Sektor Perdagangan Analisis Rasio Aktivitas dan Profitabilitas di Setiap Sektor

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas yang dihubungkan dengan penjualan, yaitu laba rugi dalam persentase yang umumnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Dalam analisis rasio ini akan diukur marjin laba kotor GPM, marjin laba bersih NPM, dan ROI dari setiap sektor dalam penelitian ini.

7.7.1 Sektor Perdagangan

Rasio akivitas pada sektor perdagangan dapat dijelaskan pada Tabel 25. Pada Tabel 25 menjelaskan bahwa rata-rata perputaran persediaan dalam sektor perdagangan sebesar 4,26 artinya dalam satu tahun responden melakukan perputaran persedian sebanyak 4,26 kali. Dalam hal ini, semakin tinggi perputaran persediaan berarti tingkat persediaan rendah sehingga dengan rendahnya tingkat persediaan dapat mengakibatkan kekurangan persediaan, tetapi kinerja perusahaan baik karena rendahnya barang yang terjual. Nilai perputaran persediaan tertinggi mencapai 17,86 dan nilai terkecil sebesar 0,43. Nilai perputaran persediaan yang tinggi menggambarkan bahwa dalam satu tahun persediaannya sangat rendah, hal tersebut terjadi karena kinerja perusahaan dalam menjual barang sangat baik. Dalam penelitian ini perputaran persediaan responden yang efektif, yaitu lebih tinggi dari rata-rata nilai perputaran persediaan dalam sektor perdagangan. Jumlah responden yang memiliki nilai rasio di atas 4,26 sebesar 36,67 persen. Tabel 25. Rasio Aktivitas dalam Sektor Perdagangan Responden Usaha Perputaran Persediaan Perputaran Piutang Perputaran Total Aktiva 1 PAKAIAN 5,25 2,50 1,24 2 SEMBAKO 1,25 58,67 1,12 3 ONDERDIL MOBIL 1,30 13,40 1,22 4 PERALATAN RT 1,38 22,33 1,12 5 PAKAIAN 2,13 50,00 0,87 6 PERALATAN RT 2,20 1,23 0,82 7 SPARE PART MOTOR 7,80 28,00 1,75 8 SEMBAKO 1,56 24,00 0,82 9 PERALATAN RT 5,10 2,45 1,60 10 SEMBAKO 5,04 27,00 1,80 11 SEMBAKO 2,84 32,00 1,42 12 SEMBAKO 2,31 20,77 1,29 13 PASIR 2,63 100,00 1,15 14 SEMBAKO 1,67 37,50 1,17 15 SEMBAKO 4,40 2,38 1,24 16 KARUNG PLASTIK 1,51 16,00 0,69 17 MATERIAL 2,43 13,55 1,29 18 GORDEN 1,53 12,25 1,01 19 SAYUR 12,60 46,00 3,29 20 SAYUR 9,29 90,00 1,30 21 SEMBAKO 1,20 45,00 0,28 22 WRG MAKAN 13,12 45,00 0,13 23 MINUMAN 1,30 47,00 0,97 24 SEMBAKO 2,74 20,00 1,74 25 SAYUR 17,86 40,00 7,89 26 BESI TUA 4,65 13,00 1,10 27 SEMBAKO 0,43 4,74 1,22 28 PAKAIAN 7,29 2,00 0,97 29 ES DAWET 3,59 - 2,12 30 SEMBAKO 1,46 50,00 1,19 Rata-rata 4.26 28.89 1,46 Selain perputaran persediaan, pada Tabel 25 dapat diketahui juga nilai perputaran piutang setiap responden dalam sektor perdagangan. Nilai perputaran piutang yang tinggi menggambarkan kinerja perusahaan dalam mengatur atau penagihan piutang sangat baik, sehingga nilai piutang yang dimiliki rendah dan menyebabkan nilai perputarannya tinggi. Rata-rata perputaran piutang dalam sektor perdagangan sebesar 28,89, yang artinya dalam setahun responden rata-rata melakukan penagihan piutang sebanyak 28,89 kali. Dalam hal ini, kinerja responden baik apabila nilai perputaran piutangnya di atas nilai rata-rata 28,89, jumlah responden yang mempunyai nilai tersebut sebesar 40 persen. Dalam Tabel 25 juga dijelaskan tentang perputaran total aktiva setiap responden dalam sektor perdagangan. Rata-rata perputaran total aktiva responden dalam penelitian ini sebesar 1,46, yang artinya dalam satu tahun rata-rata respoden melakukan perputaran aktiva sebesar 1,46 kali. Efisiensi penggunaan aktiva ditunjukkan dengan semakin tingginya perputaran aktiva. Nilai perputaran aktiva terbesar dalam sektor ini sebesar 7,89 dan nilai terendah sebesar 0,13. Dalam hal ini, responden dikatakan efisien dalam penggunaan aktiva apabila mempunyai nilai perputaran aktiva di atas nilai rata-rata 1,46. Jumlah responden yang mempunyai nilai perputaran aktivanya di atas nilai rata-rata sebesar 23,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden di sektor perdagangan belum efesien dalam menggunakan aktivanya. Pada Tabel 25 juga dapat diketahui bahwa komoditas makanan berupa sembako, sayuran, dan warung makan mempunyai nilai perputaran piutang dan total aktiva yang besar, sedangkan untuk nilai perputaran persediaan, komoditas sembako mempunyai nilai yang rendah. Hal ini terjadi karena produk yang dijual merupakan produk tahan lama. Pada Tabel 26 dijelaskan mengenai rasio profitabilitas yang dimiliki oleh responden dalam sektor perdagangan. Berdasarkan Tabel 26 tersebut dapat dilihat kinerja responden berdasarkan rasio profitabilitasnya. Nilai NPM tiap responden, rata-rata nilai NPM responden dalam penelitian ini sebesar 6,18 persen dengan nilai terbesar sebesar 17,89 persen dan nilai terendah sebesar 1,93 persen. Semakin besar nilai rasio NPM-nya, maka nilai laba bersih setelah pajak yang diterima juga semakin besar. Responden yang memilki nilai NPM yang baik apabila nilai NPM-nya berada di atas nilai rata-rata 6,18 persen. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa responden yang memiliki nilai NPM-nya 61,8 sebesar 43,33 persen. Hal ini berarti, responden dalam penelitian ini masih banyak yang memiliki nilai NPM dibawah nilai rata-rata. Tabel 26. Rasio Profitabilitas dalam Sektor Perdagangan Responden Usaha NPM GPM ROI 1 PAKAIAN 6,76 10,00 8,41 2 SEMBAKO 7,12 10,00 7,95 3 ONDERDIL MOBIL 5,99 11,01 7,30 4 PERALATAN RT 7,03 9,42 7,86 5 PAKAIAN 5,00 9,40 4,37 6 PERALATAN RT 5,41 10,84 4,44 7 SPARE PART MOTOR 8,21 16,43 14,38 8 SEMBAKO 3,17 6,17 2,59 9 PERALATAN RT 9,44 15,00 15,13 10 SEMBAKO 7,41 15,93 13,33 11 SEMBAKO 4,22 11,25 6,00 12 SEMBAKO 1,96 7,56 2,54 13 PASIR 6,50 18,00 7,45 14 SEMBAKO 5,00 9,20 5,84 15 SEMBAKO 4,21 7,47 5,20 16 KARUNG PLASTIK 4,00 5,50 2,75 17 MATERIAL 4,13 15,13 5,33 18 GORDEN 3,43 7,65 3,46 19 SAYUR 7,83 17,83 25,71 20 SAYUR 17,81 22,58 23,09 21 SEMBAKO 7,78 86,67 2,21 22 WRG MAKAN 4,78 14,00 0,64 23 MINUMAN 8,19 13,30 7,93 24 SEMBAKO 5,00 11,00 8,70 25 SAYUR 5,92 10,71 46,71 26 BESI TUA 7,38 10,62 8,14 27 SEMBAKO 6,78 15,00 8,30 28 PAKAIAN 3,58 13,25 3,48 29 ES DAWET 5,36 13,39 11,36 30 SEMBAKO 6,00 12,46 7,14 Rata-rata 6,18 14,56 9,26 Pada Tabel 26 dapat diketahui nilai GPM-nya, sebagian besar responden mempunyai nilai rata-rata sebesar 14,56 persen, semakin tinggi nilai GPM-nya maka semakin baik kinerja responden dan semakin rendah harga pokok barang yang dijual. Dalam penelitian ini nilai GPM terbesar 86,67 persen dan nilai terendah sebesar 5,50 persen. Responden mempunyai kinerja yang baik apabila nilai GPM-nya di atas 14,56 persen. Dari data dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki nilai GPM di atas nilai rata-rata 14,56 persen sebesar 30 persen, berarti responden dalam penelitian ini masih rendah kinerjanya. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah responden yang memiliki nilai GPM-nya di atas rata-rata. Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, rata-rata nilai ROI responden sebesar 9,26 persen, artinya rata-rata responden dalam penelitian ini menghasilkan laba dalam satu tahun sebesar 9,26 persen dari total aktiva yang tersedia. Semakin tinggi hasil yang dihasilkan maka akan semakin baik juga kinerja responden dalam sektor perdagangan. Nilai ROI responden yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 9,26 persen sebesar 23,33 persen, berdasarkan hasil ini maka sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki nilai ROI dibawah nilai rata-rata sektor perdagangan. Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui juga bahwa komoditas berupa sembako, minuman, dan sayuran mempunyai niali NPM, GPM, dan ROI yang tinggi. Selain itu, komoditas peralatan rumah tangga dan spare part motor juga memiliki nilai NPM, GPM, dan ROI yang tinggi.

7.7.2 Sektor Industri