menegaskan posisi kepemimpinan komunikator  serta ketegasan sikap dalam  wacana  yang  ia  sampaikan.  Ia  ingin  menunjukkan  pada
komunikan  bahwa  hal  tersebut  adalah  kebenaran  yang  sudah selayaknya didukung oleh komunikan.
Kata  ganti  “mereka”  dalam  pidato  politik  Anies  Rasyid Baswedan menunjukan suatu komunitas ideal yang seharusnya dicapai
oleh  komunikan.  Hal  ini  tercermin  dalam  pidatonya  “...yang  bisa merasakan  kemajuan,  adalah  mereka  yang  terdidik,  mereka  yang
merasakan  manfaat  ketercerdasan,   mereka  yang  diangkat  naik kelas...”. Selanjutnya Kata ganti “dia” dalam kalimat “maka dia akan
mengubah  amanah  itu  menjadi  kebahagiaan...”  menunjukkan kesepakatan  komunikan  pada  siapapun  yang  secara  ideal  bersikap
demikian,  hal  ini  secara  tidak  langsung  juga  mengarah  pada  upaya amanah  dari  komunikan    jika  ia  berada  dalam  kondisi  wacana
tersebut. Berikutnya
kata  ganti  “dia”  yang  terdapat  dalam  kalimat “...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang
baik,  maka  dia  akan  hanya  meningkatkan  angka- angka  laporan...”
menunjukkan  citra  negatif  dar  sebuah  kondisi  tertentu.  Komunikator menggiring  komunikan  untuk  refleksi  pada  kondisi  yang  mungkin
dianggap sudah terjadi dimasyarakat dan hal tersebut tidak disepakati secara  tidak  langsung  oleh  pandangan  umum.  Meskipun  ini
merupakan  upaya  memojokkan  pihak  tertentu,  namun  kmunikan
membungkusnya dalam retorika yang diplomatis sehingga komunikan secara  tidak  sadar  sependapat  dengan  wacananya.  Pola  penguatan
wacana  yang  dilakukan  komunikator  melalui  kata  ganti  terlihat  jelas pada  banyaknya  penggunaan  kata  “kita”.  Komunikator  berupaya
mensejajarkan  posisi  dengan  komunikan,  hal  tersebut  berimplikasi tumbuhnya solidaritas dan aliansi antara komunikan dan komunikator.
Selain itu hal  tersebut dapat menjadi perhatian publik dan mengurangi kritik  dari  komunikan  serta  oposisi.
Misalnya  dalam  kalimat  “...Ini bukan sekadar tanggung  jawab pemerintah,   ini tanggung jawab kita
semua.   Karenanya,  panggilan  ini  adalah  panggilan  untuk  sama- sama...”, Anies Rasyid Baswedan  menyebutkan “tanggungjawab kita
semua”  sebagai  upaya  untuk  mengajak  komunikan  turut bertanggujawab atas janji  yang diwacanakan Anies adalah janji suatu
Republik Indonesia. Kata  ganti  “kita”  diucapkan  sebanyak  mungkin  untuk
menunjukkan  kepedulian  komunikator  atas  persoalan  yang  mungkin dialami oleh komunikan. Hal ini juga sekaligus upaya untuk mencapai
kesepakatan  dengan  komunikan  dalam  mengatasi  problematika bersama  tersebut.  Kesepakatan  yang  coba  ditawarkan  komunikator
menurut  peneliti  adalah  tercapainya  pemerintah  yang  bersih  melalui kepemimpinan  yang  menggerakan  dibawah  komando  komunikan
dengan  cara  perbaikan  terutama  dari  segi  pendidikan,  selanjutnya penguatan ekonomi, demokrasi dan keadilan dan kepastian hukum.
5. Struktur Mikro Stilistik
a. Leksikon
Leksikon  merupakan  elemen  wacana  yang  menandakan bagaimana  seseorang  melakukan  pemilihan  kata  atas  berbagai
kemungkinan  kata  yang  tersedia.  Dalam  hal  ini,  pemilihan  kata seorang  komukator  tersebut  bukan  dilakukan  secara  kebetulan,  tetapi
juga  secara  ideologis  menunjukkan  bagaimana  pemaknaan  seseorang terhadap  faktarealitas.  Pemilihan  kata-kata  yang  dipakai  juga
menunjukkan  sikap  dan  ideologi  tertentu.  Peristiwa  sama  dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.
25
Pemilihan  kata  dalam  pidato  Anies  Rasyid  Baswedan  yang
berjudul “Indonesia kita semua” bisa dilihat sebagai berikut:
 Kata  Turun  tangan  dan  rame-rame  dalam  kalimat  :  Janji  ini
bukan  janji  pemerintah.  Janji  ini  adalah  janji  seluruh  bangsa Indonesia.  Karena  itu,  saya  merasa  terpanggil  untuk  turun
tangan  rame-rame  melunasi  janji  kemerdekaan  Indonesia. Kata  turun  tangan  adalah  ungkapan  lain  dari  kata  menangani.
Rame-rame  merupakan  ungkapan  lain  dari  bersama.  Ia menggunakan  kata-kata  yang  termasuk  common  sense  dalam
upaya  menyamakan  kedudukan  dengan  komunikan  untuk mempengaruhi wacana atau gagasan yang komunikator bawa.
25
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
 kata  naik  kelas  dalam  kalimat:  ...  mereka  yang  merasakan
manfaat  ketercerdasan,   mereka  yang  diangkat  naik  kelas. Dalam  kalimat  tersebut,  komunikator  menggunakan  istilah
naik  kelas  untuk  mengungkapkan  bahwa  mereka  yang  cerdas memiliki level yang lebih tinggi. Naik kelas merupakan istilah
lain  dari  naik  tingkat  atau  derajat.  Dalam  tingkatan  tersebut manusia  yang  tercerdaskan  akan  mampu  mengubah  hal  yang
lebih  besar  dan  dengan  kecerdasan  pula  ia  akan  memikul tanggungjawab  yang  lebih  besar.  Sehingga  pada  titik  ini,
manusia  yang  cerdas,  jujur  dan  berintegritas  menurut komunikator  adalah  orang-orang  yang  dapat  tampil  dan
mengelola negara. 
Kata    dihantam  dan  tsunami  korupsi  pada  kalimat:  Kita sekarang,  berapa  waktu  ini,  dihantam  tsunami  korupsi.  Kata-
kata  dihantam  merupakan  penggambaran  dari  suatu  benturan kuat.  Dihantam  juga  menggambarkan  suatu  momok  terhadap
sesuatu.  Sedangkan  tsunami  korupsi  merupakan  gambaran dahsyatnya  bencana  korupsi  ini  mempengaruhi  sendi-sendi
berbangsa dan bernegara. Disini komunikator berupaya 
Kata krusial dalam kalimat: Dalam mengembangkan ini yang paling  krusial  saat  ini  di  Indonesia.  Kata  lain  dari  krusial
adalah penting, utama. Komunikator mengunakan kata krusial
menurut  peneliti  untuk  menguatkan  pentingnya  point  yang akan disampaikan oleh komunikator.
 Kata  gejala  dan  defisit  pada  kalimat:  Tapi  kita  harus
perhatikan,  korupsi  adalah  gejala,  penyakitnya  adalah  defisit integritas. Gejala merupakan kata lain dari tanda-tanda. Gejala
sendiri biasa digunakan dalam konteks penyakit. Sebagaimana dalam kalimat setelahnya yang penyatakan penyakitnya adalah
defisit  integritas.  Selanjutnya,  kata  lain  dari  defisit  adalah kurang  atau  kekurangan  sehingga  defisit  integritas  bermakna
kurangnya  integritas.  Pemakaian  kata  defisit  pada  defisit integritas menurut pandangan peneliti mengambarkan elegansi
dari sebuah integritas yang ternyata sangat  kurang atau minim di negri ini.
 Kata  bereskan  pada  kalimat:  Pendidikan  adalah  kunci,  tapi
dalam  jangka  pendek,  kita  harus  bereskan  ekonomi  kita,  kita harus bereskan penegakan hukum kita. Kata lain dari bereskan
adalah  menyelesaikan.  Peneliti  berpendapat  komunikator menggunakan
kata-kata bereskan
untuk menegaskan
penyelesaian persoalan dengan tuntas. 
Kata  tanpa  pandang  bulu  pada  kalimat:  dalam  konteks penegakan  hukum  ini,  hari  ini,  kita  harus  dorong  satu  sisi
tingkatkan  soal  integritas,  sisi  lain  kita  harus  menegakkan