang.
Universitas Sumatera Utara
g. Setelah 58 hari perlakuan, dilakukan dislokasi leher tikus. Abdomen dibuka dengan insisi mid-line, dilakukan pemisahan pankreas, lalu pankreas
direndam didalam formalin buffer untuk selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan histologi.
h. Dilakukan analisis dari data-data KGD dan gambaran imunohistokimia area sel beta pankreas.
3.8.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Jamur Tiram Putih Pleurotus ostreatus 3.8.5.1.Proses pengambilan bahan
Bahan yang digunakan adalah jamur Pleurotus ostreatus yang masih segar dan baru dipanen. Pengambilan bahan dilakukan dengan cara purposif tanpa
membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Bahan diperoleh dari pusat budidaya jamur tiram Khalisa Agro Mushroom, beralamat di Jl.
Tampok Tanjung Selamat Gg. Seni no.2, Sunggal Sumatera Utara.
3.8.5.2.Proses pembuatan ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai.
Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan. Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi
persyaratan farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai. Depkes, 1995
Universitas Sumatera Utara
Berikut prosedur pembuatan ekstrak etanol jamur tiram putih hingga dalam bentuk suspensi yang siap diberikan kepada tikus :
1. Sebanyak 25 kg jamur tiram putih pasca panen, keseluruhan bagian jamur dipotong-potong tipis lalu dikeringkan. Pengeringan menggunakan oven pada
suhu 38 – 40 C sampai potongan buah benar-benar kering rapuh. Lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan sekitar 4-5 hari. Berat jamur setelah dikeringkan sekitar 2874 g.
2. Jamur yang telah benar-benar kering ini dihaluskan dengan menggunakan alat penggiling. Hasil penggilingan diperoleh serbuk simplisia sekitar 1421,5 g.
Simplisia ini kemudian diekstrak dengan menggunakan metode maserasi. 3. Maserasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 1000 g simplisia
direndam di dalam 4 liter larutan etanol 96 yang sebelumnya telah didestilasi. Perendaman dilakukan selama 3 hari 3 malam sambil sesekali diaduk. Setelah 3
hari, campuran simplisia dan pelarut kemudian disaring kedalam penyaring. Residu yang dihasilkan dari penyaringan tersebut direndam kembali dengan
pelarut yang sama sebanyak 4 liter selama 3 hari 3 malam, kemudian disaring kembali. Siklus ini diulang sekali lagi dengan cara yang sama. Filtrat yang
diperoleh dari hasil penyaringan, diuapkan menggunakan rotary evaporator pada kisaran temperatur 40 – 60
C, dan diperolehlah ekstrak kental jamur PO sebanyak 540,2 g.
4. Selanjutnya ekstrak kental ini dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer untuk menguapkan pelarut yang masih tersisa, hingga diperoleh ekstrak kering
jamur PO sebanyak 254,3 g. Selanjutnya ekstrak kering akan dijadikan suspensi dengan pelarut Na-CMC 1.
Universitas Sumatera Utara
5. Pembuatan larutan Na-CMC 1. Na-CMC ditimbang seberat 20 g dan dilarutkan dalam 400 mL aquadest. Na-CMC dibiarkan mengambang diatas
aquadest selama kurang lebih 15 menit sambil diaduk. Setelah terbentuk massa yang homogen merata ditambahkan air ke dalam massa tersebut hingga
diperoleh volume 2000 mL sambil terus diaduk. 6. Pembuatan suspensi ekstrak etanol jamur PO Suspensi 4 . Pembuatan
suspensi ekstrak etanol jamur dilakukan setiap hari. Ekstrak kering jamur PO ditimbang sebanyak 0,6 g dan dimasukkan ke dalam lumpang. Kemudian
ditambahkan 10 mL larutan Na-CMC 1 sedikit demi sedikit sambil dilakukan penggerusan supaya didapatkan larutan yang homogen. Larutan yang sudah
homogen selanjutnya dipindahkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan lagi Na- CMC hingga volume akhir 15 ml. Suspensi ini kemudian diberikan secara oral ke
tikus dengan dosis 200 mgkgBB dan 250 mgkgBB tikus.
3.8.6 Penentuan Dosis