Latar Belakang Analisis penerimaan kupedes terhadap performance business debitur dalam sektor perdagangan, industri, dan pertanian di Bank Rakyat Indonesia Unit Parung, Bogor

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Besarnya pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa sektor, di antaranya sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, serta keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Pada Tabel 1 dijelaskan mengenai jumlah PDB yang diberikan setiap sektor kepada negara. Tabel 1. Nilai PDB Tahun 2003-2007 Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dalam Triliun Rupiah Lapangan Usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 1. Pertanian 240,4 247,2 253,7 262,4 271,6 2. Pertambangan 167,6 160,1 165,1 168,0 171,4 3. Industri Pengolahan 441,8 469,9 491,4 514,1 538,1 4. Listrik, gas dan air bersih 10,3 10,9 11,6 12,3 13,5 5. Bangunan 89,6 96,3 103,5 112,2 121,9 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 256,5 271,1 293,9 312,5 338,9 7. Pengangkutan dan Komunikasi 85,5 96,9 109,5 125,0 142,9 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 140,4 151,1 161,4 170,1 183,7 9. Jasa-jasa 145,1 152,9 160,6 170,7 182,0 Sumber : Badan Pusat Statistika, 2007 1 . Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa, sektor pertanian, industri, dan perdagangan merupakan tiga sektor usaha yang mempunyai peranan besar bagi perekonomian negara. Ketiga sektor tersebut merupakan basis pertumbuhan ekonomi nasional dan strategis bagi perekonomian bangsa. Hal ini dikarenakan, sektor-sektor tersebut memberikan sumbangan terbesar terhadap peningkatan 1 www.bps.go.id diakses tanggal 18 Februari 2008 PDB nasional. Sektor pertanian memberikan penambahan PDB terkecil diantara kedua sektor tersebut. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa penyumbang terbesar PDB bagi negara adalah sektor industri, dan sektor perdagangan berada diurutan kedua. Keberhasilan ketiga sektor tersebut dalam meningkatkan PDB negara tidak terlepas dari fungsinya sebagai penyedia pangan, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan baku industri, dan sumber devisa bagi negara. Keberadaan sumber daya alam Indonesia sangat mendukung dalam pengembangan ketiga sektor tersebut. Posisi kredit diketiga sektor tersebut perdagangan, industri, dan pertanian mengalami kenaikan dari tahun 2002 hingga 2006. Namun, dapat dilihat juga bahwa pangsa kredit di ketiga sektor tersebut berfluktuatif setiap tahunnya. Posisi tertinggi berada di sektor perindustrian tetapi pangsa kreditnya mengalami penurunan. Walaupun ketiga sektor tersebut sebagai salah satu pendukung perekonomian, namun masih membutuhkan kredit sebagai salah satu alternatif pembiayaan. Penyaluran kredit ke ketiga sektor tersebut mempunyai proporsi yang berbeda, pihak perbankan memberikan proporsi kredit lebih besar ke sektor perdagangan dan industri. Sektor pertanian mendapatkan proporsi yang lebih rendah dibandingkan kedua sektor tersebut, alasan utamanya karena sektor pertanian memiliki resiko lebih besar dan hasil yang didapatkan tidak dapat ditentukan atau diprediksi sebelumnya, karena ditentukan oleh faktor alam. Penyaluran kredit pada beberapa sektor ekonomi oleh lembaga keuangan bank mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal tersebut dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Kredit Nasional Sektor Ekonomi Posisi Triliun Rupiah Pangsa 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 Pertanian 22,7 24,6 33,1 37,2 45,2 6,1 5,6 5,9 5,3 5,7 Pertambangan 3,9 5,1 7,8 8,1 14,1 1,1 1,2 1,4 1,2 1,8 Perindustrian 122,7 123,8 144,9 171,3 184,0 33,1 28,5 25,9 24,6 23,2 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,4 4,5 6 5,4 7,2 1,2 1 1,1 0,8 0,9 Konstruksi 9,4 12,5 20 27 33,1 2,5 2,9 3,6 3,9 4,2 Perdagangan 66,3 85,1 113,1 135,8 163,4 17,9 19,6 20,2 19,5 20,6 Pengangkutan 12,6 16,4 17,7 19,8 27,1 3,4 3,8 3,2 2,8 3,4 Jasa Dunia Usaha 31,8 45 56,4 72,6 78,4 8,6 10,3 10,1 10,4 9,9 Jasa Sosial 4,6 10,9 8,1 10 12,0 1,2 2,5 1,4 1,4 1,5 Lain-lain 92,9 112,6 152,5 208,4 227,7 25 25,9 27,3 30 28,7 Total 371,3 440,5 559,6 714,9 792,2 100 Sumber : Bank Indonesia, 2007 2 . Berdasarkan Tabel 2, penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada tahun 2006 sebesar Rp. 45.2 dan PDB 2007 sebesar Rp 271.6 dalam triliun. Sektor perindustrian sebesar Rp. 184.0 dan PDB sebesar Rp 538.1 dalam triliun, dan sektor perdagangan sebesar Rp. 163.4 dan PDB sebesar Rp. 338.9 dalam triliun. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah penyaluran kredit oleh lembaga perbankan dari tahun 2002 hingga 2006, tidak terkecuali sektor perdagangan, industri, dan pertanian. Proporsi kredit yang dikeluarkan oleh bank-bank di Indonesia berbeda- beda, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 tersebut, dapat diketahui enam besar dari sepuluh bank yang memberikan dan menyalurkan kredit umum. 2 www.bi.go.id diakses tanggal 19 Februari 2008 Tabel 3 Tingkat Bank Berdasarkan Kredit Urutan Posisi Kredit Nama Bank Desember 2006 November 2007 Total Kredit dalam miliar Pangsa terhadap Kredit Umum Total Kredit dalam miliar Pangsa terhadap Kredit Umum 1. PT. Bank Mandiri Tbk 108.492 13,69 114.600 11,93 2. PT.`Bank Rakyat Indonesia 90.295 11,40 109.752 11,42 3. PT. Bank Negara Indonesia Tbk 66.494 8,39 84.409 8,79 4. PT. Bank Central Asia Tbk 61.549 7,77 76.004 7,91 5. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk 41.062 5,18 50.454 5,25 6. PT. Bank Niaga Tbk 33.208 4,19 39.641 4,13 Sumber : Bank Indonesia, 2007 3 . Pada Tabel 3 dijelaskan bahwa PT. Bank Mandiri memiliki tingkat kredit paling besar ditahun 2006 dan 2007 dengan pangsa 13,69 persen dan PT. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan kedua dengan pangsa 11,40 persen. Pada urutan yang lainnya terdapat Bank Negara Indonesia, Bank Centra Asia, Bank Danamon, dan Bank Niaga. Sedangkan diurutan ketujuh hingga kesepuluh terdapat Bank Permata, Bank Internasional Indonesia, Citibank, dan Panin Bank. Keempat bank tersebut secara bergantian berada diurutan ketujuh hingga ke sepuluh pada tahun 2006 dan 2007. Salah satu lembaga keuangan yang memiliki perhatian terhadap sektor perdagangan, industri, dan pertanian adalah Bank Rakyat Indonesia BRI. BRI 3 www.bi.go.id diakses tanggal 19 Februari 2008 memberikan kredit ke sektor usaha mikro hingga ke pedesaan. Program unggulan BRI dalam rangka membantu penyediaan modal usaha mikro adalah Kredit Umum Pedesaan Kupedes. Kupedes disalurkan melalui BRI unit yang tersebar di desa maupun kota di seluruh Indonesia agar mudah dijangkau oleh masyarakat dan sektor usaha mikro. Kupedes memiliki peranan dalam hal pembiayaan usaha di ketiga sektor tersebut, namun belum tentu Kupedes mempunyai keterkaitan terhadap kinerja sektor-sektor tersebut.

1.2 Perumusan Masalah