26 c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat, biasanya mengakibatkan perubahan
struktural didalam masyarakat yang sementara selama proses penyesuaian dengan perubahan-perubahan yang terjadi tersebut.
d. Secara tipologis maka perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai, proses sosial, segmentasi, perubahan struktur dan perubahan dalam struktur
kelompok. Sesuai dengan penjelasan di atas maka setiap perubahan harus diteliti
secara seksama, apakah ada hubungan timbal-balik antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan kebudayaan di dalam suatu masyarakat,
Apakah dengan adanya perubahan fungsi dan makna dari hombo batu membuat masyarat Desa Bawomataluo merubah pola kehidupan yang sebelumnya, seperti
cara berinteraksi, berpikir dan menjalankan hidup sehari-hari. Walaupun seperti yang kita ketahui selama ini ketika terjadinya suatu perubahan dalam budaya
ataupun sosial, mempunyai kecenderungan untuk diikuti dengan suatu perubahan sosial yang lainnya.
2.4. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan diteliti, untuk
menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek penelitaian. Dengan kata lain penulis berupaya membawa para pembaca
hasil penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai yang diinginkan dan dimaksudkan oleh penulis. Jadi, definisi konsep adalah pengertian yang terbatas
dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2011:138.
27 Agar penelitian ini tetap pada fokus penelitian dan supaya tidak
menimbulkan penafsiran ganda dikemudian hari, maka perlu dibuat defenisi konsep antara lain sebagai berikut:
a. Nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap
amat mulia. Dalam hal ini yang ingin dilihat apa hal-hal yang mereka anggap amat mulia dalam memaknai kebudayaan hombo batu di Desa Bawomataluo
Kecamatan Fanayama. b. Budaya hombo batu merupakan unsur kebudayaan khas Nias Selatan, Penulis
memilih desa Bawomataluo Kecamatan Fanayama dalam hal ini karena desa ini merupakan satu-satunya desa yang masih memelihara keaslian daerahnya,
dengan desa adat yang dilengkapi atribut-atribut tradisional Nias Selatan, dan desa ini yang sering dikunjungi wisatawan, ketika ingin mengetahui hasil
kebudayaan Nias Selatan. c. Pergeseran Makna dalam penelitian ini merupakan perubahan arti dan fungsi
hombo batu yang diketahui dan dirasakan oleh masyakat Nias Selatan. Seperti di jelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa pada awalnya hombo batu ada
untuk melatih para prajurit perang, setelah tidak ada lagi perang, maka budaya ini beralih fungsi menjadi salah satu icon wisata di Nias Selatan, sehingga
masyarakat merasakan manfaat ekonomi, selain manfaat sosial dan budaya. d. Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku
diantara kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Perubahan nilai dalam hal
28 ini adalah, makna dan nilai sesungguhnya dari hombo batu di Desa
Bawomataluo Kecamatan Fanayama, ketika awalnya sebatas untuk melatih dan mencari fisik, saat ini nilainya sudah berubah, yang membuat masyarakat
merasakan nilai ekonomi dari hombo batu. e. Budaya tradisional merupakan kebudayaan yang dibentuk dari beraneka ragam
hombo batu yang ada di Desa Bawomataluo Kecamatan Fanayama yang sampai saat ini masih ada dan menjadi salah satu tujuan wisata ketika
berkunjung ke Nias Selatan, dan mejadi salah satu kekayaan dan keanekaragaman budaya di Indonesia.
f. Budaya wisatawisata budaya adalah pariwisata yang menggunakan hasil budaya sebagai objeknya. Dalam hal ini wisata budaya yang ingin dilihat
adalah, budaya tradisi hombo batu di Nias Selatan yang saat ini berubah makna dan fungsinya menjadi budaya wisata.
29
BAB III METODE PENELITIAN