Penduduk Sarana Ibadah dan Pendidikan di Desa Bawomataluo

36 maupun roda empat. Sarana transportasi jalur laut dapat dicapai ke Kota Teluk Dalam dengan kapal Ferry dari Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat. Dari Kota Gunungsitoli yang merupakan Ibukota Kabupaten Nias, digunakan kendaraan umum ke Kota Teluk Dalam yang berjarak sekitar 100 km dan ditempuh selama sekitar dua jam perjalanan. Untuk jalur penerbangan, sementara ini yang telah beroperasi bandar udara Binaka yang berjarak 20 km dari Kota Gunungsitoli. Desa Bawomataluo merupakan perkampungan tradisional yang menjadi aset pariwisata Pulau Nias, dimana orang dapat melihat atraksi hombo batu, yang pada masa lalu. Ini merupakan bagian dari rangkaian tradisi yang ditujukan khusus bagi kaum remaja yang beranjak dewasa. Desa di gugusan perbukitan ini. Rumah penduduk berjajar rapat mengikuti jalan utama dengan orientasi tenggara- barat laut. Di depan rumah-rumah tradisional itu sering diselenggarakan tari-tarian Pulau Nias, termasuk tari perang maena baluse yang dimainkan oleh puluhan penari dalam nada dinamis dan demikian mempesona penontonnya. Karena itu, maka penelitian difokuskan di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2.3 Penduduk

Jumlah penduduk Desa Bawomataluo per Juni 2014 sebanyak 5.890 jiwa dengan 1.322 KK, yang terdiri atas laki-laki 2.730 jiwa dan perempuan 3.160 jiwa. Berikut ini tabel komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin: Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 2.730 46,35 Perempuan 3.160 53,65 Total 5.890 100 Sumber: Diadaptasi dari Monografi Desa Bawomataluo Periode Juni 2014. 37 Pemukiman Desa Bawomataluo terdapat sekitar 794 rumah yang terdiri dari 142 omo hada rumah adat, 462 omo ndrawa rumah permanen biasa dan 192 rumah darurat atau rumah sangat sederhana. Menurut laporan bulanan di Desa Bawomataluo, masih terdapat 300 KK yang belum memiliki rumah. Jumlah besar keluarga yang belum memiliki rumah ini biasanya keluarga baru menikah dan masih tinggal dengan orang tua mereka. Ada juga keluarga yang memang tidak mampu memiliki tempat tinggal dan mereka biasanya menumpang di rumah sanak saudara mereka yang memiliki rumah. Jumlah rumah adat omo hada di desa Bawomataluo yang hanya 142 unit, memang tidak sebanyak rumah biasa lainnya. Namun rumah-rumah adat ini berada tepat di jantung kampung Bawomataluo. Berdasarkan ukurannya terdapat 3 jenis omo hada di desa ini yakni omo hada sebua rumah adat yang sangat besar milik raja di desa tersebut sebanyak 1 unit, omo hada sito’olo rumah adat dengan ukuran agak besar sebanyak 15 unit, dan sisanya omo hada side-ide rumah adat ukuran kebanyakan. Gambar 3.3 Rumah adat di Desa Bawomataluo: Rumah Raja, Rumah Bangsawan Tengah dan Rumah Masyarakat Kebanyakan. 38

3.2.4 Sarana Ibadah dan Pendidikan di Desa Bawomataluo

Di Desa Bawomataluo terdapat lima unit sarana ibadah berupa gereja sebab mayoritas penduduk desa ini menganut agama Kristen. Penganut agama Katolik hanya sekitar 1.857 atau dari total jumlah penduduk di desa ini. Agama Protestan jauh lebih banyak dengan jumlah umat mayoritas yakni 4.015 orang atau sekitar dari jumlah penduduk Desa Bawomataluo. Berikut ini tabel yang menunjukkan persentasi umat beragama di Desa Bawomataluo: Sumber: Diadaptasi dari Laporan Bulanan Desa Bawomataluo Periode Juni 2014. Sarana pendidikan di Desa Bawomataluo termasuk memadai sebab desa ini telah ada 1 satu Taman Kanak-Kanak, 2 dua lembaga Sekolah Dasar, 2 dua perguruan Sekolah Menengah Pertama, 1 satu Sekolah Menengah Atas, 1 satu Sekolah Menengah Kejuruan dan bahkan sudah terdapat kursus bahasa Inggris di bawah pimpinan Petrus Zagoto dan asuhan Elmina Hura.

3.2.5 Sosial Ekonomi Desa Bawomataluo