44
3.3. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang dilakukan dalam pemilihan informan pada hakekatnya sejalan dengan tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini, yang terkait dengan
pemaknaan hombo batu dari budaya tradisional menjadi budaya wisata. Untuk itu pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive, dengan
dasar pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah benar-benar memahami persoalan penelitian baik yang terlibat langsung dalam kegiatan hombo batu yang
menjadi topik penelitian maupun yang memiliki kompetensi dengan pokok permasalahan penelitian. Melalui teknik purposive ini informan dipilih
berdasarkan kriteria penilaian tertentu yang dipandang dapat mewakili data berkaitan dengan objek penelitian. Maka dalam penelitian ini, peneliti memilih
informan pelompat hombo batu dari Desa Bawomataluo maupun diluar yang masih berada di Nias selatan. Peneliti juga memilih informan yang dianggap
sebagi tokoh adat, masyarakat setempat dan wisatawan yang mengunjungi Desa Bawomataluo.
Pemilihan informan yang dilakukan juga didasarkan pada pengamatan yang dilakukan peneliti selama dalam proses penelitian. Oleh karena itu dalam
pemilihan informan juga harus diperhatikan mengenai faktor latar belakang informan maupun ketersediaan waktu dari informan dalam memberikan informasi
maupun penjelasan atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan penelitian. Teknik pengumpulan data ini terbagi menjadi dua bagian,
yakni:
45 1. Data Primer yaitu informasi yang langsung diperoleh dari informan penelitian
di lokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan dengan: a. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah
keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2007. b. Observasi yaitu pengamatan oleh peneliti baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Metode observasi langsung dilakukan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian pada saat peristiwa
sedang berlangsung Nawawi, 2006:67. Metode observasi langsung ini dilakukan jika informan tidak dapat menjelaskan mengenai tindakan yang
ia lakukan atau karena ia tidak ingin menjelaskan mengenai tindakannya. Oleh karena itu data dari metode observasi langsung diharapkan dapat
menjadi penunjang data dari metode wawancara. Data yang diperoleh dari observasi ini adalah untuk melihat kondisi geografis lokasi penelitian
tempat dimana masyarakat Desa Bawomataluo tinggal. 2. Data Sekunder yaitu data yang berkaitan dengan obyek penelitian namun
bukan dari penelitian di lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh dari studi kepustakaan yakni dengan mencari data dari artikel, surat
kabar, tabloid, buku, internet, ataupun sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
46
3.5. Interpretasi Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti dapat mengumpulkan banyak data baik dari hasil wawancara, observasi maupun dari dokumentasi. Data tersebut semua
umumnya masih dalam bentuk catatan lapangan. Oleh karena itu perlu diseleksi dan dibuat kategori-kategori. Data yang telah diperoleh dari studi kepustakaan
juga terlebih dahulu dievaluasi untuk memastikan relevansinya dengan permasalahan penelitian. Setelah itu data dikelompokkan menjadi satuan yang
dapat dikelola, kemudian dilakukan interpretasi data mengacu pada tinjauan pustaka. Sedangkan hasil obsevasi dinarasikan sebagai pelengkap data penelitian.
Akhir dari semua proses ini adalah penggambaran atau penuturan dalam bentuk kalimat-kalimat tentang apa yang telah diteliti sebagai dasar dalam pengambilan
kesimpulan-kesimpulan Faisal,2007:257.
3.6. Keterbatasan Penelitian