Bentuk Kalimat Struktur Mikro Sintaksis
                                                                                “saya” dan “kami” akan menunjukkan sikap resmi komunikator. Kata ganti  “dia”  dan  “mereka”  menggambarkan  pihak  yang  terpisah  dari
komunikator  dan  biasanya  digunakan  untuk  suatu  wacana  atau  hal yang tidak disetujui oleh komunikator. Sedangkan “kita” atau “kami”
memiliki implikasi menumbuhkan solidaritas, suatu aliansi,  perhatian publik  dan  mengurangi  kritik  dan  oposisi  kepada  diri  sendiri.  Kata
ganti  tersebut  juga  seolah  merupakan  representasi  komu  nikator  dan komunikan dalam membenarkan wacana dan sikap komunikator. Pada
prinsipnya  kata  ganti  tersebut  merupakan  upaya  meraih  dukungan serta menghilangkan opsisi yang ada.
Pada pidato politik  Anies Rasyid  baswedan, kata ganti “saya”
diucapkan  3  kali,  kata  ganti “kami”  disebutkan  sebanyak  2  kali.
Sedangkan  kata  ganti  “kita”  sebanyak  45  kali.  Kata  ganti  “mereka” sebanyak 4 kali dan kata ganti “dia” dua kali. Dalam penggunaan kata
ganti,  komunikator  sebisa  mungkin  menghilangkan  jarak  pemisah antara  ia  dan  komunikan.  Ia  lebih  banyak  menggunakan  kata  ganti
“kita” dalam pidato politiknya. Kata  ganti  “saya”  hanya  3  kali  diucapkan  seperti  dalam
kalimat  “saya  merasa  terpanggil  untuk  turun  tangan,  ramai-ramai
melunasi janji kemerdekaan Indonesia”, dan juga kalimat “...Karena
itu  saya  melihat,  mengembangkan  manusia  menjadi  kunci.  Dan  saya
garisbawahi, mengembangkan manusia...”. Kata ganti “saya” dengan pola  kalimat  diatas  menurut  peneliti  merupakan  upaya  untuk
menegaskan posisi kepemimpinan komunikator  serta ketegasan sikap dalam  wacana  yang  ia  sampaikan.  Ia  ingin  menunjukkan  pada
komunikan  bahwa  hal  tersebut  adalah  kebenaran  yang  sudah selayaknya didukung oleh komunikan.
Kata  ganti  “mereka”  dalam  pidato  politik  Anies  Rasyid Baswedan menunjukan suatu komunitas ideal yang seharusnya dicapai
oleh  komunikan.  Hal  ini  tercermin  dalam  pidatonya  “...yang  bisa merasakan  kemajuan,  adalah  mereka  yang  terdidik,  mereka  yang
merasakan  manfaat  ketercerdasan,   mereka  yang  diangkat  naik kelas...”. Selanjutnya Kata ganti “dia” dalam kalimat “maka dia akan
mengubah  amanah  itu  menjadi  kebahagiaan...”  menunjukkan kesepakatan  komunikan  pada  siapapun  yang  secara  ideal  bersikap
demikian,  hal  ini  secara  tidak  langsung  juga  mengarah  pada  upaya amanah  dari  komunikan    jika  ia  berada  dalam  kondisi  wacana
tersebut. Berikutnya
kata  ganti  “dia”  yang  terdapat  dalam  kalimat “...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang
baik,  maka  dia  akan  hanya  meningkatkan  angka- angka  laporan...”
menunjukkan  citra  negatif  dar  sebuah  kondisi  tertentu.  Komunikator menggiring  komunikan  untuk  refleksi  pada  kondisi  yang  mungkin
dianggap sudah terjadi dimasyarakat dan hal tersebut tidak disepakati secara  tidak  langsung  oleh  pandangan  umum.  Meskipun  ini
merupakan  upaya  memojokkan  pihak  tertentu,  namun  kmunikan
                                            
                