Profil Usaha Analisis penerimaan kupedes terhadap performance business debitur dalam sektor perdagangan, industri, dan pertanian di Bank Rakyat Indonesia Unit Parung, Bogor

Berdasarkan perhitungan, dapat digambarkan bahwa jumlah tanggungan keluarga di sektor pertanian lebih rendah. Hal ini dikarenakan usia responden yang sudah lanjut, tempat tinggal di desa dan banyak anaknya yang sudah menikah, sehingga tanggungan keluarganya lebih rendah dibandingkan dengan sektor perdagangan dan industri yang kebanyakan bertempat tinggal di daerah perkotaan. Data jumlah tanggungan tiap sektor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Responden Menurut Tanggungan Keluarga Tanggungan Keluarga Perdagangan Industri Pertanian Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 0-1 Orang 14 46,67 12 40,00 15 50,00 2-3 Orang 15 50,00 17 56,67 14 46,67 4 Orang ke atas 1 3,33 1 3,33 1 3,33 Total 30 100 30 100 30 100

6.2 Profil Usaha

Profil usaha responden perlu diketahui sebelum mengukur kinerja dari responden tersebut. Salah satu bentuk dari profil usaha responden adalah pengalaman usaha. Pengalaman yang dimiliki responden akan mempengaruhi kinerja responden tersebut, semakin lama orang tersebut menekuni atau mendalami usahanya maka orang tersebut dapat memahami usahanya secara keseluruhan dan mempunyai kemampuan untuk memperkecil peluang terjadinya resiko. Oleh karena itu, pihak BRI lebih mendahulukan responden yang sudah berpengalaman untuk mendapatkan Kupedes. Profil usaha responden dalam penelitian ini diukur berdasarkan pengalaman usaha, komoditas yang dijalankan, awal tahun pinjaman dan pinjaman yang diterima. Usaha yang dibiayai oleh Kupedes minimal sudah berjalan satu tahun. Data pengalaman usaha responden dalam penelitian ini dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Profil Usaha Menurut Pengalaman Usaha Pengalaman Usaha Perdagangan Industri Pertanian Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 3-10 Tahun 8 26,67 8 26,67 8 26,67 11-18 Tahun 11 36,67 14 46,67 11 36,67 19-26 Tahun 9 30,00 6 20,00 6 20,00 27 Tahun ke atas 2 6,67 2 6,67 2 6,67 Total 30 100 30 100 30 100 Pada Tabel 15 dijelaskan bahwa sebagian besar responden di setiap sektor mempunyai pengalaman usaha antara 11-18 tahun, sebesar 36,67 persen untuk sektor perdagangan dan pertanian, dan 46,67 persen untuk sektor industri. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini sebagian besar responden mempunyai pengalaman usaha yang sudah lama, yaitu minimal 11 tahun. Komoditas yang diusahakan di sektor perdagangan dan industri mempunyai kesamaan, sedangkan komoditas di sektor pertanian merupakan pertanian ikan lele. Sebaran komoditas di setiap sektor dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Profil Usaha Menurut Komoditas yang diusahakan Komoditas Perdagangan Industri Pertanian Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Makanan dan minuman 16 53,33 14 46,67 0,00 Pakaian 3 10,00 8 26,67 0,00 Peralatan RT 3 10,00 0,00 0,00 Lain-lain 8 26,67 8 26,67 0,00 Perikanan 30 100 Total 30 100 30 100 30 100 Pada Tabel 16 diketahui komoditas yang mendominasi dalam peminjaman Kupedes di sektor perdagangan 53,33 persen dan industri 46,67 persen adalah komoditas makanan dan minuman seperti dagang sembako, warung makan, pembuatan tahu dan tempe, pembuatan kripik, dan dagang sayur. Pada sektor pertanian komoditas yang mendominasi dalam peminjaman Kupedes di BRI Unit Parung adalah komoditas perikanan yaitu tani ikan lele, sebesar 100 persen. Hal tersebut dikarenakan, daerah Parung merupakan sentra petani ikan dan selain itu, hasil panen yang diterima lebih besar dibanding dengan tani tanaman. Budidaya ikan lele relatif lebih mudah untuk dilakukan, karena ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang sekalipun dalam kondisi air yang jelek, keruh, kotor, dan miskin O 2 . Selain itu, ikan lele dapat dipanen sebulan sekali untuk ukuran bibit dan tiga bulan sekali untuk ukuran besar, sehingga dalam setahun petani dapat melakukan panen empat kali panen. Tingkat keberhasilan pemanenan lele mencapai 70 persen, dengan tingkat kematian 30 persen yang disebabkan karena tidak dapat bersaing mencari makan, dimakan lele lain, dan sakit. Setelah menganalisis komoditas yang diusahakan, maka akan dilihat awal tahun pinjaman responden di setiap sektor. Data mengenai awal tahun pertama para responden menerima Kupedes dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Profil Usaha Menurut Awal Tahun Pinjaman Tahun Perdagangan Industri Pertanian Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 1987-1996 1 3,33 2 6,67 1 3,33 1997-2000 7 23,33 6 20,00 5 16,67 2001-2004 7 23,33 6 20,00 9 30,00 2005-2007 15 50,00 16 53,33 15 50,00 Total 30 100 30 100 30 100 Berdasarkan Tabel 17, responden dalam penelitian ini merupakan para nasabah yang mempunyai pengalaman meminjam Kupedes antara tahun 2005 hingga 2007. Dalam sektor perdagangan jumlah responden yang meminjam pada tahun tersebut sebesar 50 persen, pada sektor industri sebesar 53,33 persen, dan pada sektor pertanian sebesar 50 persen. Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan nasabah baru, yaitu yang melakukan pinjaman baru tiga tahun antara tahun 2005 hingga 2007. Pengalaman responden memasuki dunia kredit juga mempengaruhi besarnya plafond yang akan diterima, biasanya pihak BRI lebih mengutamakan nasabah lama dibandingkan dengan nasabah yang baru mengajukan kredit. Hal tersebut dikarenakan pihak BRI sudah mengetahui kemampuan dan kapasitas nasabah lama dibanding dengan nasabah baru. Selain itu,BRI juga mempunyai berkas tentang riwayat nasabah lama dalam menjalankan kewajibannya membayar angsuran Kupedes. Salah satu atribut profil usaha yang akan diukur da;am penelitian ini adalah pinjaman Kupedes yang diterima oleh responden. Pinjaman Kupedes di setiap sektor dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Profil Usaha Menurut Pinjaman Kupedes Pinjaman Rp Perdagangan Industri Pertanian Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 7 juta-25 juta 28 93,33 25 83,33 21 70,00 26 juta-44 juta 2 6,67 1 3,33 5 16,67 45 juta-63 juta 0,00 1 3,33 2 6,67 64 juta ke atas 0,00 3 9,99 2 6,67 Total 30 100 30 100 30 100 Pada tabel 18 dijelaskan bahwa sebagian besar responden di setiap sektor yang diteliti mempunyai jumlah pinjaman Kupedes antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000. Dalam sektor perdagangan, responden yang mempunyai pinjaman antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000 sebesar 93,33 persen, kemudian diurutan kedua dengan jumlah responden sebesar 83.3 persen adalah sektor industri, dan diurutan ketiga dengan jumlah responden sebesar 70 persen adalah sektor pertanian. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata pinjaman yang diterima oleh responden di semua sektor antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000. Hal ini dikarenakan, besarnya plafond yang dapat disetujui oleh pihak BRI Unit nilai plafond hingga Rp 25.000.000, namun untuk plafond di atas Rp 25.000.000 harus diajukkan ke BRI cabang. Selain itu, rata-rata responden dalam penelitian ini merupakan nasabah baru dan hanya mempunyai riwayat pinjaman kredit selama tiga tahun, yaitu antara tahun 2005 hingga 2007 sehingga pihak bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit dengan jumlah yang lebih besar. Selain itu, pihak BRI juga belum mengenal secara jelas kapasitas dan kemampuan responden dalam menjalankan usahanya. 63 BAB VII PENGARUH KUPEDES TERHADAP PERFORMANCE BUSINESS Berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan bantuan Microsoft excel 2007 maka akan dibandingkan pengaruh Kupedes terhadap performance business atau kinerja perusahaan. Dalam hal ini sektor perdagangan, industri, dan pertanian yang dilihat dari segi laba, asset, persediaan, penjualan, biaya operasi, dan biaya rumah tangga. Penelitian ini tidak dilakukan terhadap individu tetapi dalam satu sektor, hal itu dikarenakan keterbatasan data yang diterima. Sektor perdagangan dalam penelitian ini adalah usaha dalam bentuk makanan dan minuman, pakaian, dan alat-alat rumah tangga. Pinjaman Kupedes dalam sektor ini di mulai dari Rp 8.000.000 hingga Rp 35.000.000 yang paling besar dan mempunyai pengalaman rata-rata diatas 11 tahun. Skala dalam penelitian ini yaitu 1 : 1.745.000, besarnya skala berdasarkan selisih nilai tertinggi dan terendah kinerja responden Rp dalam sektor perdagangan. Sektor industri dalam penelitian ini meliputi industri tahu, konveksi pakaian, sarung tangan, tempe, barang-barang plastik dan kerajinan tas. Besarnya pinjaman yang diterima mulai dari Rp 12.000.000 hingga Rp 80.000.000. Skala dalam penelitian ini yaitu 1 : 4.950.000, besarnya skala berdasarkan selisih nilai tertinggi dan terendah kinerja responden Rp dalam sektor industri. Sektor pertanian dalam penelitian ini mencakup tani ikan lele, ikan hias, Patin, dan gurame. Responden yang diteliti sebagian besar berprofesi sebagai petani ikan lele, jarang sekali dijumpai para petani tanaman. Responden memilih komoditas ikan karena hasil yang diperoleh cepat panen yaitu 2-3 bulan sekali. Pemeliharaannya tidak rumit dan tidak membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga komoditas ini disukai oleh para responden. Skala dalam penelitian ini yaitu 1 : 1.440.000, besarnya skala berdasarkan selisih nilai tertinggi dan terendah kinerja responden Rp dalam sektor pertanian. Kupedes yang diterima sebagian besar digunakan oleh responden untuk menambah modal kerja. Dalam penelitian ini akan dilihat dari keterkaitan pinjaman Kupedes terhadap performance business antara sektor pedagangan, industri, dan pertanian. Kinerja responden tiap sektor akan dibandingkan berdasarkan jumlah responden yang nilai kinerjanya berbanding lurus dengan Kupedes dan nilai rata-rata kinerjanya. Jumlah responden merupakan proiritas utama dalam menentukan kinerja tiap sektor. 7.1 Keterkaitan Kupedes terhadap Nilai Laba 7.1.1 Sektor Perdagangan