Letak dan Keadaan Geografis Desa Bawomataluo

35 masih kental dengan tradisi hombo batu dan rumah adat omo nifobawalasara yang masih tertata dengan rapi, yakni di Desa Bawomataluo. Oleh karena daerah Maenamolo terus dimekarkan menjadi beberapa kecamatan sehingga terasa begitu luas wilayahnya, keempat desa tersebut sudah berbeda kecamatan saat ini. Misalnya, Desa Bawomataluo dan Orahili Fau termasuk dalam Kecamatan Fanayama, Desa Hiliamaetaniha tercatat di Kecamatan Luaha Gundre dan Desa Hili Simaetano masuk Kecamatan Mania Molo.

3.2.2 Letak dan Keadaan Geografis Desa Bawomataluo

Desa Bawomataluo saat ini termasuk dalam Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Luas area pedesaan ± 5 lima hektar dan berada pada ketinggian sekitar 400 meter atau 1.313 kaki di atas permukaan laut. Nama Bawomataluo sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “Bukit Matahari”. Dari nama ini sudah dapat dibayangkan bahwa desa ini memang dibangun di atas perbukitan sehingga relatif aman terhadap ancaman gelombang besar atau tsunami, meskipun jaraknya hanya sekitar 4 km dari tepi laut. Wilayah Bawomataluo sendiri seluas 17.000 hektar dan berbatasan dengan beberapa desa berikut: Sebelah utara: Desa Lahusa Fau dan Desa Siwalawa Sebelah selatan: Desa Hili Zihono dan Desa Sondege Asi Sebelah timur: Desa Hili Geho dan Desa Hili Sondekha Sebelah barat: Desa Orahili Fau dan Desa Hili Simaetano. Jarak Desa Bawomataluo dari Ibukota Kabupaten Nias Selatan yakni Kota Teluk Dalam sekitar 12 km. Desa ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua 36 maupun roda empat. Sarana transportasi jalur laut dapat dicapai ke Kota Teluk Dalam dengan kapal Ferry dari Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat. Dari Kota Gunungsitoli yang merupakan Ibukota Kabupaten Nias, digunakan kendaraan umum ke Kota Teluk Dalam yang berjarak sekitar 100 km dan ditempuh selama sekitar dua jam perjalanan. Untuk jalur penerbangan, sementara ini yang telah beroperasi bandar udara Binaka yang berjarak 20 km dari Kota Gunungsitoli. Desa Bawomataluo merupakan perkampungan tradisional yang menjadi aset pariwisata Pulau Nias, dimana orang dapat melihat atraksi hombo batu, yang pada masa lalu. Ini merupakan bagian dari rangkaian tradisi yang ditujukan khusus bagi kaum remaja yang beranjak dewasa. Desa di gugusan perbukitan ini. Rumah penduduk berjajar rapat mengikuti jalan utama dengan orientasi tenggara- barat laut. Di depan rumah-rumah tradisional itu sering diselenggarakan tari-tarian Pulau Nias, termasuk tari perang maena baluse yang dimainkan oleh puluhan penari dalam nada dinamis dan demikian mempesona penontonnya. Karena itu, maka penelitian difokuskan di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2.3 Penduduk