Penghargaan Anies Rasyid Baswedan

50

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitan analisis wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟ dalam konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat 1592013. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif analisis wacana model Teun A. van Dijk. Model penelitian Van Dijk menganalisis tiga elemen yaitu analisis dari segi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan

1. Struktur Makro Tematik

a. Topik

Dalam teori Van Dijk, tema merupakan struktur makro tingkatan analisis yang pertama. Tema mengisyaratkan intisari dari sesuatu dan dalam konteks penelitian peneliti adalah dalam pidato Anies Rasyid Baswedan saat Konvensi Partai Demokrat tersebut. Mainwords atau topik penting dalam teks juga memiliki peran sentral, karena tidak mungkin dapat memahami teks secara global tanpa topik utama tadi. Bahasa tema mewakili konteks suatu teks tersebut. 1 Tema yang terkandung dalam pidato Anies Rasyid Baswedan pada konvensi Partai Demokrat “Indonesia Kita Semua” adalah Pendidikan dan manusia merupakan titik sentral perubahan bagi bangsa Indonesia. 1 Teun A Van Dijk, News as Discourse, Amsterdam: University of Amsterdam, 1988, h. 31 Tema tersebut peneliti simpulkan dari pidato Anies Rasyid Baswedan sendiri serta setelah melakukan interview untuk lebih mendalami maksud serta tujuan dari narasumber, Anies Rasyid Baswedan. Anies menjelaskan dalam pidatonya bahwa seluruh warga Indonesia sesungguhnya secara tidak langsung telah berjanji untuk melindungi warganya, memajukan pendidikannya dan mensejahterakan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan keterangannya dari hasil wawancara. 2 “Kalau kita bicara mengenai tema utama, saya ingin mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas, republic ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan hebat?” 3

2. Superstruktur Semantik

a. Skema

Elemen atau tingkatan selanjutnya yang patut diteliti dalam teori Van Dijk adalah skema atau kerangka atau alur suatu teks. Dalam hal ini perlu dijabarkan atau digambarkan bagaimana alur dalam suatu teks tersusun sedemikian rupa. Kerangka atau alur tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun pola-pola dari teks yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti atau makna. Susunan ini akan menentukan suatu sudut pandang daripada teks itu sendiri. 4 Alur dari suatu skema dalam teks ini memiliki bentuk 2 Lihat Lampiran Hasil Wawancara peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan pada tanggal 26 Januari 2014, pukul 15:00 WIB yang telah ditranskip. 3 Lihat 4 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 233 yang beragam. Namun secara umum esensi teks terbagi menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead, dan yang kedua adalah story yaitu isi pidato secara keseluruhan. Anies Rasyid Baswedan memulai pidatonya dengan menamai judul pidatonya dengan “Indonesia Kita Semua”. Pada awal yang juga merupakan lead pidatonya Anies menamai judul pidatonya dengan „Indonesia Kita Semua‟. Suatu kalimat yang cukup janggal untuk menjadi sebuah judul. Setelah itu ia menguatkan dengan ungkapan permulaan: “Republik ini merdeka bukan sekedar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Peneliti memandang bahwa Anies berupaya mengingatkan kembali tujuan Indonesia merdeka dan makna kemerdekaan Indonesia. Ini sekaligus menghubungkan alasan kemerdekaan sejati yang telah dibangun dan diperjuangkan bersama menjadi hak dan kewajiban bersama seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat berkaitan dengan judul yang ia sampaikan di awal tadi. Ia kemudian melanjutkan ungkapannya dengan memaparkan: “Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia. Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia.” Terdapat retorika yang cukup halus didalam pernyataan tersebut. Hal diatas merupakan penjabaran dari kalimat sebelumnya