104 salah satu mata pencaharian andalan dari sektor pariwisata, bagi masyarakat di
sekitar daerah Maenamolo.
4.2.4 Pengetahuan Masyarakat dan Wisatawan Tentang Atraksi Hombo Batu
Keberadaan hombo batu di Nias Selatan telah di ketahui oleh banyak orang, baik yang berada di Pulau Nias atau pun diluar Pulau Nias. Hal ini
membuat banyak wisatawan yang berkunjung ke Nias Selatan. Hombo batu saat ini telah mengalami perubahan baik dari segi makna dan fungsi. Untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat dan wisatawan tentang sejarah, makna dan fungsi hombo batu yang sesungguhnya, maka peneliti memberikan pertanyaan
tertutup kepada informan. Informan yang di teliti berjumlah 112 orang, informan ini di tentukan dengan metode purposive, yaitu informan dipilih berdasarkan
kriteria penilaian tertentu yang dipandang dapat mewakili data berkaitan dengan objek penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa wisatawan merupakan kelompok
terendah persentase pengetahuannya tentang sejarah, fungsi dan makna hombo batu yang sesungguhnya. Berikut adalah tabel persentase pengetahuan hombo
batu yang di bagi dalam 5 kelompok informan :
Informan Pengetahuan Tertutup
Sejarah Hombo Batu Jumlah Informan
dan Persentase Tahu
Tidak Tahu Pelompat
hombo batu 8 100
0 0 8 100
Masyarakat Setempat
57 86,4 9 13,6
66 100 Aparat, tokoh
Masyarakat 8
0 0 8 100
Wisatawan 2 13,3
13 86,7 15 100
Perantau 8 53,3
7 46,7 15 100
105
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan.
Seperti dikatakan oleh Bajamaoso Fau kepala adat Balo Zi’ulu Desa Bawomataluo, mengatakan bahwa Munculnya hombo batu pada mulanya karena
sering terjadi perang antar-daerah atau Ori. Untuk mempertahankan kampungnya amada Samofo menghimbau Ori Maenamolo untuk manoli, yakni memagari
setiap desa di daerah Maenamolo dengan bambu runcing setinggi lebih dari 4 meter sehingga tidak dapat dilewati oleh musuh. Selain itu, para pemuda di tiap-
tiap desa di Maenamolo dilatih untuk dapat melompati pagar-pagar tersebut. Hal ini dilakukan untuk persiapan apabila Ori Laraga menuntut balas akan kekalahan
dan kematian pimpinan mereka. Ini lah awalnya sejarah terbentuknya hombo batu yang telah mengalami tahapan perubahan media-nya yang awalnya terbuat dari
bambu runcing, tanah liat dan akhirnya kita bisa melihat hombo batu saat ini, dimana medianya adalah batu bersusun.
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan.
Dari tabel di atas kita bisa melihat persentase pengetahuan wisatawan tentang sejarah yang sesungguhnya tentang hombo batu merupakan kelompok
yang paling rendah yaitu 13,3 dan disusul oleh kelompok perantau 53,3, hal ini tentunya menjadi tugas pemerintah daerah Nias Selatan untuk memberikan
Informan Pengetahuan Tertutup
Fungsi Hombo Batu Jumlah Informan
dan Persentase Tahu
Tidak Tahu Pelompat
hombo batu 8 100
0 0 8 100
Masyarakat setempat
66 100 0 0
66 100 Aparat, tokoh
masyarakat 8 100
0 0 8 100
Wisatawan 5 33,3
10 66,7 15 100
Perantau 11 73
4 26,7 15 100
106 pengetahuan yang benar dan jelas kepada para wisatawan, melalui media-media
promosi yang mendidik bagi para wisatawan. Fungsi hombo batu berkembang di masyarakat dan wisatawan saat ini,
masih banyak yang kurang tepat, dan mempunyai beberapa versi sehingga perlu di lurus kan. Menurut aparat dan tokoh adat di Nias Selatan, hombo batu awalnya
merupakan tolak ukur bagi para pemuda desa di daerah Maenamolo untuk dijadikan prajurit perang dalam menghadapi musuh yang mau menguasai
daerahnya. Saat ini masih banyak yang belum mengetahui fungsi yang sesungguhnya dari hombo batu ini, hal ini lah yang membuat persentase
pengetahuan wisatawan tentang fungsi hombo batu sangat minim.
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan
Pengetahuan tentang Makna hombo batu sangat berkaitan dengan pengetahuan tentang fungsi hombo batu. Hal ini membuat orang yang mengetahui
fungsi hombo batu juga mengetahui makna hombo batu dan sebaliknya. Menurut para tokoh adat dan pelompat hombo batu sendiri mengatakan bahwa mereka
memaknai hombo batu merupakan kebanggaan bagi pemuda desa di daerah Maenamolo karena telah siap menjadi untuk menjadi prajurit pembela
Informan Pengetahuan Tertutup
Makna Hombo Batu Jumlah Informan
dan Persentase Tahu
Tidak Tahu Pelompat
Hombo Batu 8 100
8 100 Masyarakat
desa 66 100
66 100 Aparat, tokoh
masyarakat 8 100
8 100 Wisatawan
5 33,3 10 66,7
15 100 Perantau
11 73 4 26,7
15 100
107 kampungnya. Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa kelompok wisatawan
merupakan kelompok yang paling minim pengetahuannya tentang wisata hombo batu, baik dari segi sejarah, fungsi dan juga makna hombo batu yang
sesungguhnya.
4.3. Akulturasi Budaya yang Terjadi di Nias Selatan