Latar yang ingin ditampilkan pembicara dalam pidato tersebut adalah  janji  kemerdekaan  yang  melibatkan  atau  mengajak  para
pendengar  untuk  terlibat  dan  masuk  pada  ranah  tanggungjawab  dan janji  untuk  memperjuangkan  keberhasilan  melunasi  janji-janji
kemerdekaa  tersebut.  Pembicara  ingin  menampilkan  sebuah  latar tentang  peran  dari  semua  kalangan  untuk  andil  dan  masuk  pada  apa
yang  hendak  ia  sampaikan  sebagai  bagian  dari  hal  yang  tak  terpisah antara  pembicara  dan  pendengar  sebagaimana  keterangan  pembicara
dalam wawancara: “Saya  ingin  menawarkan  prespektif  lain  bahwa  ini
negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka, ini  milik  kita  Kalau  memang  negeri  ini  milik  kita,  mari  kita
miliki masalah yang ada di negeri ini.”
b. Detil
Detil  masih  masuk  dalam  kategori  semantik.  Detil  adalah elemen  wacana  yang  berhubungan  dengan  kontrol  informasi  yang
ditampilkan  seseorang.  Pada  elemen  detil  merupakan  strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang
implisit.
5
Elemen  detil  merupakan  strategi  bagaimana  komunikator atau dalam  konteks penelitian ini adalah pembicara mengekspresikan
sikapnya  dengan  cara  yang  implisit.  Sikap  atau  wacana  yang dikembangkan  oleh  pembicara  kadangkala  tidak  perlu  disampaikan
secara terbuka, tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan
5
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media,  h. 240
mana yang diberitakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan.
19
Detil yang hendak disampaikan Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya  adalah  Indonesia  memiliki  syarat  utama  untuk  optimis
dengan  fakta  meningkat  secara  drastisnya  pemberantasan  buta  huruf dalam  kurun  waktu  setengah  abad  lebih.  Hal  ini  diungkapkan  dalam
pidatonya “Kita  berjanji  untuk  mencerdaskan.  Dan  kita  lihat  di
sini,  alhamdulillah,  hari  ini,  penduduk  kita  240  juta  orang. Pada  saat  kita  merdeka  penduduk  kita  sekitar  70  juta,  ada
yang  menyebut  73  juta.   Dan  dari  73  juta  itu  95  persen  buta huruf.  Mereka  memiliki  seluruh  persyaratan  untuk  pesimis.
Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta.  Dan  95  persen  buta  huruf  itu  hari  ini  tinggal  delapan
persen. Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total  menjadi melek huruf  total  seperti sekarang.   Tak banyak
bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan u
ntuk optimis.” Hal  ini  dikuatkan  dengan  statement-nya  terkait  pentingnya
pendidikan  dalam  membangun  suatu  bangsa.  Pendidikan  merupakan suatu  fokus  utama  yang  harus  diperbaiki  dan  diperbaharui  jika
Indonesia memimpikan sebuah perubahan fundamental, ”Kalau  kita  ingin  maju  menjadi  bangsa  yang  besar,
jangan  fokus  pada  material.  Jangan  fokus  pada  sumber  daya alam,  tapi  fokus  pada  manusia  Indonesia.  Kunci  memajukan
Indonesia,  pada  manusianya.  Tapi  kita  sering  merasa kekayaan  terbesar  kita  adalah  minyak,  gas,  tambang,  laut,
hutan.  Itu  kekayaan,  tapi  kekayaan  terbesar  adalah  manusia Indonesia.  Itu  kekayaan  terbesar  kita.  Begitu  manusianya
terkembangkan,  manusianya  tercerdaskan,  maka  seluruh potensi  ini  bisa  diubah  menjadi  potensi  yang  membuat  kita
meraih
kesejahteraan. Karena
itu saya
melihat,
19
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media,  h. 238.
mengembangkan manusia
menjadi kunci.
Dan saya
garisbawahi,  mengembangkan  manusia,  bukan  semata  mata- mata  sumber  daya.  Kenapa?  Karena  manusia  harus
dikembangkan seutuhnya.” Pada bagian terutama yang terkait urgensi daripada pendidikan
diungkapkan  secara  lebih  luas  oleh  pembicara.  Point  pendidikan ditekankan
dan dijabarkan
sedemikian rupa
dalam upaya
mempengaruhi  opini  publik  tentang  krusialnya  persoalan  pendidikan ini.  Latar  belakang  pendidikan  pembicara  memang  cukup  kuat.
Terlahir dari keluarga pendidik membuatnya juga fokus dalam upaya mengubah  mainstream  pendidikan  di  Indonesia.  Sebagaimana
disebutkan  bahwa  pendidikan  merupakan  kunci  untuk  memajukan suatu  negara.  Karena  Sumber  Daya  Alam  SDA  yang  berlimpah
sekalipun  ketika  dikelola  di  tangan  orang  yang  salah  atau  kurang berkompeten  akan  menghasilkan  sesuatu  yang  tidak  bermanfaat  bagi
banyak  orang.  Menurut  peneliti,  ini  merupakan  salah  satu  sudut pandang  atau  persepsi  yang  dimiliki  pembicara  terkait  pentingnya
pendidikan.
c. Maksud
Pada  tahap  elemen  maksud  ini  sebenarnya  tidak  jauh  berbeda dengan  elemen  detil.  Perbedaannya  adalah  jika  dalam  elemen  detil,
informasi terutama yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara detil dan panjang, sedangkan dalam elemen maksud, informasi
yang  menguntungkan  komunikator  disampaikan  secara  eksplisit  dan