secara relatif harga pokok penjualan semakin rendah. Jumlah responden yang mempunyai nilai GPM di atas atau sama dengan nilai rata-rata 13,27 persen
sebesar 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai nilai GPM dibawah rata-rata, ini berarti sebagian besar
responden mempunyai kinerja yang rendah dalam menghasilkan penjualan. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa rata-rata nilai ROI dalam sektor
industri sebesar 8,05 persen, yang berarti dalam satu tahun responden dalam sektor ini dapat menghasilkan laba bersih sebesar 8,05 persen dari nilai aktivanya,
semakin tinggi hasil yang diperoleh maka semakin baik juga kinerjanya. Jumlah reponden yang mempunyai nilai ROI di atas atau sama dengan nilai rata-rata
8,05 persen sebesar 26,67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai nilai ROI di bawah nilai rata-rata, ini
dikarenakan masih kurang efektifnya responden dalam memanfaatkan aktiva. Pada Tabel 28 dapat diketahui juga bahwa komoditas tahu, tempe, dan
minuman ringan mempunyai nilai NPM, GPM, dan ROI yang besar dibanding komoditas yang lain. Selain itu, komoditas pandai besi juga mempunyai nilai yang
tinggi untuk rasio profitabilitasnya.
7.7.3 Sektor Pertanian
Sektor pertanian mempunyai nilai rasio yang berbeda dari kedua sektor sebelumnya. Seluruh komoditas yang diusahakan dalam sektor ini berupa usaha
perikanan, yaitu sebagian besar tani ikan lele. Rasio aktivitas dalam sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 29, dari data tersebut diketahui sebaran nilai
rasio aktivitas tiap responden dalam sektor pertanian.
Tabel 29. Rasio Aktivitas dalam Sektor Pertanian
Responden Usaha
Perputaran Persediaan
Perputaran Piutang Perputaran Total
Aktiva
1 LELE
1,58 32,00
0,92 2
LELE 1,95
23,33 1,22
3 LELE
1,52 27,69
0,83 4
LELE 1,66
15,45 0,89
5 LELE
1,66 18,67
1,07 6
LELE 1,20
27,00 0,75
7 LELE
1,72 27,00
1,00 8
LELE 1,57
13,71 1,19
9 LELE
1,68 26,47
1,23 10
LELE 1,60
24,00 0,53
11 LELE
2,98 24,50
1,17 12
LELE 5,52
35,71 0,60
13 IKAN HIAS
1,73 10,00
0,67 14
LELE 3,74
6,93 1,38
15 LELE
3,74 6,93
1,59 16
LELE 1,37
11,81 0,72
17 LELE
1,40 10,00
0,35 18
LELE 1,55
16,00 0,65
19 LELE
0,63 -
0,07 20
LELE 23,38
7,88 1,24
21 LELE
2,52 28,00
3,85 22
LELE 1,59
20,00 1,14
23 LELE
1,83 9,43
0,88 24
GURAME 2,32
20,00 0,59
25 LELE
1,75 22,00
0,77 26
PATIN 2,57
- 0,62
27 LELE
1,63 24,00
0,49 28
LELE 7,33
35,71 2,00
29 LELE
2,85 31,07
1,20 30
LELE 1,86
12,85 1,21
Rata-rata 2,95
18,94 1,03
Berdasarkan Tabel 29, rata-rata nilai perputaran persedian persediaan dalam sektor pertanian sebesar 2,95. Tingkat perputaran persediaan dalam sektor
pertanian dalam satu tahun sebanyak 2,95 kali. Nilai perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang rendah, sehingga penjualan yang
dihasilkan akan meningkat. Jumlah responden yang mempunyai nilai perputaran persediaan di atas atau sama dengan nilai rata-rata 2,95 sebesar 20 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian reponden belum mempunyai kinerja yang baik dalam mengatur jumlah persediaan yang dimiliki.
Nilai perputaran piutang dapat dilihat juga pada Tabel 29, berdasarkan data tersebut dapat diketahui rata-rata nilai perputaran piutang dalam sektor
pertanian sebesar 18,94. Tingkat penagihan piutang dalam sektor pertanian dalam satu tahun sebanyak 18,94 kali, rasio yang lebih tinggi menunjukkan kinerja yang
baik karena mempunyai saldo piutang yang rendah. Jumlah reponden yang mempunyai nilai perputaran piutang di atas atau sama dengan nilai rata-rata
18,94 sebesar 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa reponden dalam sektor pertanian mempunyai kinerja yang baik dalam penagihan piutang, jumlah piutang
yang diterima rendah karena pembayaran dilakukan secara tunai. Pada Tabel 29 dapat diketahui rata-rata nilai perputaran total aktiva dalam
sektor pertanian sebesar 1,03 yang berarti penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan dalam satu tahun sebesar 1,03 kali. Pada umumnya semakin tinggi
perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Jumlah responden yang mempunyai nilai perputaran di atas atau sama dengan nilai rata-rata 1,03
sebesar 43,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih kurang efisien dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Semua itu juga disebabkan oleh masih minimnya peralatan yang digunakan untuk mendukung jalannya usaha. Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui juga bahwa
komoditas yang mempunyai nilai rasio aktivitas tinggi adalah komoditas ikan lele. Rasio profitabilitas dalam sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 30,
dari data tersebut dapat diketahui sebaran nilai rasio profitabilitas tiap responden
dalam sektor pertanian. Selain itu, dapat dilihat juga pada tabel tersebut rata-rata nilai rasio profitabilitas NPM, GPM, dan ROI.
Tabel 30. Rasio Profitabilitas dalam Sektor Pertanian
Responden Usaha
NPM GPM
ROI
1 LELE
5,83 10,00
5,35 2
LELE 3,04
7,86 3,70
3 LELE
9,17 13,33
7,65 4
LELE 3,50
14,68 3,12
5 LELE
4,64 12,50
4,95 6
LELE 11,05
14,20 8,29
7 LELE
4,89 7,67
4,88 8
LELE 14,17
18,33 16,79
9 LELE
6,22 13,56
7,63 10
LELE 17,50
20,00 9,22
11 LELE
4,95 14,74
5,77 12
LELE 7,00
17,25 4,23
13 IKN HIAS
3,33 15,00
2,22 14
LELE 3,08
6,44 4,23
15 LELE
3,08 6,44
4,88 16
LELE 4,71
9,06 3,38
17 LELE
4,60 10,60
1,60 18
LELE 5,44
7,53 3,55
19 LELE
73,33 86,67
4,78 20
LELE 6,03
10,95 7,45
21 LELE
7,26 10,12
27,98 22
LELE 12,17
15,50 13,90
23 LELE
5,45 8,48
4,80 24
GURAME 4,88
8,00 2,86
25 LELE
5,45 17,27
4,23 26
PATIN 6,67
14,37 4,14
27 LELE
12,00 18,67
5,89 28
LELE 6,08
12,08 12,16
29 LELE
7,82 14,71
9,39 30
LELE 7,39
13,23 8,92
Rata-rata 9,02
1497 6,93
Berdasarkan Tabel 30, rata-rata nilai NPM pada sektor pertanian sebesar 9,02 persen, yang berarti tingkat laba bersih yang diterima oleh para responden
dalam satu tahun sebesar 9,02 persen dari jumlah penjualannya. Pada umumnya semakin tinggi nilai NPM maka semakin baik juga kinerjanya. Jumlah responden
yang mempunyai nilai NPM di atas atau sama dengan nilai rata-rata 9,02 persen sebesar 23,33 persen.
Pada Tabel 30 dapat diketahui juga rata-rata nilai GPM responden dalam sektor pertanian sebesar 14,97 persen, yang berarti tingkat laba kotor yang
diterima oleh responden dalam satu tahun sebesar 14,97 persen dari jumlah penjualannya. Nilai rasio yang semakin tinggi maka nilai laba yang diperoleh juga
tinggi. Jumlah responden yang mempunyai nilai GPM diatas atau sama dengan nilai rata-rata 14,97 persen sebesar 26,67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini masih dibawah nilai rata-rata. Rata-rata nilai ROI responden dalam sektor pertanian sebesar 6,93 persen,
yang berarti tingkat laba bersih yang dihasilkan responden dalam satu tahun sebesar 6,93 persen dari nilai total aktivanya. Semakin tinggi nilai rasionya maka
nilai yanag akan dihasilkan akan semakin baik juga. Jumlah responden yanag mempunyai nilai ROI diatas atau sama dengan nilai rata-rata 6,93 persen
sebesar 36,67 persen. Hal ini menunjukkan juga bahwa reponden sektor pertanian sebagian besar mempunyai nilai ROI dibawah nilai rata-rata.
Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui juga bahwa komoditas lele mempunyai nilai NPM, GPM, dan ROI yang tinggi. Selain itu komoditas patin
juga mempunyai nilai NPM dan GPM yang tingi, sedangkan nilai ROI-nya rendah.
7.7.4 Perbandingan Rasio Aktivitas di Setiap Sektor