lemak tubuh dan obesitas abdomen lebih menonjol pada orang Asia dibandingkan dengan orang Eropa pada nilai IMT yang sama. Karakteristik ini memiliki arti
bahwa orang Asia memiliki predisposisi resistensi insulin pada derajat obesitas yang lebih rendah dibandingkan orang-orang keturunan Eropa Yoon et al., 2006.
DM tipe 2 juga meningkat pada orang Asia yang berimigrasi ke Amerika Serikat. Perubahan ini dihubungkan dengan ketidakmampuan orang Asia beradaptasi
secara metabolik terhadap pola perilaku barat yang cenderung beraktivitas rendah dengan asupan kalori yang lebih tinggi Goldman Bennet, 2000.
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis biasanya langsung ditegakkan dengan munculnya gejala klasik poliuria, polidipsi, dan turunnya berat badan. Hal ini dikonfirmasi dengan
melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang diambil dari pembuluh darah vena yaitu sebesar 200 mgdL atau lebih Goldman Bennet, 2000.
The National Diabetes Data Group dan World Health Organization telah menerbitkan kriteria diagnosis untuk DM yang dirangkum pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Harrison, 2005
• Gejala-gejala diabetes ditambah konsentrasi KGD random 11,1 mmolL 200 mgdL atau
• KGD puasa 7 mmolL 126 mgdL atau • KGD 2 jam 11,1 mmolL 200 mgdL selama oral glucose tolerance
test OGTT
2.1.5 Faktor Resiko
Sejumlah faktor meningkatkan prevalensi DM di Asia. Jika pengaruh faktor lingkungan memainkan peranan penting dalam memicu perkembangan DM,
diharapkan prevalensi DM lebih rendah di daerah pedesaan, dimana orang-orang masih mengikuti gaya hidup tradisional Chen et al., 2011; Yoon et al., 2006. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini terbukti ketika membandingkan beda prevalensi DM di perkotaan dan pedesaan di India, Filipina dan Kamboja. Di India, angka prevalensi di perkotaan
8,2 sementara di pedesaan prevalensinya 2,4. Tapi perbedaan prevalensi tidak didapati di Korea dan Thailand. Hal ini bisa saja disebabkan oleh urbanisasi
komunitas pedesaan Yoon et al., 2006. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi DM di Asia
salah satunya adalah urbanisasi dan transisi sosioekonomi. Sementara faktor resiko lainnya termasuk usia, karakteristik antropometrik, merokok, alkohol, gaya
hidup tanpa olahraga dan kerentanan gen Bi et al., 2012; Ramachandran Snehalatha, 2012.
Mengkonsumsi makanan tinggi lemak ternyata berhubungan dengan meningkatnya resiko DM tipe 2 Marshall Bessesen, 2002. Jadi, meskipun DM
tipe 2 sangat dipengaruhi olah gaya hidup dan kerentanan gen, komposisi makanan bisa mempengaruhi perkembangan dan komplikasi DM tipe 2 ini. Asam
lemak mempengaruhi metabolisme glukosa dengan merubah fungsi membran sel, aktivitas enzim, sinyal insulin dan ekspresi gen Risérus et al., 2009.
Tabel 2.3 Faktor resiko DM tipe 2 Harrison, 2005
• Riwayat keluarga diabetes misal: orang tua atau saudara kandung dengan DM tipe 2
• Obesitas IMT 25 kgm
2
• Kebiasaan fisik yang tidak aktif • Rasetnis misal: Afro-Amerika, Asia-Amerika, Amerika asli
• Sebelumnya diidentifikasi dengan IFG Glukosa Puasa Terganggu atau IGT Toleransi Glukosa Terganggu
• Riwayat GDM DM gestasional atau melahirkan bayi 4 kg • Hipertensi KGD 14090 mmHg
• Kadar kolesterol HDL 35 mgdL 0.9 mmolL danatau kadar trigliserida 250 mgdL 2,82 mmolL
• PCO atau acanthosis nigracans
Universitas Sumatera Utara
• Riwayat penyakit vaskular
2.1.6 Konsumsi Lemak dan DM tipe 2