5. Pembuatan larutan Na-CMC 1. Na-CMC ditimbang seberat 20 g dan dilarutkan dalam 400 mL aquadest. Na-CMC dibiarkan mengambang diatas
aquadest selama kurang lebih 15 menit sambil diaduk. Setelah terbentuk massa yang homogen merata ditambahkan air ke dalam massa tersebut hingga
diperoleh volume 2000 mL sambil terus diaduk. 6. Pembuatan suspensi ekstrak etanol jamur PO Suspensi 4 . Pembuatan
suspensi ekstrak etanol jamur dilakukan setiap hari. Ekstrak kering jamur PO ditimbang sebanyak 0,6 g dan dimasukkan ke dalam lumpang. Kemudian
ditambahkan 10 mL larutan Na-CMC 1 sedikit demi sedikit sambil dilakukan penggerusan supaya didapatkan larutan yang homogen. Larutan yang sudah
homogen selanjutnya dipindahkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan lagi Na- CMC hingga volume akhir 15 ml. Suspensi ini kemudian diberikan secara oral ke
tikus dengan dosis 200 mgkgBB dan 250 mgkgBB tikus.
3.8.6 Penentuan Dosis
1. Perhitungan dosis ekstrak etanol jamur tiram puti Dosis ektrak jamur tiram putih yang digunakan untuk berbagai kondisi
patologis adalah antara 200-250 mgkg BB tikus Isai et al. 2009. Dosis ekstrak jamur tiram putih yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar
200 mgkg BB dan 250 mgkgBB. Tikus ditimbang berat badannya setiap minggu, dan larutan ekstrak etanol jamur tiram putih akan diberikan sesuai
dengan berat badan masing-masing tikus. Perhitungan dosis mingguan dilakukan dengan mempertimbangkan besar kadar air pada ekstrak jamur PO
yang digunakan pada penelitian ini yaitu sekitar 8. 2. Perhitungan dosis kuning telur bebek
Universitas Sumatera Utara
Kuning telur bebek diberikan sebanyak 1 cctikushari dengan melihat kapasitas lambung tikus yang bisa menampung 3-5 cc. Pada penelitian
sebelumnya dengan dosis 1 cc bisa meningkatkan kadar kolesterol dan berat badan tikus dalam waktu 2 minggu.
3. Perhitungan dosis STZ Dosis STZ yang diberikan adalah dosis rendah multipel sebanyak 30 mgkgBB
yang dilarutkan dalam citrate buffer pH 4,5. Jika seminggu setelah penyuntikan pertama tidak terjadi kenaikan KGD diatas 140 mgdL maka dilakukan
penyuntikan ke-2 Srinivasan et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.8.7 Alur Penelitian Secara skematis, alur alur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Tikus jantan galur wistar, 36 ekor, 2-3 bulan, BB 150-250 gram Adaptasi selama 7 hari
Tikus dibagi menjadi 6 kelompok
Kelompok kontrol P Kelompok P
1
Kelompok P
2
Kelompok P
3
Akuades 0,5ml selama 56 hari
+ Pakan biasa selama 56
hari +
Suntikan citrate buffer IP hari ke 15 22
Akuades 0,5ml selama 56 hari
+ HFD 1 cchari
selama 14 hari dilanjut dengan pakan
biasa hingga hari ke 56 +
STZ 30 mgkgBB IP hari ke 15 22
Akuades 0,5ml + HFD 1 cchari
selama 14 hari dilanjut dengan pakan
biasa hingga hari ke 56 +
STZ 30 mgkgBB IP hari ke 15 22
+ Ekstrak PO 200 mgkg
BB Sampai hari ke 28
Akuades 0,5ml + HFD 1 cchari
selama 14 hari dilanjut dengan pakan
biasa hingga hari ke 56 +
STZ 30 mgkgBB IP hari ke 15 22
+ Ekstrak PO 250
mgkgBB Sampai hari ke 28
Pengukuran KGD + pemeriksaan histologi pankreas data post test Analisis data
Kelompok P
4
Akuades 0,5ml + HFD 1 cchari
selama 14 hari dilanjut dengan pakan
biasa hingga hari ke 56 +
STZ 30 mgkgBB IP hari ke 15 22
+ Ekstrak PO 200
mgkgBB Hari ke 29 - hari ke 56
Kelompok P
5
Akuades 0,5ml + HFD 1 cchari
selama 14 hari dilanjut dengan pakan
biasa hingga hari ke 56 +
STZ 30 mgkgBB IP hari ke 15 22
+ Ekstrak PO 250
mgkgBB Hari ke 29 - hari ke 56
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.9. Prosedur Pemeriksaan 3.9.1. Prosedur pembuatan preparat imunohistokimia