Dalam  mengembangkan  ini,  yang  paling  krusial  hari  ini  di
Indonesia. Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi.  Korupsi  di  segala  level.  Tapi  kita  harus  perhatikan,
korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. 
Dan dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus
menegakkan  hukum  tanpa  pandang  bulu.  Tak  pandang  latar belakangnya,
tak lihat
agamanya, tak
lihat warna
kelompoknya,  tak  lihat  warna  partainya.  Siapa  melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan penegakkan hukum.
 Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua
orang  turun  tangan,  terlibat  melunasi  sama-sama  janji kemerdekaan  itu.  Indonesia  ini  adalah  Indonesia  kita  semua,
milik  kita.  Mari  kita  miliki  masalah  yang  ada  di  bangsa  ini, lalu  kita  turun  tangan  ramai-ramai  menyelesaikan  masalah
yang ada di bangsa ini. Dalam poin-poin penekanan intonasi maupun pemberian angka
pada  kalimat-kalimat  diatas,  peneliti  berpandangan  bahwa  sebagian besar  penekanan  intonasi  pidato  adalah  terletak  pada  upaya  Anies
Rasyid  Baswedan  untuk  menawarkan  pendidikan  sebagai  salah  satu aspek  penting  dalam  fondasi  kemajuan  bangsa  Indonesia.  Ia  bahkan
menyebutkan fakta-fakta dalam bentuk  prosentasi  tentang pendidikan Indonesia  dahulu  dan  nanti.hal  penting  lainnya  dalam  penyampaian
akhirnya  adalah  pentingnya  memunculkan  sosok  pemimpin  yang mampu membuat perubahan dan mampu menggerakkan.
b. Metafora
Setelah  elemen  grafis,  selanjutnya  adalah  elemen  metaforan. Elemen  metefora  menyampaikan  pesan  pokok  lewat  kiasan,
ungkapan, metafora  yang dimaksudkan sebagai  ornamen atau bumbu dari suatu berita atau teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator
secara  strategis  sebagai  landasan  berpikir,  alasan  pembenar  atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.
27
Komunikator  dapat  menggunakan  ungkapan  sehari-hari, kepercayaan  masyarakat,  peribahasa,  pepatah,  kata-kata  kuno  dan
bahkan mungkin ayat suci dalam upayanya memperkuat pesan utama. Dalam pidatonya metafora yang digunakan diantaranya terlihat dalam
kata-kata mengulung dan menggelar pada kalimat, “Republik  ini  merdeka  bukan  sekadar  untuk
menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan,  kemakmuran  dan  keadilan  sosial  bagi  seluruh
rakyat Indonesia” dan pada kalimat, “... Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level.
Tapi  kita  harus  perhatikan,  korupsi  adalah  gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas.
B. Analisis Kognisi Sosial
Dimensi  yang  kedua  dalam  teori  Teun  A.  van  Dijk  adalah  dimensi kognisi  sosial.  Pada  tahap  ini  van  Dijk  melihat  perlunya  menelaah  teks  dari
segi  kesadaran  mental  komunikator    dalam  proses  terbentuknya  suatu  teks
27
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.. 259.
tersebut.  Dalam  hal  ini  asumsi  yang  kemudian  dibangun  adalah  bahwa  teks memiliki  makna  yang  terutama  dibuat  oleh  pemiliknya  atau  dengan  kata  lain
teks  merupakan  representasi  dari  wacana  atau  gagasan  dari  pembuat  teks.
9
Dalam  memaknai  proses  bagaimana  teks  dibentuk  atau  diproduksi  ini  tentu tidak  lepas  dari  memahami  ideologi  dan  sudut  pandang  atau  bahkan  prinsip-
prinsip  dari  pembuat  teks.  Menurut  van  Dijk  karena  setiap  teks  dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan.
10
Oleh sebab itu untuk memaknai teks perlu melihat lebih jauh kognisi sosial dari pembuat teks
atau komunikator.
Pidato  konvensi  Anies  Rasyid  Baswedan  disampaikan  pada  acara penyampaian  visi  misi  resmi  pertama  peserta  konvensi  partai  Demokrat  yang
terdiri dari 11 orang pada hari Minggu, 15 September 2013. Peserta Konvensi terpilih nantinya akan mewakili Partai Demokrat untuk menjadi Calon Presiden
dari  Partai  Demokrat  pada  Pemilihan  Umum  PEMILU  2014.  Pada  saat  itu terdapat 11 peserta yang menyampaikan pidato mengenai visi misi. 11 peserta
yang  ditetapkan  sebagai  peserta  Konvensi  adalah  1  Ali  Masykur  Musa anggota  Badan  Pemeriksa  Keuangan;  2  Anies  Rasyid  Baswedan  Rektor
Universitas  Paramadina;  3  Dahlan  Iskan  Menteri  BUMN;  4  Dino  Patti Djalal Duta Besar RI untuk Amerika Serikat; 5 Endriartono Sutarto mantan
Panglima  TNI;  6  Gita  Wirjawan  Menteri  Perdagangan;  7  Irman  Gusman Ketua Dewan Perwakilan Daerah; 8 Hayono Isman anggota Komisi I DPR
9
Alex  Sobur,  Analisis  teks  Media,  Suatu  pengantar  untuk  Analisis  Wacana,  Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001, h 74
10
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 260
dari  Fraksi  Partai  Demokrat;  9  Marzuki  Alie  Ketua  Dewan  Perwakilan Rakyat;  10  Pramono  Edhie  Wibowo  mantan  Kepala  Staf  Angkatan  Darat;
11 Sinyo Harry Sarundajang Gubernur Sulawesi Utara.
11
Peneliti  menggunakan  metode  wawancara  dengan  sumber  utama  yakni Anies Rasyid baswedan untuk menelaah dari segi kognisi sosial. Pada tahap ini
peneliti  menelaah  dari  segi  skema  person  terkait  pidato  Konvensi  Partai Demokrat.  Dari  hasil  wawancara  peneliti  dengan  Anies  Rasyid  Baswedan  ia
menyebutkan  hal  yang  membuat  Anies  memberi  judul  pidatonya  dengan Indonesia Kita Semua adalah sebagai berikut:
“Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua, Indonesia ini adalah  negeri  yang  kita  bangun,  Republik  ini  kita  dirikan  dan
tanggungjawab  atas  negeri  ini  ada  pada  kita  semua.  Sekarang  ini  ada kesan  bahwa  republik  ini  hanya  diurus  oleh  sebagian  orang,  hanya
dinikmati  sebagian  orang,  dan  kalau  ada  masalah  hanya  menjadi tanggungjawab sebagian  orang. Saya ingin menawarkan prespektif  lain
bahwa ini negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka, ini  milik  kita  Kalau  memang  negeri  ini  milik  kita,  mari  kita  miliki
masalah yang ada di negeri ini.”
12
Dari  uraian  di  atas,  bisa  dijabarkan  bahwa  teks  pidato  Anies  Rasyid Baswedan  berangkat  dari  sebuah  kesadaran  dimana  ia  berpandangan  sudah
saatnya  rakyat  Indonesia  kembali  pada  rasa  kepemilikan  yang  tinggi  pada bangsa  ini.  Rasa  kepemilikan  tersebut  menurutnya  akan  mendorong  manusia
Indonesia untuk tidak saling menyalahkan keadaan, situasi ataupun pemerintah. Karena  dengan  rasa  kepemilikan  dari  seluruh  lapisan  masyarakat  terhadap
bangsanya,  akan  terbangun  usaha  untuk  menyelesaikan  berbagai  persoalan bangsa bersama.
11
http:nasional.kompas.comread201309150901003Hari.Ini.11.Peserta.Konvensi.Dem okrat.Perkenalkan.Diri diakses pada tanggal 14 Februari 2014, pukul 11.39
12
Lihat Lampiran transkip hasil wawancara Peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan