Pasal 2 ayat 1 : setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan
seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi orang tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 120.000.000 seratus dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp 600.000.000 enam ratus juta rupiah.
C. Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut Hukum Islam
Raqabah: berasal dari kosakata : raqaba – yarqubu – raqaabah, yang berarti
mengintip, melihat, menjaga. Raqabah, berarti budak, hamba sahaya, yaitu orang yang dimiliki oleh orang
lain yang lebih mampu tuan atau majikan, yang harus bekerja untuk majikannya dan dapat diperjual belikan.
Perbudakan atau perdagang orang adalah sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia
yang lain.
Budak atau hamba sahaya disebut ”raqabah” karena selalu diintai dan dijaga agar bekerja dengan keras dan tidak lari.
Dalam Al- Qur’an kata ”raqabah” dengan berbagai bentuknya diulang
sebanyak 24 kali yang tersebar diberbagai suratayat. Karena itulah Allah melarang segala macam perbudakan dan memerintahkan
membebaskan manusia dari segala macam perbudakan sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
Artinya: ”Maka tidakkah sebaiknya dengan hartanya itu ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar itu? yaitu
membebaskan budak dari perbudakan”. QS. Al-Balad: 11-13.
Pembebasan manusia dari perbudakan telah dirintis sejak permulaan masa Rasulullah Saw pembebasan manusia dari perbudakan bukanlah pekerjaan yang
ringan, karena itulah pada ayat tersebut di atas, disebut ”al-Aqabah” mendaki dan
sukar. Sebab tantangannya sangat berat. Dengan perjuangan yang sangat gigih, para sahabat berhasil membebaskan beberapa budak, antara lain:
Bilal bin Rabah, budak Umayyah bin Khalaf, dibebaskan oleh Abu Bakar dengan dibeli seharga 100 unta. Abu Bakar telah membebaskan pula sejumlah budak
lainnya, seperti: Hamamah Ibn Bilal, ’Amir bin Fuheir, Abu Fakihah, budak abu
shofwan, Zunairah, Ummu ’Unais, budak Bani Zahrah, ’Ammar bin Yasir, bapaknya, ibunya, dan saudaranya.
17
Fikih jinayah adalah ilmu tentang hukum syara’ yang berkaitan dengan masalah perbuatan yang dilarang jarimah dan hukumannya uqubah, yang diambil
dari dalil-dalil yang terperinci. Definisi tersebut merupakan gabungan antara pengertian
“fikih” dan “jinayah”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa objek pembahasan fikih
jinayah itu secara garis besar ada dua, yaitu jarimah atau tindak pidana dan uqubah atau hukumannya.
Pengertian jarimah sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi adalah sebagai berikut:
رْيزْعت ْ أ دحب ا ْنع ىلاعت هرجز يع ْرش ار ْ ظ ْحم ئارجْلا
“Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir”.
18
Dalam istilah lain jarimah disebut juga dengan jinayah. Menurut Abdul Qodir Audah pengertian jinayah adalah sebagai berikut:
لذ رْيغ ْ أ لام ْ أ سْفن ى ع لْعفْلا عق ءا س ,اع ْرش رحم لْعفل ْسا يانجْلَ
“Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, atau lainnya”.
19
17
http:www.pkesinteraktif.comedukasiopini1128-pandangan-islam-terhadap-perbudakan- dan-perdagangan-manusia.html
18
Abu Al-Hasan Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyah, Mushthafa Al-Baby Al-Halaby, Mesir, cet. III, 1975, hlm. 219
19
Abd. Al-Qadir Audah, At- Tasyri’ Al-Islamiy, Juz 1, Dar Al-Kitab Al-„Arabi, Beirut, tanpa
tahun, hlm. 67
Adapun pengertian hukuman sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah:
ى ع عامجْلا ح ْصمل رر مْلا ءازجْلا يه ب ْ عْلا عراشلارْمأ نايْصع
“Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk kemaslahatan masyarakat karena adanya pelangaran atas ketentuan-
ketentuan syara”.
20
Pengertian tindak pidana perdagangan orang dalam hukum Islam adalah. Dalam perkara tindak pidana perdagangan manusia bagi pelaku dikenai hukuman
ta’zir, sedangkan Ta’zir menurut bahasa adalah menolak, kebesaran, pengajaran. Sedangkan menurut istilah adalah hukuman yang bersifat pengajaran terhadap
kesalahan-kesalahan yang tidak diancam hukuman had khusus atau kejahatan- kejahatan yang sudah pasti ketentuan hukumnya, tetapi syarat-syaratnya tidak cukup
seperti tidak cukupnya empat orang saksi dalam kasus pidana. Sedangkan sangsi yang ditentukan dalam tindak pidana perdagangan orang
adalah ta’zir, Fungsi ta’zir, itu sendiri adalah untuk memberi pelajaran kepada si
pelaku dan mencegahnya untuk tidak mengulangi kejahatan yang serupa, adapun pelaksanaan hukuman
ta’zir itu diserahkan kepada penguasa hakim yang akan menghukum pelaku sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya.
Apabila hukuman ta’zir itu dilaksanakan, maka diharapkan tindak pidana
perdagangan orang di Indonesia dapat diberantas, ditanggulangi dan dicegah, agar
20
Abd. Al-Qadir Audah, I, op.cit. hlm. 609
kehidupan bermasyarakat dan bernegara lebih terarah dan masyarakatnya lebih disiplin hukum.
BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANGERANG